Jika aku pertahankan perasaanku, hanya sakit hati yang aku dapat. Aku seakan-akan mati dalam ketidakpastian.
-oOo-
Hai nama saya N, usia 20 tahun dari Klaten.
Advertisement
Dulu sewaktu SMA ada seseorang yang mendekatiku, kebetulan kami adalah partner dalam satu organisasi. Kami baru kenal setelah dilantik menjadi pengurus semacam OSIS dan kebetulan kami satu departemen.
Setiap liburan sekolah dia mengirimiku sms tiap hari dan terkadang menelepon, bahkan tiap malam mengirimi sajak sebelum aku tidur. Tetapi aku cuek menanggapinya. Setelah lama- kelamaan aku menjadi simpati padanya dan kami pun menjadi dekat.
Suatu ketika ada temanku yang bercerita bahwa dia menyukaiku, temanku juga bercerita kalau dia mengatakan pada teman dekatnya bahwa dia menyukaiku dan akan mengungkapkannya di waktu yang tepat.
Aku menunggu dan menunggu tapi tak kunjung dia menyatakan cintanya. Sampai suatu hari dia tiba-tiba menjauhi dan terdengar kabar bahwa ada orang lain yang menyukaiku. Semenjak dia tidak pernah menghubungiku lagi dan kami menjadi jauh. Tentu, seakan dia php.
Kemudian setelah lulusan kelas 3 dia sms dan meminta maaf padaku, iya hanya sekedar minta maaf layaknya perpisahan kelulusan seperti teman-teman yang lain, tidak ada kekhususan. Dan aku pun terlanjur menyayanginya dan sulit untuk melupakannya.
Setelah lulus kami tidak satu universitas, tidak pernah bertemu lagi dan jarang berkomunikasi. Kadang aku memulai percakapan di sosmed tapi tanggapannya cuek, kadang menyenangkan. Aku bingung pada sikap dia yang berubah-ubah. Aku merasa bahwa dia masih menyukaiku tapi karena suatu alasan yang aku tak tahu dia menjauhiku. Aku selalu meyakinkan diri bahwa dia tidak menyukaiku lagi tapi aku masih saja tidak bisa melupakannya.
Sekarang dia kuliah di luar negeri, aku pun tidak punya kesempatan lagi bertemu dengannya.
Akhir-akhir ini di sosmed teman- temannya yang kebetulan temanku dan juniorku di SMA sering mem-bully (bully dalam arti baik) kami yang seakan saling menyukai. Biasanya dulu dia menanggapinya dingin tapi sekarang tidak lagi, seakan dia fine saja diperlakukan seperti itu.
Aku benar-benar bingung dan tidak mengerti, apakah sebenarnya dia menyukaiku atau tidak?
Setiap kali aku move on selalu gagal. Jika aku pertahankan perasaanku, hanya sakit hati yang aku dapat. Aku seakan-akan mati dalam ketidakpastian.
(vem/setipe/yel)Advertisement
Analisa Tim Setipe.com
Hai, N. Senang sekali bisa berbagi cerita dengan Anda ;)
Sebelumnya Anda pernah merasa jadi korban php ya? Dan sekarang Anda lagi-lagi kayak mau mati karena tidak ada kepastian yang jelas. PHP alias pemberi harapan palsu, bisa muncul kalau ada orang yang merasa diberi harapan. Tapi gimana sih biar nggak kemakan harapan palsu? Tim psikolog SETIPE punya beberapa masukan untuk Anda!
Solusi dari Tim Setipe.com
Buang Jauh-Jauh Konsep PHP
Kan katanya korban-korban PHP merasa diberi harapan, nah siapa tahu kalo sebenarnya si orang yang dituduh PHP ini tidak ada maksud lebih. Atau jangan-jangan dia memang baik ke semua orang? Nah, makanya merasanya jangan kelebihan, ya. Intinya harus benar-benar memastikan alasan kenapa orang begini, kenapa orang begitu ke Anda.
Hati-hati dengan asumsi!
Asumsi di sini maksudnya menduga-duga atau mencoba meramalkan sesuatu. Biasanya seseorang berasumsi sesuai dengan apa yang sedang dia pikirkan. Bisa jadi mengarah ke asumsi positif, yang diharapkan atau asumsi negative. Contohnya, Anda kira dia dingin padahal mungkin dia sedang sibuk. Atau Anda kira dia baik dan suka dengan Anda, padahal siapa tau dia hanya ingin berteman baik dengan Anda.
Jadi, ada banyak alasan kenapa orang begini, dan orang begitu. Tidak semua orang yang bersikap baik ke kita itu suka dalam artian yang lebih. Untuknya, kita perlu mengontrol perasaan dan harapan agar tidak merasa lebih dan tidak dipermainkan asumsi. Anda hanya terus akan menduga-duga dan tidak tahu kepastian yang sebenarnya kalau tidak bertanya langsung. Jadi, ada dua pilihan, terus menduga-duga atau berani bertanya? Malu bertanya sesat di jalan, lho. Tentukan pilihan Anda!
-oOo-
Buat Anda yang ingin curhat tentang cinta, tim psikolog dari Setipe.com siap membantu. Boleh banget kirim curhatan Anda ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek email CURHAT VEMALE. Sertakan nama, usia dan kota tempat tinggal. Yuk curhat.. gratis dong..