Sukses

Lifestyle

Di Balik Baju Bagus Dan Mahal, Ada Jeritan hati Pekerja Konveksi

Saat kita menemukan baju yang kita suka, pasti akan senang bukan kepalang. Di pikiran kita cuma ada bayangan bahwa baju itu buatan sebuah konveksi atau brand ternama. Atau simpelnya, baju itu hanya hasil produksi untuk konsumen.

Tapi, pernah nggak kita membayangkan siapa yang mengerjakan dan bagaimana ia mengorbankan waktunya untuk mengerjakan pakaian itu? Sebagian besar mungkin tak peduli, sampai mereka menjadi Rebecca Gallagher.

Photo copyright Mirror.co.uk

Wanita ini sangat senang saat menemukan pakaian motif bunga yang dibelinya di sebuah toko senilai $170 itu. Namun ketika ia menemukan sebuah label dengan tulisan "forced to work exhausting hours" di dalam baju tersebut, Rebecca jadi enggan menggunakannya. Ia tak mau memakai pakaian yang merupakan hasil dari eksploitasi pekerja.

"Aku sangat terkejut kala menemukan label tersebut. Tulisannya benar-benar dijahit dengan tangan," cerita Rebecca.

Photo copyright Mirror.co.uk

Label yang kelihatan seperti sebuah curhatan minta tolong itu seketika membunuh keinginan Rebecca untuk menggunakan pakaian tersebut. Bahkan, saat Rebecca menghubungi ke Primark sebagai produsen pakaian tersebut, ia hanya diminta menunggu 15 menit sebelum akhirnya sambungan tersebut diputus.

Sementara itu juru bicara Primark hanya mengatakan bahwa mereka akan menangani lebih lanjut ketika konsumen mereka sudah memberikan bukti pakaian tersebut. Ternyata brand Primark sebelumnya sudah pernah dikritik atas isu eksploitasi tenaga kerja, dilansir dari Mirror.

Sebelumnya Rebecca tak pernah membeli pakaian dengan membayangkan sejauh ini. Namun setelah ia mengetahui fakta mengerikan dari apa yang terjadi di balik dress bunga-bunga kesukaannya, ia jadi tidak tega untuk menawar pakaian yang dibelinya.

(vem/gil)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading