Kelahiran bayi mungil Arsy Addara Musicia Nurhermansyah pada hari Minggu (14/12) kemarin rupanya memang cukup menghebohkan. Prosesnya yang ditayangkan live sebagai reality show selama beberapa hari untuk dikonsumsi publik memang mengundang pro dan juga kontra. Kemarin sempat ada akun instagram dari si kecil Arsy. Tak sampai sehari followersnya sudah mencapai 12 ribu orang. Namun hari ini akun tersebut sudah hilang.
Vemale telah mengajukan pertanyaan kepada para sahabat Vemale via Facebook. Dan tanggapan yang datang sangat bermacam-macam Ladies. Ada yang memberi selamat atas kelahiran bayi yang sangat cantik. Ada pula yang menghujat dan mengatakan bahwa Anang-Ashanty terlalu berlebihan sampai kelahiran bayi mereka disiarkan selama berhari-hari. Ada juga yang bersikap netral dan tidak mau ambil pusing. Jika tak suka acaranya tinggal ganti chanel saja. Berikut ini kutipan beberapa pendapat sahabat Vemale.
"Ya nggak apa-apa menurut saya, saya sebagai ibu dan lahiran anak pertama pun caesar. Bukan berarti melahirkan caesar tidak ada perjuangan akan tetapi situasi dan kondisi memang mengharuskan Ashanty untuk melakukan operasi. Saya sangat excited nonton dari awal sampai akhir acara. Jika memang ada yang mau menayangkan dan artisnya bersedia kan nggak apa-apa. Positif aja kok. Ada info-info yang berguna. Daripada ada artis yang menurtup-nutupi dari hamil sampai lahiran, anaknya udah gede baru dipublikasiin dan dikomersilkan. Bangga banget dong. Rejeki yang melimpah ruah untuk Anang-Ashanty." -Wiwin Nursollehudin
"Nggak usah nonton lah kalau nggak suka, ribet." -Kartika Rachmadanti
"Nggak penting banget sih. Setiap hari juga banyak orang yang ngelahirin. Nggak usah lebai. Kaya satu-satunya yang punya anak aja." -Alma Syafierha
Kejadian ini bahkan menggelitik seorang penulis dan juga blogger yaitu Agus Mulyadi atau yang akrab disapa Gus Mul untuk mengirim surat terbuka untuk Anang Hermansyah.
Berikut surat terbuka Gus Mul seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (15/12).
Dear Mas Anang yang fangkeh,
Perkenalkan, nama saya Agus Mulyadi, 23 tahun. Asli Magelang. Saya pengagum Mas Anang. Bukan, bukan bukan karena suara Mas yang serak-serak berat itu, sama sekali bukan. Saya kagum karena Mas Anang saya anggap sebagai representasi pria yang cemerlang dalam perkara wanita.
Betapa tidak, Mas Anang sudah pernah menaklukkan hati wanita secantik Krisdayanti, terus mampu mendekati dan bahkan mem-PHP wanita semontok Syahrini, dan terakhir bisa menikahi wanita seimut Ashanty. Sungguh prestasi yang sangat luar binasa.
Beberapa waktu yang lalu, saya sudah mendengar tentang rencana persalinan istri Mas Anang yang cantik itu, persalinan yang akan disiarkan live di salah satu TV swasta nasional. Dan saya yakin, Mas Anang pasti sudah dapat banyak mensyen dari follower yang tidak setuju dengan rencana tersebut karena dianggap sebagai perampasan hak frekuensi publik.
Saya yakin, sebagai anggota dewan, tentu Mas Anang bisa berpikir untuk lebih berpihak pada khalayak-isme. Tapi sayang, ternyata Mas Anang ndak peduli sama perkara frekuensi publik itu. Mas Anang tetap melanjutkan rencana tayangan persalinan. Entah karena memang sudah kadung teken kontrak atau memang Mas Anang yang keras kepala.
Saya ndak tahu, apa tendensi Mas Anang ataupun RCTI sampai-sampai proses persalinan istri njengengan tercinta harus disiarkan secara langsung agar khalayak tahu. Entah sekadar perkara rating atau hanya sekedar sensasi. Tapi yang jelas, siaran live sebuah proses persalinan di stasiun TV adalah pembodohan yang seasu-asunya, Mas. Merampas hak publik atas tayangan siaran yang bermutu dan bermanfaat.
