Musibah selalu merundung manusia. Entah itu cobaan atau teguran adalah bagaimana cara kita memandangnya dan menanggapinya. Begitu juga yang terjadi pada saya.
Saya selalu merasa Allah SWT selalu menyayangi saya. Di malam hari ketika saya memandang langit yang dihiasi bintang, saya selalu merasa seperti satu bintang yang paling bersinar dibanding yang lain di mata Tuhan. Saya bagaikan pemeran utama dalam sebuah Role Play dan Allah tidak pernah melepaskan pandangan-Nya terhadap saya.
Bagaimana bisa, karena dari miliaran manusia di bumi, saya selalu diperhatikan-Nya. Ketika orang lain melakukan kejahatan, maksiat, dan dosa, dan hidup mereka masihlah sama. Mengapa saat saya lalai pada-Nya sebentar saja, Ia langsung menegur saya. Dan saya mengartikannya sebagai rasa cinta-Nya pada saya sehingga tak mengijinkan saya berbuat dosa. Berikut satu cerita saya yang tak pernah terlupakan.
Advertisement
Melewati masjid begitu saja
Sore itu saya baru pulang dari kampus dan bermain dengan teman ke salah satu supermall dekat kampus. Ketika kaki saya baru sampai di teras asrama, dering telepon saya berbunyi. Rupanya telepon itu dari ayah saya di kampung. Ayah saya mengabarkan bahwa sepupu saya akan diwisuda esok hari, dan saya diminta untuk ke rumahnya.
Akhirnya saya memutuskan datang ke rumah sepupu, namun sebelumnya saya ke Mall untuk membeli hadiah wisuda. Setelah mendapatkan hadiah, saya berjalan menuju halte di mana saya biasa menunggu bis. Di tengah jalan, kumandang adzan Maghrib berkumandang. Saya melewati sebuah mesjid. Namun setan hebat sekali membujuk saya. Saya tetap jalan melewatinya begitu saja dan berpikir akan salat di tempat sepupu mengingat rumahnya tidak terlalu jauh.
Akhirnya saya naik bis menuju rumah sepupu. Tibalah saya di depan gang rumah sepupu, saya harus menyeberang jalan yang cukup lebar dan arus kendaraannya kencang. Karena saya pernah terserempet motor, saya agak trauma menyeberang. Butuh cukup lama untuk menunggu jalanan benar-benar sepi sehingga saya bisa menyeberang.
Akhirnya jalanan sepi dan hanya ada 1 motor yang akan melintas di depan sana. Akhirnya saya menyebrang dengan hati-hati. Di tengah jalan, saat saya menoleh, tak disangka ada motor yang tidak menyalakan lampu bergerak cepat dan berkelok-kelok seperti orang mabuk mengendarai motor. Saya bingung dan pasrah. Motor itu dengan cepat menghantam saya, dan yang saya rasakan hanya kekosongan.
Kaki saya patah ditabrak sepeda motor oleng
Kejadian itu terjadi sangatlah cepat. Ketika saya tersadar kembali, saya sadar bahwa saya ada di tengah jalan dan harus segera menepi atau mobil akan melindas saya. Saya membuka mata saya, dan ternyata saya terseret hingga ke pinggir jalan. Orang-orang berkerumun mengelilingi saya. Saya berusaha bangun, dan ternyata.. Astagfirullahaladzim.. Kaki saya patah dan saya tidak bisa bergerak. Orang sekitar berteriak “kakinya patah kakinya patah” dan langsung menghentikan sebuah taxi.
Saya masih tetap tersadar dan panik. Saya menghubungi sepupu untuk menolong saya, tapi tidak dijawab. Saya hubungi semua keluarga dia, tapi juga tidak dijawab. Sebenarnya saya menghindari menelepon ke orang tua saya karena ibu saya orangnya mudah panik. Pasti ia akan histeris, dan membuat saya semakin panik. Tetapi tidak ada pilihan lain, dan saya mencoba menghubungi ayah saya namun yang mengangkat ibu saya, dan saya jelaskan perlahan bahwa saya kecelakaan tertabrak motor, seperti dugaan, beliau histeris sehisterisnya.
