Kisah ini dikirim oleh salah satu Sahabat Vemale bernama Syafiga Milla
-oOo-
Kisah ini dimulai ketika teman saya, sebut saja Yana. Yana adalah temanku saat SMP. Temanku ini adalah anak yang pendiam dan tidak banyak bicara. Dengan kepribadian demikian, Yana menjadi anak yang kurang menonjol dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Setiap ada tugas kelompok, dia sering kesulitan untuk mendapatkan teman. Saat berangkat sekolah, Yana sering berangkat sendiri dengan jalan kaki. Kami teman-temannya tidak mengetahui asal-usulnya secara jelas karena dia selalu tertutup dan tidak pernah membicarakan tentang keluarganya.
Advertisement
Pada suatu hari, Yana tidak masuk sekolah dan teman-teman di kelas tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Sampai seminggu Yana tidak masuk sekolah, teman-teman sekelas pada akhirnya ditanya oleh wali kelas kami, Bu Ratih, mengenai keadaan Yana. Kelaspun menjadi sunyi, karena tak ada seorangpun yang bisa menjawab pertanyaan dari Bu Ratih. Akhirnya saya sebagai ketua kelas dan beberapa teman lain diberi tugas untuk melihat keadaan Yana dengan mencari alamatnya di kantor TU.
Saat Bertemu Dengan Yana, Matanya Bengkak Terlalu Banyak Menangis
Kami memegang secarik kertas, mencari tempat dimana Yana tinggal. Sampai pada akhirnya kami sampai di sebuah rumah kecil yang sederhana. Di sana kami bertanya mengenai keberadaan Yana dan akhirnya ibu Yana mengajak kami untuk masuk ke dalam sebuah kamar. Di sana ada Yana, duduk termenung dan kedua matanya terlihat sangat bengkak. Kamipun berusaha bertanya alasan mengapa dia tidak masuk sekolah.
Dengan berkecil hati, dia menceritakan bahwa dia harus berhenti sekolah karena dia akan segera menikah dengan seseorang yang dijodohkan oleh orang tuanya. Lelaki yang dinikahkan dengannya berusia jauh di atasnya. Kamipun terbelalak kaget, Yana yang pendiam akan menikah dan berhenti sekolah di usia yang amat muda. Aku memang tidak terlalu dekat dengan Yana, namun aku merasa tidak rela kehilangan teman sekelasku karena alasan tersebut.
Pada Akhirnya Yana Pergi dan Menjadi Kenangan di Kelas Kami
Pada akhirnya, Yana memang harus meninggalkan bangku sekolah dan tidak ada satupun teman atau guru di sekolah yang diundang hadir dalam pernikahannya. Nama Yana hanya menjadi sebuah kenangan yang pernah mengisi absen di dalam kelas. Anak-anak di kelaspun melupakan nama itu dengan mudah karena tidak banyak yang memiliki kenangan dengan Yana.
Waktu berjalan begitu cepatnya, dulu saya yang masih duduk di SMP kini telah tumbuh menjadi dewasa, lulus kuliah dan sibuk mencari pekerjaan. Pada suatu saat, teman saya mengajak saya untuk menyebarkan kuesioner yang dibuat oleh suatu lembaga survey miliki swasta. Saat itu, saya ditugaskan menyebar kuesioner di salah satu universitas terkemuka di wilayah Surabaya.
Diapun Menjadi Wanita Cantik Yang Tangguh
Pada suatu hari, mendapat tugas membagi kuesioner kepada mahasiswa yang lewat di depan saya. Sampai pada akhirnya saya memberikan lembar kuesioner kepada seorang wanita yang berparas cantik dan tampil sederhana. Wanita itu menuliskan nama Yana Aprilia di kolom nama dan saya merasa tidak asing dengan nama tersebut. Akhirnya saya bertanya mengenai dia dan ternyata dugaan saya benar. Dia adalah Yana teman SMP saya dulu.
Dia menceritakan banyak hal kepada saya, termasuk perihal kematian suaminya setelah dua tahun pernikahan mereka. Setelah ditinggal suaminya meninggal, Yana harus mengasuh anak suami Yana dari istri lamanya. Merasa tidak memiliki bekal yang cukup, akhirnya Yana harus meneruskan usaha suaminya yakni berjualan sate pada malam hari. Yana yang tidak lulus SMP, mengambil ujian paket-B dan setelahnya dia melanjutkan pendidikan SMA di sekolah swasta.
Dengan bekerja keras, Yana akhirnya memiliki pegawai untuk membantunya berjualan sate dan Yana bisa menggunakan uangnya untuk membiayai kehidupan anak suaminya dan biaya kuliah untuk diri sendiri. Tidak ada kata terlambat bagi Yana. Dia yang dulu pendiam, kini menjadi wanita yang tangguh dan berpendidikan.
Sebagai wanita, memang seharusnya kita tidak hanya diam dan pasrah akan nasib. Usaha dan doa yang terus-menerus akan menjadikan kita wanita yang kuat, sukses dan mampu membahagiakan orang sekitar.
Yana adalah salah satu bukti bahwa wanita tidak hanya bisa menangisi nasibnya. Dengan keteguhan hati, Yana telah belajar untuk menjadi wanita yang lebih kuat, lebih tangguh dan berpendidikan walau sempat tersandung keinginan orang tua.
Semoga kisah ini menjadi inspirasi untuk Anda.
-oOo-
Semoga kisah ini memberi inspirasi dan motivasi untuk pembaca Vemale. Menjadi Kartini tidak harus dengan membuka sekolah atau melakukan hal-hal super besar. Dengan memperjuangkan impian Anda dan bermanfaat sekecil apapun untuk orang lain, maka Andalah Kartini itu.
LOMBA MENULIS VEMALE.COM
ANDALAH KARTINI ITU
Dalam rangka menyambut Hari Kartini, Vemale.com mengadakan sebuah lomba menulis kisah nyata yang dapat memberi inspirasi untuk banyak wanita.
Kirimkan kisah Anda mengenai suka duka menjadi wanita dan bagaimana Anda berjuang untuk menjadi wanita mandiri tanpa melupakan kodrat ke email redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KARTINI VEMALE
10 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari kami. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 30 April 2015.
Some people say I'm not a very pretty woman, but I'm a very beautiful woman inside. - Anne Ramsey
(vem/yel)