Saya kok ndak habis pikir dengan jalan pikiran Mas Anang. Buat apa, gitu, persalinan sampai perlu dibikin live? Kok ya selo sekali. Apa memang butuh sponsor karena lagi ndak ada duit? Semoga tidak ya, Mas.
Tentu naif kalau saya menganggap siaran persalinan itu karena Mas Anang tidak kuat bayar biaya persalinan. Welhadalah, bisa kuwalat saya kalau sampai menganggap Vokalis Kidnap Katrina hidup berkekurangan sampai ndak mampu bayar biaya persalinan istrinya. Lha wong sebagai artis merangkap Anggota Dewan, tentu duit yang masuk ke kocek Mas Anang setiap bulannya bisa sampai berpuluh atau bahkan beratus juta jumlahnya. Jangankan cuma biaya persalinan, kalau perlu rumah bersalin pun pasti bisa Mas Anang franchise-kan.
Mas Anang bilang, persalinan itu dibuat live karena ada nilai edukasi di dalamnya, terutama karena istri Njengengan pernah mengalami keguguran dan bertahan hingga melahirkan bayi perempuan setelah dua tahun pernikahan. Iya, Mas, saya tahu, saya turut bersimpati. Ibu-ibu atau bapak-bapak di seluruh penjuru nusantara juga rasanya pasti sama simpatinya seperti saya. Tapi kan ndak perlu begini juga, Mas. Ndak perlu pakai acara siaran langsung persalinan juga.
Tapi saya salut lho, Mas, sama njenengan. Ndak salut bagaimana, di Indonesia ini, hanya Mas Anang beserta istri lho yang bisa mengubah image persalinan, dari ritus yang suci dan sakral menjadi prosesi hingar-bingar yang berisik dan penuh dengan nuansa showbiz karena dikemas dalam bentuk reality show. Coba, siapa lagi yang bisa kalau bukan Mas Anang beserta istri?
Kalau saya pribadi sih ndak terlalu terganggu, Mas. Karena saya memang jarang sekali nonton TV. Tapi kalau yang lain, saya yakin bakal terganggu. Di twitter dan facebook, buktinya banyak juga yang mengeluhkan tayangan itu.
Bukan apa-apa sih, Mas. Tapi tren mengkomersilkan momen-momen penting artis dalam bentuk siaran ini dikhawatirkan akan memunculkan sekuel-sekuel yang lain. Diawali dengan pernikahan Raffi-Gigi, lalu Persalinan Ashanty. Lha besok apa lagi? Saya takut, jangan-jangan nanti sunatannya Sony Wakwaw juga bakal dibuat siaran live. (Semoga jangan ya, Dek Sony. Kakak percaya kamu anak baik, semoga SCTV juga begitu)
Walau bagi saya ndak terlalu mengganggu, namun saya merasa perlu membuat surat terbuka ini. Apalagi karena njenengan dengan enteng bilang: "Yang terganggu tinggal pindah channel lain saja," sewaktu konferensi pers sesaat setelah proses persalinan usai.
Tinggal pindah channel ndasmu njebluk, Mas. Ini bukan soal channelnya, Mas. Tapi ini soal hak publik yang dirampas karena siaran persalinan yang sangat tidak bermutu itu, Mas. Memangnya Mas Anang mau, kalau Ashanty saya ganggu, terus saya colak-colek dan saya cuma perlu bilang: "Nang, kalau sampeyan merasa terganggu karena istri sampeyan saya colek, cari istri lain saja!" Jelas tidak mau kan, Mas?
Ingat, Mas. Publik sebagai pemilik frekuensi harusnya berhak mendapatkan siaran bermutu, atau minimal siaran yang etis dan normatif lah.
Ya silakan saja kalau memang berniat untuk mengedukasi mengenai bagaimana seorang istri (dalam hal ini, Ashanty) memperjuangkan kandungannya
TAPI TAK BEEEEEGINIIIIIIIIII!!!
Well, kalau menurut Anda sendiri bagaimana Ladies? (vem/ivy)