Bulan Ramadan tahun ini membuat salah satu Sahabat Vemale teringat kisah sederhana bertahun-tahun silam.
-oOo-
Tengah hari itu, matahari bersinar begitu teriknya. Keringat menetes di sekujur tubuh setiap orang yang berlalu lalang di jalanan kecil pasar Kembangsari. Di pasar itulah ibuku berjualan sembako dan pritilan-pritilan lain untuk keperluan sehari-hari. Di sebuah warung kecil dan sederhana. Oh bukan, amat sangat sederhana lebih tepatnya sebab tak ada ruang untuk sekedar meluruskan kaki ketika pegal. Bahkan lampunya tidak menyala di saat malam. Tapi tak apa. Warung kecil itu adalah sumber kehidupan keluarga kami.
Ketika itu, aku sedang libur sekolah. Sudah menjadi kebiasaan saat libur sekolah aku datang ke pasar untuk membeli sayur atau sekedar melihat aktivitas ibuku di warung. Sayangnya hari itu dagangan tidak terlalu laris, sedang sepi. Sedikit miris melihat ibuku duduk merenung menunggu hadirnya seorang pembeli. Saat aku lihat kotak kayu yang biasa dipakai untuk menyimpan uang hasil jualan, di sana hanya terdapat beberapa lembar uang sepuluh ribuan dan beberapa keping uang receh.
Advertisement
Sesaat kemudian, datang seorang gadis belia seusiaku. Aku kira dia akan belanja di warung ibuku. Tetapi kenyataannya justru sebaliknya. Dia datang ke warung ibuku untuk menawarkan barang dagangannya, berupa gelas kayu.
Melihat gadis itu bertubuh kurus dan basah kuyup oleh keringat, tanpa memikirkan jumlah uang yang dimiliki, ibu langsung mengiyakan untuk membeli satu dari gelas kayu yang dijualnya. Tentu saja aku heran melihat itu.
“Buat apa bu gelasnya? Kan di rumah sudah ada banyak,” tanyaku.
“Ibu kasihan melihatnya. Lagipula, ibu juga kan punya anak perempuan seusianya. Harapan ibu, seandainya suatu saat kamu mengalami kesulitan di luar sana, akan ada orang yang membantu.”
Saat itu, aku masih heran dan bertanya-tanya dengan semua itu. Aku hanya bisa mengamini harapan sederhana dan mulia di balik keputusan ibu membeli gelas kayu.
Keesokan harinya, aku berangkat sekolah seperti biasanya. Seorang siswa kelas X salah satu SMK negeri di Yogyakarta. Berangkat dan pulang naik bus. Hari itu hari Senin, artinya pagi hari aku harus upacara dan dilanjutkan dengan praktek kejuruan sampai sore hari. Semua berjalan seperti hari-hari biasanya. Hanya saja, ada yang sedikit berbeda. Mendadak, kami diharuskan membayar iuran sebesar 15.000 untuk membeli bahan praktek kejuruan. Untunglah, aku membawa uang dua puluh ribu. Masih tersisa lima ribu untuk naik bus pulang nanti. Kebetulan hari itu aku sedang puasa senin kamis sehingga tak memerlukan uang jajan.
Pukul 17.00 WIB jam pelajaran selesai. Lalu aku pulang naik bus kota menuju terminal Giwangan untuk transit menggunakan bus selanjutnya. Sesampainya di terminal, terdengar kumandang adzan maghrib. Badanku sudah teramat lemas dan letih. Bibir dan tenggorokanku telah kering. Ingin sekali membeli sebotol air mineral sekedar untuk berbuka. Namun apa daya, uang hanya tersisa tiga ribu rupiah saja. Lalu aku mengambil air wudu di masjid terminal untuk menunaikan salat Maghrib terlebih dahulu sembari menunggu bus selanjutnya datang. Saat berkumur, air wudu itu aku telan seteguk untuk membatalkan puasa. Segaaarrr rasanya.
Tak sabar rasanya ingin segera sampai di rumah. Di dalam bus, duduklah seorang ibu separuh baya memangku bakul berisi roti. Ia duduk tepat di sebelahku. Tiba-tiba ia menawarkan roti itu padaku.
“Baru pulang ya Nak. Malam sekali. Ini roti sisa jualan ibu hari ini. Kalau mau, ini buat kamu. Makanlah sepuasnya. Daripada mubazir Nak.” Sapanya sambil menyodorkan bakul itu padaku.
Entah mengapa rasanya aku ingin menangis detik itu. Terlintas bayangan ibu dalam benakku. Rupanya itulah buah dari benih yang ibuku tanam tempo hari. Terima kasih Ibu. Semoga aku adalah benih yang kau tanam dan dapat berbuah lebat untuk kau panen hari esok.
-oOo-
LOMBA KISAH RAMADAN VEMALE.COM
Menyambut bulan Ramadan 1436 H, Vemale.com mengajak para pembaca untuk membagikan kisah inspirasi. Kisah ini bisa tentang suka duka ketika memutuskan memakai hijab, kisah seru di bulan Ramadan, bagaimana rasanya jauh dari keluarga saat Lebaran atau kisah apapun yang meningkatkan sisi spiritual dan kedekatan Anda dengan Allah SWT.
Kirim kisah Anda melalui email ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KISAH RAMADAN VEMALE
30 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari Vemale.com. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 24 Juli 2015. Pemenang akan kami umumkan tanggal 28 Juli 2015.
Dari satu kisah, Anda bisa menjadi inspirasi bagi jutaan wanita Indonesia.
Share your story :)
(vem/yel)