Pribadi rapuh, bermental cengeng, bergantung pada orang lain, pengikut, dan totalitas mengurus keluarga adalah stigma yang bertahun-tahun telah dipatahkan oleh banyak wanita. Kini wanita tak hanya memiliki kontribusi di lingkungan keluarga saja melainkan ada banyak hal yang bisa kita berikan untuk masyarakat.
Tokoh Ruth Handler menghadang cibiran orang-orang atas idenya tentang boneka khayalan anak-anak yang kini mendunia dengan nama Barbie, atau kepedulian sosial dengan tindakan nyata oleh seorang putri dari istana, bersentuhan langsung dengan pasien kolera HIV, korban ranjau darat dan anak-anak penderita kurang gizi, dialah Lady Diana. Membantu sesama tanpa membedakan agama, ras dan golongan disebarkan melalui cinta oleh Bunda Theresa, dan Indonesia sendiri memiliki pahlawan wanita Cut Nyak Dien dengan gagah berani memimpin para pejuang yang kebanyakan laki-laki melawan penjajah.
Advertisement
Narasumber-narasumber wanita pada Tuesday Talk in Love berbagi di Ice Palace Concert Hall, Lotte Shopping Avenue hari Selasa 18/11 lalu pukul 7 malam.
Yang pertama adalah Lisa Soemarto, wanita penggagas reksadana di Indonesia ini sempat tinggal di Perancis selama 11 tahun dan kini berkarir sebagai financial advisor di Indonesia di bawah firma perencana keuangan AFC Financial dan menjadi CEO di IARFC Indonesia, adalah salah satu perencana keuangan yang terus menerus mengedukasi masyarakat terlebih generasi muda menuju kemapanan finansial dan mencapai tujuan finansialnya di masa mendatang sejak 1996 melalui reksadana.
Kedua, Valencia Mieke yang lebih dikenal dengan nama Silly (diambil dari akun Twitternya @justsilly) adalah pendiri @Blood4LifeID, yaitu komunitas untuk membantu orang-orang yang butuh donor darah dan menjembatani mereka dengan orang-orang yang ingin mendonor darah. Jika dahulu dibutuhkan waktu berhari-hari untuk mencari donor darah yang cocok, maka saat ini dengan bantuan Blood for Life, dalam jangka waktu 2 jam saja kebutuhan darah dapat terpenuhi. Selain itu, Silly juga mendirikan Rumah Harapan Valencia Care Foundation.
Tak ketinggalan, Citra Natasya, founder House of Perempuan atau HoPe juga mengatakan bahwa HoPe sering mengadakan konsultasi/workshop untuk perempuan, misalnya pendidikan seks untuk ibu-ibu pengajian. Selain sebagai pendiri komunitas House of Perempuan, Citra juga aktif di CIOFF, yaitu organisasi di bawah UNESCO yang fokus di bidang kebudayaan (musik dan tari-tarian daerah). Bersama kedua orang rekannya, Citra mempersembahkan tarian Bubuka, yaitu versi modern dari Jaipong yang berasal dari Sunda dengan gerakan gemulai dan energik khas wanita.
Speaker Wannabe kali ini adalah seorang laki-laki muda yang pernah putus sekolah karena sangat menentang sistem pendidikan yang ada. Dengan kondisinya, ia memiliki dua pilihan: berdemo menuntut sistem pendidikan namun akan cepat dilupakan, atau membuat sistem pendidikan tandingan dan berhasil menarik perhatian umum. Dialah Andri Rizki Putra, dan ia memilih opsi yang kedua. Saat ini ia memiliki Yayasan Pemimpin Anak Bangsa yang menyediakan pendidikan Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA) dan menerima peserta didik usia berapapun. Tutornya adalah para profesional yang ingin berbagi ilmu. Saat ini YPAB sedang melebarkan sayapnya untuk membuka kelas di seluruh Indonesia.
Sesi terakhir diisi oleh Dokter Floren, dokter yang merupakan orang pertama peraih Sertifikasi Phytobiophysics, yaitu ilmu penyembuhan dengan energi tanaman dan bunga. Dengan menyeimbangkan energi didalam pikiran dan jasmani manusia, ratusan pasien yang telah putus asa berobat sembuh dengan terapi bunga. Dokter cantik ini memperagakan salah satu ilmu terapannya yaitu muscle respond test untuk mendeteksi kepribadian, sifat tubuh (alergi yang mungkin ada, kebiasaan makan) hanya dengan menyentuh beberapa anggota tubuh pasien.
Sebagai perempuan, sangat banyak yang dapat dilakukan untuk tetap berkontribusi pada masyarakat tanpa melupakan kodrat sebagai wanita. Lisa Soemarto, Rahne Putri, Valencia Mieke Randa (Silly), Citra Natasya dan Dokter Floren telah membuktikan hal itu, di antara ribuan wanita lainnya.
(vem/riz)