Apabila seorang anak menginginkan orang tuanya dirawat di panti jompo atau rumah perawatan khusus medis, harus paham manajemen dan seluk beluk tempat itu. Guna menghindari hal yang tidak diinginkan, bisa saja terjadi pada orang tua yang dititipkan, ladies. Seperti yang dialami oleh seorang wanita lansia yang selalu dibius oleh staf perawatnya, karena dianggap selalu mengeluh.
Dilansir oleh Metro.co.uk, Andrew anak laki-laki dari Barbara Oldham, wanita yang dibius mengungkap kejahatan staf Bupa terhadap ibunya. Dia mengetahui ibunya dibius dengan obat penenang. Barbara yang telah berusia 85 tahun tidak mampu mengangkat kepala, berbicara atau berjalan karena jumlah dosis promazin yang diberikan staf rumah perawatan medis Carders Court di Casyleton, dekat Rochdale di Greater Manchester, di mana para petugas menganggap Barbara terlalu cerewet dan suka mengeluh.
Advertisement
Penyelidikan Rochdale Council Adult Care Services menemukan bahwa Barbara telah diberikan secara teratur obat-obatan yang sebenarnya tidak diperlukan. Meskipun, Barbara sempat pulih, ia pun akhirnya meninggal pada 23 Maret 2014. Setelah tujuh bulan kematian Barbara, Bupa Services telah membayar 95 juta rupiah dan menulis surat permohonan maaf kepada keluarga korban setelah Andrew yang berusia 47 tahun menuntut atas tuduhan kelalaian medis pada rumah perawatan itu.
Bupa memohon maaf karena perawatan terhadap Barbara tidak memenuhi standar tinggi, yang sebenarnya kesehatan dan kesejahteraan warga merupakan prioritas mutlak mereka. Menurut Andrew saat ditemui media lokal di sana di Blackpool, meski dia tidak bisa melupakan apa yang telah dialami ibunya saat dirawat di Carders Court, setidaknya kompensasi itu cukup memberikan keadilan baginya.
Andrew menilai ibunya merupakan sosok yang ceria dan cantik, namun setiap dia berkunjung ke sana selalu melihat ibunya tertidur karena dibius. Dia yakin ibunya sedang diberi obat penenang dengan dosis terlalu banyak. Sehingga, membuatnya jijik dengan cara mereka memperlakukan ibunya.
Kini, rumah perawatan medis setempat menerapkan kebijakan baru berupa staf harus memberitahukan pada keluarga tentang obat apa saja yang diberikan berturut-turut selama lima hari. Staf juga kini telah diberikan pelatihan tambahan dan mendokumentasikan alasan pemberian obat itu. Bagaimana menurut Anda, ladies?
- Kakek Nenek Terluka Setelah Bertengkar, Tapi Lupa Penyebab Pertengkarannya
- Pria Ini Membunuh Dokter Bedah Plastik Karena Tidak Suka Hasil Operasi Hidungnya
- Astaga, 7 Orang Ini Masih Hidup Tapi Dikabarkan Sudah Meninggal
- Mahasiswi Cantik Meninggal Karena Alergi Burger
- Kasihan, Wanita Kehilangan Puting Setelah Operasi Payudara
- Bibir Wanita Ini Mirip Bebek Karena Operasi Plastik