Saya menyesal sudah minta putus, sekarang saya bingung harus bagaimana.
Nama saya GS, usia 18 tahun, tinggal di Jakarta Timur.
Saya lahir dan besar di tempat yang akrab dengan TNI AU, sehingga saya mengidamkan dapat pendamping seorang TNI. Gagah, berwibawa dan tegas seperti kakek saya yang merupakan pensiunan TNI.
Advertisement
Setelah kelulusan SMA, teman laki-laki banyak yang mendaftar jadi TNI. Beberapa sudah diterima dan sedang menjalani pendidikan. Salah satu teman SD ku bernama W sangat ingin jadi TNI karena dia anak seorang TNI. Kami mulai dekat saat sudah lulus SMA, saya biasa menemaninya latihan fisik persiapan untuk tes masuk TNI, katanya kalau ditemani saya, dia jadi semangat.
Kami juga suka jalan-jalan bareng, entah itu nonton bioskop atau makan bareng. Ternyata kebersamaan itu membuat kami menumbuhkan rasa suka. Dan akhirnya W menyatakan perasaannya pada saya. Dengan suara yang grogi, dia menyatakan cintanya pada saya dan saya menerimanya. Lalu dia bilang "Kalau nanti kita nggak bisa saling memberi kabar dan ketemu untuk sementara waktu, karena aku harus tes dan pendidikan nggak apa-apa kan?" Dengan senang hati aku menjawab "Iya nggak apa-apa".
Sebulan kemudian dia bilang sudah tidak bisa bertemu karena ayahnya meminta latihan fisik lebih banyak dan selalu kontrol kondisi fisik di dokter. Semua demi ujian masuk TNI. Keadaan W saat itu masih belum boleh pacaran, sehingga kami backstreet dari orang tua si W. Sejak itu kami jadi sering bertengkar karena menurutku dia tidak ada usaha sedikitpun untuk curi-suri waktu bertemu denganku. Padahal rumah kami sama-sama di Halim, tidak butuh waktu lama untuk bisa bertemu.
Semakin ke sini dia semakin cuek, katanya dia tidak mau saya terganggu saat sedang kerja. Dia tidak lagi menghubungi saya. Singkatnya, kami sering bertengkar dan saya minta putus. Namun dia masih ingin mempertahankan hubungan ini. Jujur saya senang. Sampai akhirnya saya kesal dan untuk kesekian kalinya saya minta putus. Akhirnya kami putus dan saya bilang ke dia, "Anggap saja kita tidak pernah ada hubungan apa-apa". Akhirnya akhir Januari kami putus.
Oiya, saat kami sering bertengkar, entah kenapa dia sering mengatakan "Kamu mau sama aku karena aku akan menjadi TNI kan? Kalau aku gagal, pasti kamu ninggalin aku,". Saya merasa tidak dihargai setiap kali dia mengatakan kalimat tersebut. Impian saya memang memiliki pendamping TNI, namun jika tidakpun saya tidak keberatan. Nah, di bulan April ini dia sedang menjalani beberapa rangkaian tes. Sampai sekarang aku selalu mendoakan dia agar berhasil.
Saya minta solusi, saya harus berbuat apa?
Jujur saya kangen banget sama dia. Perkara dia berhasil masuk TNI atau tidak, itu urusan nanti. Saya hanya ingin dia memperbaiki sikapnya ke saya, terutama saat dia tidak mau menemui saya karena kekangan dari ayahnya.
Apa saya yang harus mulai duluan? Tapi saya malu..
Bantu saya Vemale. Terima kasih.
(vem/yel)Advertisement
Analisa Tim Setipe.com
Halo GS, kami akan membantu Anda untuk menganalisa masalah Anda dari awal ya. Di awal cerita kalian memutuskan untuk bersama dengan sudah saling mengkomunikasikan bahwa Anda menerima jika dia harus fokus pada pelatihannya terlebih dahulu. Ini adalah langkah awal yang bagus, karena komunikasi sangat penting dalam sebuah hubungan.
Selanjutnya Anda merasa dia terlalu cuek dan tidak ingin mencari waktu untuk bisa bertemu dengan Anda. Padahal kalau dipikirkan secara baik-baik alasan dia seperti itu sudah jelas bukan? Karena dia sedang memperjuangkan sesuatu dan yang paling penting adalah Anda sebenarnya tahu pasti akan hal itu, tapi karena perasaan ingin selalu bersama dengan dia maka Anda mencoba untuk tidak berpikir jernih. Menjalin hubungan bukan hanya untuk selalu bersama 24 jam loh GS.
Setelah itu, Anda mengambil keputusan secara sepihak memutuskan hubungan kalian. Ini adalah bentuk dari keegoisan Anda yang seharusnya Anda kurangi dalam sebuah hubungan. Seharusnya Anda bisa untuk mencoba membicarakannya baik-baik dengan dia akan hubungan kalian.
Solusi Pilihan Ganda
Dan karena Anda pun sepertinya merasa menyesal dan ingin memperbaiki hubungan ini, maka kami akan memberikan beberapa masukan.
1. Turunkan ego- Anda dan minta maaf
Dalam sebuah hubungan ada dua orang yang harusnya saling menurunkan kadar keegoisan dalam dirinya untuk dapat terus memiliki hubungan yang harmonis. Jika salah satu orang memiliki ego yang terlalu tinggi, maka dia memaksakan pasangannya untuk selalu mengikuti apa yang benar menurutnya. Jadi, coba untuk menekan ego- Anda dan pergi untuk meminta maaf kepadanya karena sikap sepihak yang sudah Anda lakukan.
2. Tanyakan tentang hubungan kalian
Meminta maaf sudah, lalu apa? Anda pasti belum puas kan karena belum mendapatkan kesimpulan akhir hubungan kalian. Maka tanyakanlah pada dia ke depannya apa yang kalian mau. Ulangi kembali komunikasi baik kalian diawal hubungan, ceritakan semua masalah yang mungkin menghambat agar tidak ada lagi salah pengertian.
Mungkin itu solusi yang Setipe.com bisa berikan kepada Anda. Semoga kalian bisa menemukan jalan terbaik ya untuk hubungan kalian. Ingat! komunikasi adalah kunci dalam sebuah hubungan.
-oOo-
Buat Anda yang ingin curhat tentang cinta, tim psikolog dari Setipe.com siap membantu. Boleh banget kirim curhatan Anda ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek email CURHAT VEMALE. Sertakan nama, usia dan kota tempat tinggal. Yuk curhat.. gratis dong..