Beberapa orang merasa hubungan dengan kekasih tak bisa didefinisikan. Tidak pacaran tapi saling sayang menjadi salah satu motif terjadinya hubungan semacam ini.
Pada dasarnya, hubungan cinta macam ini bisa membuat kita lebih memahami apa cinta itu. Tapi, sebagian pelakunya malah terombang-ambing oleh keadaan, karena hubungan mereka tak didasari keyakinan dan tujuan yang jelas.
Inilah yang pada akhirnya membuat hubungan cinta tersebut menjadi rumit dan bingung mau dibawa ke mana kelanjutannya. Biasanya yang menjadi korban dari jenis hubungan ini adalah wanita, tapi tak sedikit pula pria yang mengalaminya.
Advertisement
Agar Anda tak mengalami tipe-tipe pacaran seperti ini, ada baiknya mengenali beberapa jenis tren pacaran yang resiko perpisahannya tinggi, seperti berikut.
Advertisement
Friendzone
Yang mudah untuk dianalisa adalah friendzone. Hubungan semacam ini terjadi atas dasar saling nyaman, merasa dia adalah sosok panutan yang baik dan sejenisnya. Tapi, seringkali di antara mereka yang lawan jenis, hal ini malah menjadi senjata makan tuan.
Potensi untuk saling menyukai akan besar sekali. Biasanya akan ketahuan setelah beberapa bulan berjalan dengan statement, "Sebenarnya selama ini aku suka sama kamu."
Kalau Anda memang menyukai lawan jenis Anda, hindari atribut 'sahabat', 'kakak', 'adik' dan sebagainya. Pada akhirnya ketika Anda ingin mendapatkannya, cinta Anda akan bertepuk sebelah tangan karena atribut tersebut. "Maaf, aku nggak bisa karena selama ini kamu aku anggap seperti adikku sendiri," Well, ini akan terdengar lebih menyakitkan dari kelihatannya, Ladies.
Hubungan Yang On-Off
Hubungan semacam ini macam hubungan yang tidak stabil. Gairah yang kadang timbul dan sering vakum atau tenggelam dalam waktu yang lama. Ini menunjukkan adanya ketidakyakinan pada mereka yang melakukannya.
Ciri-ciri hubungan seperti ini adalah sering putus dan nyambung. Mudah jadian dan mudah mengakhiri memperlihatkan cara pandang seseorang pada sebuah komitmen. Bisa terjadi pada merekayang CLBK alias cinta lama belum kelar pada mantan dan mantan pun memberikan feed back serupa.
Hal ini karena tidak yakin akan kembali menjalin hubungan atau lebih baik menerima kenyataan untuk berpisah. Lebih baik, ambil keputusan yang jelas dan komitmen untuk move on atau untuk saling mencintai kembali.
Advertisement
Teman Tapi Mesra
Hubungan seperti ini juga rawan putus. Pada dasarnya kita tidak tahu apakah kita mau memperjuangkan hubungan tersebut atau tidak. Di sisi lain, kita saling menduga apakah dia punya perasaan yang sama atau tidak.
Sebelum Anda terjebak dalam kasus semacam friendzone, siapkan diri Anda untuk menunjukkan eksistensi Anda sebagai wanita, bukan sekedar temannya. Hindari sikap yang menjebak perasaan bila memang hanya membuat Anda ragu.
Lebih baik, saat menemukan moment yang baik, tanyakan langsung mengenai hubungan Anda dengan dia. Jangan memendam terlalu lama karena kalau sampai ternyata Anda bertepuk sebelah tangan, akan membuat Anda lebih sakit hati.
Hubungan Cinta Berbeda Agama
Kasus seperti ini banyak terjadi. Ada yang bisa bersatu, namun boleh dibilang jalan ke arah sana tidaklah mudah. Kalau Anda memang berbeda prinsip dan tidak bisa mengikuti ritmenya, it's better to give up.
Hubungan cinta itu bisa diperjuangkan ketika Anda memang saling mencintai dan ketika hubungan itu bermasa depan. Bila saat ini Anda melihat bahwa masa depan itu terlalu buram dan keyakinan Anda pada hubungan ini rendah, maka lebih baik lepaskan dari sekarang.
Memang tak semudah yang dikatakan banyak orang, tapi keras kepala dengan keadaan seringkali hanya membuat kita menyesal. Jauh setelah kita telah terlalu sayang pada hubungan tersebut.
Advertisement
Hubungan Cinta Hasil Perselingkuhan
Bukan masalah karma, tapi secara psikologis, mereka yang selingkuh memang punya kecenderungan untuk mengulang kesalahan yang sama, atau terlalu insecure dengan hubungan sekarang. Perasaan bersalah dan denial bisa menghantui dan menyebabkan sikap seperti posesif, mudah cemburu atau mudah goyah pada sosok yang lebih baik.
Semua juga tergantung alasan berselingkuh. Misalnya karena suka sosok yang mapan atau merasa pria yang ia sukai sesuai kriteria. Tidak banyak selingkuh yang didasari cinta. Kalau pun memang cinta, biasanya karena memang tidak bergairah dengan hubungan sebelumnya (faktor dijodohkan, kasihan dan sebagainya).
Hubungan hasil perselingkuhan kerap mudah goyah juga bisa disebabkan oleh faktor mengungkit masa lalu. Inilah yang membuat seseorang jadi mudah merasa bersalah atau merasa disudutkan.