Saya ingin menikah, tetapi pasangan saya masih kurang dari segi materi. Apa yang harus saya lakukan.
-oOo-
Dear Redaksi Vemale
Advertisement
Nama saya V, usia 25 tahun, tempat tinggal di Jakarta
Saya bingung menentukan pasangan hidup yang tepat. Saya sudah menjalani pacaran jarak jauh (LDR) selama 4 tahun, pria ini baik, setia, loyal, taat agama, kekurangannya adalah dia kurang pandai berbisnis ataupun bekerja. Selain itu, jika saya menikah dengannya saya harus pindah ke kotanya yang merupakan daerah sangat terpencil karena sudah ada bisnis keluarga yang bisa dilanjutkan. Saya ragu untuk pindah karena saya terbiasa dibesarkan di kota besar dan tidak pernah tinggal di kota kecil yang fasilitasnya tidak memadai. Sekarang saya sudah ingin menikah namun dia pun tidak kunjung melamar saya.
Saya sempat memikirkan mencari pasangan baru namun takut apabila tidak menemukan pasangan sebaik dia. Selain itu membuang waktu lebih lama lagi untuk menjalin hubungan baru. Saya bingung apa yang harus saya lakukan? Menikah itu tidak cukup hanya dengan cinta bukan, tapi juga butuh materi. Bukannya matre tetapi mencoba realistis di zaman sekarang yang serba susah. Mohon saran terbaiknya.
Terima Kasih
(vem/setipe/apl)Advertisement
Analisa Tim Setipe
Hai, V. Apa kabarnya sekarang? Terima kasih sudah mau berbagi dengan SETIPE.
Berdasarkan cerita Anda, kelihatannya Anda sudah cukup siap untuk melangkah ke arah sana. Bukan hanya itu, Anda juga memikirkan segala halnya dengan cukup matang. Termasuk tentang kehidupan setelah menikah nanti. Sayangnya Anda merasa pasangan Anda sekarang belum bisa mencukupi secara materi, walaupun secara emosional sudah sangat sesuai dan personality yang saling melengkapi. Lalu gimana ya?
Solusi Tim Setipe
Make a plan
Berhubung kalian telah menjalin hubungan yang cukup lama, membahas ke arah yang lebih jauh sah-sah saja. Kalau memang si dia belum melamar Anda, mungkin ada hal-hal yang sedang si dia pertimbangkan juga. Mungkin si dia merasa belum bisa mencukupi Anda juga, sama seperti yang Anda rasakan, atau mungkin si dia sedang memperbaiki kualitas diri, atau banyak kemungkinan-kemungkinan lainnya. Tapi kalau tidak dibicarakan dan tidak ada rencana, hubungan Anda dan si dia akan seperti jalan di tempat. Jadi tidak ada salahnya kalau mulai membuat rencana ke sana. Setidaknya Anda jadi tau apa Anda dan si dia punya tujuan yang sama.
Take and Give
Dalam sebuah hubungan pasti ada yang namanya take and give. Memang sudah menjadi kewajiban laki-laki untuk menafkahi istrinya. Tapi semua harus bersifat timbal balik, bukan? Kalau memang salah satu cara si dia untuk dapat menaafkahi Anda dengan melanjutkan bisnis keluarga di daerah terpencil, selanjutnya tugas Anda untuk mendukungnya. Bisa jadi itu adalah salah satu bentuk take and give dalam hubungan Anda dan si dia. Atau Anda dan si dia juga bisa mulai bersama dari bawah, kalau Anda dan si dia berkenan.
Commitment
Siap memang penting, tapi komitmen jauh lebih penting. Pernikahan itu hubungannya jangka panjang, Anda akan menghabiskan sisa hidup Anda dengan si dia. Kalau sudah tau konsekuensi dengan menikahinya, Anda harus siap dan komitmen dengan apa yang Anda pilih.
So, kalau memang Anda dan si dia punya tujuan yang sama, tidak ada yang salah untuk berjuang bersama. Tapi kalau tidak siap untuk berjuang dan memenuhi kebutuhan lahir batin atau kalau Anda juga tidak dapat menerima kondisinya apapun keadannya, Anda dan si dia sama-sama boleh punya kesempatan yang lain :)
-oOo-
Buat Anda yang ingin curhat tentang cinta, tim psikolog dari Setipe.com siap membantu. Boleh banget kirim curhatan Anda ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek email CURHAT VEMALE. Sertakan nama, usia dan kota tempat tinggal. Yuk curhat.. gratis dong..