Ladies, apa sih yang ada di pikiran Anda saat memakai produk negeri sendiri? Bangga atau justru biasa saja? Jika Anda termasuk wanita yang mencintai produk dalam negeri, Anda patut berbangga hati.
Pasalnya, produk buatan pengrajin Indonesia sebenarnya memiliki nilai yang cukup tinggi. Coba saja Anda memakainya saat jalan-jalan ke negara lain dan perhatikan bagaimana reaksi mereka terhadap barang yang Anda pakai. Karya pengrajin Indonesia begitu berharga di mata mereka sehingga mereka mau membayar mahal untuk barang yang serupa.
Dona Karan yang merupakan desainer produk kelas dunia terkenal DKNY bahkan sangat mengagumi baju batik karya Edward Hutabarat yang dikenakan Andien, penyanyi Jazz Indonesia pada perayaan ulang tahunnya. Namun sayang, anak muda negeri ini justru tidak tahu bahwa yang dikenakan Andien adalah batik. Sungguh sayang karya negeri sendiri yang berbasis kearifan tradisi kurang dihargai oleh penduduk negeri sendiri.
Advertisement
Kalau Ladies mau meneliti lebih seksama, produk Indonesia sebenarnya juga tidak kalah dengan produk dari luar negeri. Produk buatan lokal memiliki kualitas yang cukup baik jika dibandingkan dengan produk impor. Yang membuat produk Indonesia dipandang sebelah mata oleh masyarakat lokal sendiri adalah tampilan kemasan produk yang tidak menarik dan tidak mencerminkan mutu produknya. Hal inilah yang membuat masyarakat tidak tertarik menggunakan produk lokal karena tidak terlihat cukup bergengsi.
Ladies yang suka memanjakan kulit pasti sudah tahu bahwa saat ini di Bali sudah banyak produk lulur lokal yang bisa jadi sangat cocok untuk kulit orang Indonesia. Namun dengan kemasan yang sederhana, produk ini akhirnya kalah dengan body scrub buatan luar negeri. Padahal body scrub tersebut belum tentu baik untuk kulit alami orang Indonesia jika dibandingkan dengan produk buatan asli Indonesia yang menggunakan bahan-bahan alami.
Selain kualitas, memakai produk dalam negeri juga memiliki kisah di balik pembuatannya. Misalnya kain tenun Lombok motif Subahnale. Kain tenun dari Desa Sukarara ini dibuat dengan penuh kesabaran dan ketelitian selama sebulan. Karena keindahannya, penduduk Lombok sampai menyebut kata “Subhanallah” untuk mensyukuri hasil karya yang ditenun dengan penuh doa dan harapan ini. Belum lagi pola tenun Wahyu Temurun yang mengharapkan si pemakai mendapat petunjuk atau rahmat dari Sang Maha Pencipta.
Kini saatnya menumbuhkan kecintaan Anda terhadap produk lokal dalam negeri dan menularkan kecintaan tersebut terhadap orang di sekitar. Memakai produk lokal bukan hanya berarti mencerminkan jati diri bangsa, tapi juga menguatkan landasan ekonomi dalam negeri. Selain itu, dengan sentuhan kreativitas generasi muda, produk karya dalam negeri juga bisa menarik perhatian lebih dari produk impor mana pun!
(vem/tey)