Dear Vemale.com,
Saya C, berusia 20 tahun. Saat ini saya sedang menjalin hubungan dengan pria berusia 28 tahun. Di antara kami sebelumnya tidak pernah ada kata jadian, kami menjalani hubungan cinta begitu saja sampai si pria ini mengajak saya menikah dan akan melamar saya tahun depan.
Advertisement
Sudah ada pembicaraan kedua belah pihak minggu lalu, dan dari kedua belah pihak memutuskan pernikahan akan digelar bulan Mei tahun depan. Tapi meski begitu, selama saya menjalani hubungan, entah kenapa semuanya terasa hambar, saya tidak merasakan apa-apa meski kami sebentar lagi akan menikah.
Di sisi lain, saya masih sangat mencintai mantan pacar saya. Begitupun mantan saya yang akhir-akhir ini sering mengirim WhatsApp dan mengatakan dia merindukan masa-masa kami berpacaran. Mantan pacar saya ingin saya kembali padanya.
Sebenarnya dulu ketika kami pacaran, saya sudah merasakan keseriusan mantan pacar saya, masa depan dan pernikahan selalu menjadi trending topic pembicaraan kami. Hanya saja, dia terhalang dengan kuliahnya yang masih semester lima.
Masa pacaran kami begitu indah dan menyenangkan, saya melihat dia begitu melindungi saya dan saya sangat nyaman berada dekat dia. Hanya karena saya sibuk bekerja dan jarang memberikan kabar padanya, dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami.
Yang saya ingin tanyakan, apakah saya harus meninggalkan calon suami saya demi mantan pacar? Saya pikir saya hanya punya sedikit waktu untuk memutuskan pilihan, karena saya masih sangat mencintai mantan pacar saya. Tapi di sisi lain, saya tidak mau menyakiti pacar saya yang sekarang, yang sudah serius akan menikahi saya.
Terima kasih
JAWABAN:
Dear C,
Tegaskan tujuanmu untuk menikah, untuk siapa dan mau ke mana pernikahanmu akan dibawa. Jika Tuhan sudah memberimu calon jodoh maka cobalah untuk syukuri terlebih dahulu.
Perjalanan dalam membina satu hubungan memang tidaklah mudah. Banyak ego yang bila diibaratkan seperti bertebaran di lantai komitmen dan harus kalian rapikan bersama. Rasa hambar dalam hubungan kamu dan calon suamimu adalah media untuk belajar menata diri dan memperbaiki tujuan pernikahan yang masih rapuh.
Godaan selalu datang "di saat yang tepat", ketika komitmen sudah hampir terjalin dalam ikatan suci, maka mantan kekasih bisa jadi cobaan berat yang harus dilewati. Permasalahannya sekarang bukan tentang memilih mantan kekasih atau tetap menikah dengan si calon suami, tetapi pada rapuhnya tujuan pernikahan yang kamu miliki.
Apakah dengan memilih mantan kekasih, kamu akan bahagia? Atau dengan menikah dengan si calon suami akan membuat hidupmu menjadi tambah hambar? Tak ada satu pun manusia yang tahu jawabannya, termasuk kamu. Tuhanlah yang Maha Tahu mana yang terbaik untuk hamba-Nya.
Jadi, perbaiki tujuanmu untuk menikah. Menikahlah karena Tuhan, bukan karena paksaan orang lain atau karena emosi sesaat yang belum tentu benar. Perbanyaklah berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa. Tuhan pasti akan menjawab kebimbangan yang ada di hatimu. Manusia penuh dengan kelemahan, jadi berlindunglah pada Yang Maha Kuat. Mohon petunjuk-Nya dan mintalah pada-Nya untuk menguatkan hatimu.
Sekian jawaban saya, semoga bermanfaat :)
Satria Utama (@Satria_cs)
Dating & Relationship Coach Indonesia
Website: satriautama.tumblr.com
Informasi pendaftaran private coach:
082125998332 (No SMS)
------
Sedang ada masalah cinta atau galau karena hubungan asmara? Silakan kirim curhat kamu ke email: wenny@kapanlagi.net. Jangan khawatir, nama dan alamat email pengirim akan dirahasiakan.
Curhat dan konsultasi kamu akan dijawab oleh pakar cinta Satria Utama dari Dating & Relationship Coach Indonesia. Kalau curhat ke teman malah bikin galau, curhat ke Vemale.com saja ;)
------
(vem/yel)