Akhirnya telepon dialihkan ke ayah saya dan ayah saya langsung menghubungi sepupu saya untuk menolong saya. Keluarga saya langsung pergi ke Jakarta. Sepupu saya dan mamanya tiba dan menolong saya, membawa saya ke rumah sakit terdekat. Kondisi saya saat itu hanya bingung, shock, dan tidak percaya.
Saya bersyukur masih hidup dan kaki saya tidak diamputasi
Di rumah sakit, saya ditangani di UGD, seorang dokter memeriksa saya. Dan saya langsung memberondongi beliau dengan pertanyaan. Apakah saya bisa sembuh. Apakah kaki saya tidak apa-apa. Dokter hanya memencet jari kaki saya dan bertanya apa saya bisa merasakannya. Dan saya jawab iya, lalu ia berkata bahwa kaki saya akan baik setelah operasi dan tidak harus amputasi. Saya hanya merasa lega dan merasa bersyukur tidak ada yang akan diambil oleh Tuhan.
Setelah itu, saya disuruh menunggu untuk operasi. Namun saya ingat bahwa saya belum salat Maghrib. Akhirnya saya membisikan pada sepupu bahwa saya belum salat, lalu sepupu saya menutup gorden UGD dan membiarkan saya salat sambil berbaring.
Malam itu saya berdoa dan memohon maaf pada Allah atas kelalaian saya. Tak sedikitpun kekesalan saya ungkapkan pada-Nya karena saya tahu itu adalah salah saya. Allah yang menyayangi saya menegur saya dengan keras, sehingga saya tidak akan mengulanginya lagi hingga nanti. Saya teringat kejadian dimana saya tertabrak, dan kematian baru saja melewati saya. Saya bersyukur Allah masih memberikan kesempatan-Nya pada saya untuk membenahi diri lagi.
Sejak saat itu saya tidak pernah menunda salat
Selama kurang lebih 6 bulan saya tidak bisa berjalan dan 1 tahun menggunakan tongkat, namun itu semua tak terasa lama. Saya menjalaninya dengan ikhlas dan selalu mensyukurinya. Selain Allah menegur saya dan saya berusaha lebih baik lagi untuk meningkatkan agama, saya juga mendapatkan hikmah dari itu semua. Keluarga dan teman berkumpul dan membantu saya pada masa recovery.
Hikmah terbesar saya adalah untuk tidak lagi menunda salat apalagi meninggalkannya. Karena saya akhirnya benar-benar sadar bahwa kematian bisa datang kapan saja. Dan hidup manusia sangat rapuh seperti lilin yang mana angin bisa menghembuskannya kapan saja. Ada banyak hal yang yang didapat dari musibah itu tergantung bagaimana cara kita memandangnya.
Semoga pembaca Vemale tidak akan pernah mendapatkan teguran yang keras semacam yang saya dapatkan. Teruslah tingkatkan ibadah, terutama di bulan suci. Jangan sampai Allah harus menampar Anda bahkan murka pada Anda. Naudzubillah mindzalik.
-oOo-
LOMBA KISAH RAMADAN VEMALE.COM
Menyambut bulan Ramadan 1436 H, Vemale.com mengajak para pembaca untuk membagikan kisah inspirasi. Kisah ini bisa tentang suka duka ketika memutuskan memakai hijab, kisah seru di bulan Ramadan, bagaimana rasanya jauh dari keluarga saat Lebaran atau kisah apapun yang meningkatkan sisi spiritual dan kedekatan Anda dengan Allah SWT.
Kirim kisah Anda melalui email ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KISAH RAMADAN VEMALE
30 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari Vemale.com. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 24 Juli 2015. Pemenang akan kami umumkan tanggal 28 Juli 2015.
Dari satu kisah, Anda bisa menjadi inspirasi bagi jutaan wanita Indonesia.
Share your story :)
(vem/yel)