Cerita cinta bisa begitu manis tapi juga bisa terasa sangat pahit. Setiap pengalaman cinta dan kisah cinta memang akan meninggalkan memori tersendiri. Kali ini seorang sahabat Vemale yang menyebut dirinya Cahaya Senja mencurahkan rasa rindunya pada seorang pria yang ia panggil Langit. Bagi Senja, rasa rindu yang ia rasakan itu adalah sebentuk kecurangan. Rasa rindu seperti apakah itu? Inilah kisahnya.
***
Hai, perkenalkan, namaku Cahaya Senja. Panggil saja Senja. Ya, aku senja, senja bagi langit di sore hari. Aku yang selalu menghiasi langit ketika matahari hendak terbenam dan menggantikannya dengan malam. Tapi, hari ini langit tampak muram. Sejak kemarin ia meneteskan air matanya tanpa henti. Tetesan air mata itu yang membuat aku dan Langit tidak bisa bertemu kemarin sore. Tetesan air mata itu yang akhirnya menahan rasa rinduku. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi ketika Tuhan telah berkehendak.
Aku rindu pada Langit. Aku rindu senyumnya. Aku rindu sapaan sayangnya. Aku rindu perlakuannya. Aku rindu belaiannya. Aku rindu semua yang ada pada diri Langit. Aku sadar Langit memang tidak sempurna. Langit adalah laki-laki biasa yang memiliki banyak kekurangan. Langit bukanlah laki-laki tampan yang digilai banyak wanita. Langit hanya sekedar laki-laki biasa yang secara fisik berada di bawah standar.
Tapi Langit pintar memperlakukan wanitanya dengan baik. Langit sangat mengerti aku dalam berbagai kondisi. Langit selalu tahu apa yang aku rasakan. Sedih, bahagia, bimbang yang aku rasakan, Langit tahu. Langit bisa membuatku jatuh cinta dengan caranya sendiri. Semua terjadi apa adanya tanpa rekayasa. Langit bisa membuatku menangis diam-diam ketika aku sedang merindukannya seperti saat ini. Hanya Langit yang bisa dan mengerti aku apa adanya.
Advertisement
“I will love you like the desert burns along the sun when they are together, and when you will be gone, just like every one else. I will cry for you like the snow that melts at the first hint of summer... and hoping that you'll be back.
I will miss you like the clouds lose themselves when it rains...”
― Sanhita Baruah
Langit, aku merasakan perubahan darimu beberapa hari yang lalu. Aku merasa ada yang berbeda. Aku merasa kita agak menjauh sejak pertemuan terakhir hari Rabu lalu. Setelah aku melihat mata kanannya memerah dan tanpa sadar menitikkan air mata. Jujur, aku sangat khawatir pada kondisinya. Aku takut penyakitnya semakin parah.
Aku takut, skleromalasia yang di derita oleh mata kirinya berpengaruh pada mata kanannya. Aku takut. Aku takut Langit tidak bisa sembuh. Aku takut kondisi Langit semakin parah apabila tidak secepatnya ia mengambil tindakan untuk operasi. Aku tahu, ia tidak punya uang untuk segera menangani penyakitnya.
Setiap kali aku bertanya tentang keadaannya, ia pasti menjawab, “Aku nggak apa-apa, Sayang.” Lalu aku akan menyela, “Kamu nggak bisa membohongi aku. Aku tahu kamu sedang tidak baik-baik saja. Aku tahu itu, Langit.” Dengan tatapan pilu, aku memandangi kedua matanya malam itu.
Terhitung sejak malam itu, sudah tiga hari aku dan Langit tidak bertemu. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Langit saat ini. Tadi pagi aku sempat meneleponnya namun tidak ada jawaban. Kini, aku hanya menunggu. Satu jam telah berlalu dan Langit tidak kembali menghubungiku. Aku hanya bisa menunggunya dan memandangi sekotak brownies yang sengaja aku buat untuknya sejak dua hari lalu.
Demi mengikis kebosanan, aku membolak-balik buku tahunan SMA. Aku memandangi wajah Langit yang tampak sehat 5 tahun lalu. Tuhan, kenapa Engkau tidak membuat kondisi Langit sesehat dulu? Tuhan, kenapa Engkau baru mendekatkanku pada Langit setelah ia sakit? Tuhan, kenapa Engkau tidak mendekatkanku pada Langit sejak SMA? Kenapa Tuhan?
Seperti yang dikatakan pepatah, “Rindu ini curang! Selalu bertambah tanpa tahu bagaimana caranya agar berkurang.” Rasanya aku ingin menangis sejadi-jadinya.
Langit, Senja ingin bahagia. Namun, aku takut kebahagiaan yang Senja inginkan ini akan hilang tanpa kehadiranmu, Langit.
- So Romantic! Doaku Tentang Jodoh Terjawab di Hari Valentine
- Seorang Suami Berlutut Berjam-Jam di Depan Umum Demi Maaf Sang Istri
- 2 Menit Lepas Rindu, Romantisnya Istri Bertemu Suami yang Latihan Militer
- Kulamar Kekasih di Tempat yang Tak Pernah Dibayangkan Orang Lain
- OMG! Pria Terkejut dengan Wajah Pacarnya yang Polos Tanpa Makeup
- 4 Kisah Haru Cinta Yang Menggetarkan Hati
(vem/nda)