Marah. Takut. Malu. Sedih. Muak. Lima emosi tersebut sering digolongkan sebagai emosi negatif dalam diri kita. Ketika kita merasakan emosi tersebut, ada rasa tak nyaman dalam diri. Kalau emosi negatif tersebut tidak segera ditangani, maka kesehatan tubuh dan mental bisa langsung terganggu. Tapi tahukah Anda bahwa setiap emosi negatif tersebut memiliki sisi positif?
Seperti yang dilansir oleh the-open-mind.com, Bernardo Carducci, Ph. D., profesor psikologi dan direktur Shyness Research Institute di Indiana University Southeast menyatakan bahwa emosi marah, takut, dan malu itu hadir karena ada maksud dan tujuannya. Emosi buruk atau negatif terkadang sering kita jadikan musuh dalam diri kita, padahal setiap emosi tersebut memiliki aspek-aspek positifnya sendiri.
Berikut ini uraian tentang lima emosi negatif yang dimiliki setiap orang, termasuk diri Anda sendiri dan bagaimana cara untuk mengungkap aspek-aspek positif dari setiap emosi negatif tersebut.
Advertisement
Advertisement
Marah: Temukan Sinyalnya
Menurut Wesley Moons, Ph. D., pendiri dan CEO firma konsultasi litigasi Moons Analytics mengungkapkan bahwa ada pandangan yang berbeda-beda dari alasan kenapa rasa marah bisa muncul. Di satu sisi, rasa marah itu ada karena ada sinyal yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah. Di sisi lain, marah bisa muncul karena kita perlu melakukan tindakan-tindakan yang lebih analitis dan rasional.
Teori dasar dari marah adalah bahwa emosi ini bisa membantu kita untuk menemukan hal-hal yang sebenarnya lebih penting dalam hidup kita. Dalam situasi genting, marah bisa mendorong kita melakukan sebuah tindakan dengan cepat (menurut Susan Heitler, Ph. d, seorang psikolog dari Denver dan penulis situs Power of Two Marriage).
Saat marah, kita perlu menemukan sinyal atau tandanya. Rasa marah itu bisa menjadi tanda kita perlu melindungi diri kita dari suatu ancaman. Bisa juga menjadi tanda bahwa kita perlu melakukan sesuatu dengan segera untuk memperbaiki tindakan yang telah kita lakukan.
Takut: Temukan Kesempatan Lainnya
Rasa takut itu sebenarnya menjadi tanda bahwa kita harus segera menemukan kondisi aman dalam situasi yang berbahaya. Kemunculan rasa takut itu bisa mengingatkan kita bahwa jika kita tak segera melakukan sesuatu, hidup kita bisa terancam.
Namun, Carducci menyebutkan bahwa jika rasa takut itu terus muncul dan tak rasional, bisa jadi ada sebuah masalah dalam diri kita. Tapi yang kita perlu garis bawahi adalah bahwa setiap orang punya rasa takut dan justru dengan rasa takut itu kita harus segera bertindak dan menemukan kesempatan serta jalan keluar lain. Rasa takut juga bisa jadi pemandu kita untuk bisa tetap berada di jalur yang benar dan memastikan bahwa kita tak akan terperosok ke dalam hal-hal yang membahayakan diri kita.
Advertisement
Malu: Latih Fokus Anda
“If you’re a shy person, it’s not a personality deficit, it’s not a character flaw, it’s not a psychological disease — it’s simply a feature of who you are,” kata Carducci. Rasa malu itu bukanlah kecacatan karakter atau penyakit psikologis. Hanya saja malu itu adalah sesuatu yang Anda perlihatkan pada orang lain (dan terlihat oleh orang lain).
Orang pemalu itu cenderung memikirkan perilakunya secara berlebihan. Terlalu fokus pada diri sendiri bisa membuat Anda malu dan akhirnya rasa malu itu jadi sesuatu yang problematis. Agar rasa malu itu lebih mudah untuk dikontrol dan diatasi, latih fokus Anda dengan tidak hanya berpusat pada ketakutan diri sendiri. Kecanggungan yang berlebihan karena tidak percaya diri juga bisa membuat Anda jadi orang pemalu. Lakukan apa yang terbaik dari diri Anda dan biarkan apa yang Anda lakukan terjadi dengan alami.
Rasa Muak: Menentukan Batasan
Rasa muak itu bisa mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Wesley Moons menjelaskan bahwa rasa muak bisa memberikan perasaan untuk menghilangkan sejumlah hal dan tidak ingin mendapatkan hal tersebut. Implikasi dari hal ini adalah bisa mencegah Anda dari konsumsi yang berlebihan dan membentengi diri Anda dari materialisme.
Saat Anda merasa muak atau jijik akan sesuatu, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda perlu segera membuat batasan-batasan baru. Dan batasan ini sangat penting agar Anda terhindar dari hal-hal yang tidak penting dan tidak diperlukan.
Advertisement
Sedih: Cari Jalan Keluar
Kesedihan, seperti emosi negatif yang lainnya, hadir untuk memberi Anda peringatan bahwa Anda berada dalam situasi yang buruk. Ada sesuatu yang salah dan perlu Anda perbaiki, itulah kenapa Anda merasa sedih.
Rasa sedih akan menjadi masalah jika rasa sedih itu berkepanjangan dan tak bisa dihentikan. Berkubang dalam rasa sedih terlalu lama akan membuat kita terjebak dalam situasi yang tak akan menjadikan diri kita jadi seseorang yang lebih baik. Susan Heitler mengungkapkan bahwa rasa sedih ini memang bisa dihapus dengan air mata (itulah kenapa kita sering mudah menangis jika sedih), dan setelah air mata itu keluar, saatnya untuk melangkah ke depan.
Kesedihan ini bisa menjadi pertanda bahwa ada sebuah solusi yang harus segera Anda temukan. Ada jalan keluar yang harus Anda buat sesegera mungkin. Setelah jalan keluar itu didapatkan, hidup Anda niscaya akan jadi lebih baik, jauh lebih baik dari sebelumnya.