Hallo sahabat Vemale, nama saya Dita Widyaningrum, biasa disapa Dita. Umur saya baru akan menginjak 23 tahun pada bulan Oktober nanti. Saya tinggal di kota Pati, sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Kali ini saya akan berbagi sedikit cerita perjalanan hidup saya.
Saya terobsesi menjadi wanita yang berpendidikan tinggi, selalu tampil cantik, dan perfeksionis. Hingga menjadikan saya lupa pada orang-orang sekitar yang sebenarnya sangat peduli kepada saya. Hingga pada suatu hari, teguran itu datang. Membuat saya kaget tetapi justru berkat kejadian itu saya belajar banyak hal. Bahwa menjadi seorang wanita bukan hanya sekedar cantik wajah tetapi juga harus punya mental yang kuat.
Sejak kecil sudah hidup jauh dari orang tua
Saya lahir dari keluarga sederhana. Sejak umur 1 tahun saya sudah ditinggal orang tua. Ayah dan ibu bekerja di Jakarta dan saya tinggal bersama kakek dan nenek. Praktis selama tinggal bersama mereka saya lebih dekat dengan kakek dan nenek daripada orang tua saya sendiri. Bisa dibilang saya ini cucu yang paling disayang karena kakek dan nenek saya selalu memanjakan saya.
Tapi jangan salah meskipun saya dimanja namun saya sudah terbiasa mandiri dari kecil. Saya dituntut untuk melakukan hal-hal sendiri karena tidak mungkin mengandalkan kakek ataupun nenek karena mereka sudah tua. Misalnya berangkat sekolah sendiri sejak kelas 3 SD padahal jarak rumah dan sekolah lumayan jauh. Saya berangkat naik sepeda dan itu berlanjut hingga SMP dan SMA, saya naik sepeda. Waktu itu belum punya sepeda motor. Kalau ditanya apakah saya malu pakai sepeda padahal teman-teman sebaya saya pakai sepeda motor ke sekolah? Jawabannya tidak.
Harus kehilangan mimpi melanjutkan kuliah
Kelulusan SMA sudah di depan mata. Sebelum lulus, saya sebenarnya sudah diterima di salah satu universitas negeri di Semarang. Namun karena orang tua tidak bisa membiayai uang kuliah yang terlalu mahal akhirnya saya tidak melanjutkan kuliah. Bisa dibayangkan perasaan kecewa waktu itu, karena impian saya untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi harus hilang.
Singkat cerita saya kemudian bekerja di salah satu perusahaan swasta. Karena saya mulai sibuk bekerja, saya mulai melupakan kekecewaan tidak bisa kuliah. Saya mulai menikmati hasil pekerjaan saya. Sudah bisa pegang uang sendiri, penampilan saya pun berubah drastis. Dari yang dulu pas-pasan, setelah bekerja saya bisa beli ini, beli itu, perawatan ini itu. Pokoknya yang ada dalam benak saya saat itu adalah saya harus jadi wanita yang cantik dan perfeksionis.
Saya mulai lupa pada orang-orang yang peduli terhadap saya. Tiga tahun sudah saya bekerja, awalnya tujuan saya bekerja adalah mendapatkan uang untuk ditabung dan sebagai biaya kuliah, tetapi apa yang saya lakukan jauh dari rencana sebelumnya. Hingga akhirnya pada awal tahun 2013 saya mendapatkan musibah.
Kecelakaan itu mengubah hidup saya
Pada tanggal 3 Januari 2013 sepulang liburan dari Jogjakarta saya mengalami kecelakaan. Salah satu kaki saya patah dan hancur. Tentu tidak mudah saya menerima kejadian tersebut. Saya bukan hanya kehilangan kenormalan kaki saya tetapi saya juga kehilangan pekerjaan, dan saya tidak lagi menjadi wanita sempurna.
Selama 1 tahun saya mengurung diri tidak berani melihat dunia luar karena saya takut dan malu. Belum lagi tetangga sekitar selalu membicarakan dan mencemooh saya. Rasanya benar-benar putus asa. Awalnya saya memang sangat terpuruk tapi ada satu hal yang membuat saya selalu bangkit dan bangkit lagi, yaitu akan selalu ada yang mendukungmu tanpa peduli bagaimanapun keadaanmu, mereka adalah keluarga dan sahabat.
Berkat dukungan merekalah akhirnya saya bangkit dari keterpurukan dan melawan rasa takut dan malu. Pada bulan September 2014 saya memutuskan untuk bekerja kembali. Meskipun dengan fisik yang tidak sempurna saya tetap bersemangat menjalaninya. Jika terkadang kaki saya terasa sakit untuk berjalan saya selalu ingat apa yang pernah dikatakan oleh salah satu teman saya, "Sejauh apa kamu bisa survive? Itu cuma kamu sendiri yang tentukan."
Saya putuskan untuk selalu melangkah dan terus berjalan meski terkandang kaki saya sakit sekali untuk berjalan. Karena saya ingin menggapai kembali impian saya yang pernah hilang waktu dulu. Alhamdulillah jika tidak ada halangan, tahun ini saya akan mulai masuk kuliah meskipun kuliah saya sabtu-minggu tapi saya bangga karena uang yang saya pakai kuliah adalah jerih payah selama bekerja setelah kecelakaan.
Jadi, intinya adalah bahwa menjadi seorang wanita tidaklah harus cantik fisik tapi seberapa manfaatkah kita untuk orang lain dan diri kita sendiri?
Saya ingin menyemangati wanita-wanita yang bernasib sama seperti saya, tak peduli bagaimanapun fisik kalian saat ini kalian tetap cantik dengan cara kalian sendiri tidak perlu malu dengan keadaan fisik kalian tetaplah raih impian, setiap wanita punya hak yang sama. Menjadi wanita yang bermental kuat, mandiri dan tegas. Jika kalian belum bisa menjadi ratu untuk orang lain jadilah ratu untuk diri kalian sendiri, jadilah kartini untuk dunia kalian sendiri.
Melalui tulisan ini, saya juga memohon doa restu pada sahabat Vemale, operasi penormalan kaki saya nanti berjalan lancar dan saya bisa berjalan normal seperti sedia kala.
Terima kasih Vemale
-oOo-
Advertisement
Semoga kisah ini memberi inspirasi dan motivasi untuk pembaca Vemale. Menjadi Kartini tidak harus dengan membuka sekolah atau melakukan hal-hal super besar. Dengan memperjuangkan impian Anda dan bermanfaat sekecil apapun untuk orang lain, maka Andalah Kartini itu.
LOMBA MENULIS VEMALE.COM
ANDALAH KARTINI ITU
Dalam rangka menyambut Hari Kartini, Vemale.com mengadakan sebuah lomba menulis kisah nyata yang dapat memberi inspirasi untuk banyak wanita.
Kirimkan kisah Anda mengenai suka duka menjadi wanita dan bagaimana Anda berjuang untuk menjadi wanita mandiri tanpa melupakan kodrat ke email redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KARTINI VEMALE
10 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari kami. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 30 April 2015.
Some people say I'm not a very pretty woman, but I'm a very beautiful woman inside. - Anne Ramsey
(vem/yel)