Joy Friedman dulunya adalah seorang pekerja seks komersial. Untuk mendapatkan klien, ia juga harus menjajakan dirinya di jalanan. Tapi itu dulu. Sekarang ia adalah salah satu wanita pejuang yang bergabung dengan Breaking Free--organisasi nirlaba yang membantu para wanita keluar dari jeratan prostitusi. Dan ia hanyalah satu dari ribuan wanita yang diselamatkan oleh seorang wanita luar biasa.
Vednita Carter Mendirikan Breaking Free
Vednita Carter adalah sosok yang sangat berjasa. Dilansir dari edition.cnn.com, saat ini ia berjuang untuk memberikan bantuan kepada para wanita. Ia ingin membebaskan wanita dari jeratan prostitusi.
"(Prostitusi) sudah ada sejak dahulu. Dan wanita selamanya akan menjadi korbannya," ungkap Vednita Carter pendiri Breaking Free. "Wanita berhak mendapatkan yang lebih baik."
Sejak tahun 1996, Vednita telah membantu lebih dari 6.000 wanita yang butuh bantuan. Menurutnya, prostitusi dan perdagangan seks itu sama saja. Keduanya adalah tantang proses jual beli manusia.
Kisah Kelam Vednita Carter
Ia mendirikan Breaking Free juga atas pengalaman pribadinya yang pernah terjebak dalam dunia kelam prostitusi. Pada usia 18 tahun, ia ingin mencari uang agar bisa melanjutkan kuliah. Saat itu ia mencoba melamar untuk menjadi seorang penari. Pada awalnya ia hanya disuruh menari dengan baju lengkap, tapi lama kelamaan sang bos dan pacarnya sendiri menyuruhnya untuk menari striptease dan masuk ke dunia prostitusi.
Beruntungnya, setahun kemudian, ada seorang teman yang membantunya untuk keluar dari jeratan tersebut. Saat itu ia merasa sangat beruntung. Dan itulah kenapa ia ingin melakukan sesuatu dan membantu banyak orang untuk bisa keluar dari dunia kelam prostitusi.
Rata-Rata Usia Gadis Remaja Masuk ke Dunia Prostitusi pada Usia 12-14 Tahun
Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia gadis remaja terjun ke dunia prostitusi pada usia 12-14 tahun. Dan sebagian besar gadis tersebut mengalami pelecehan seksual dan ada juga yang nekat untuk kabur. Vednita dengan organisasinya ingin mengedukasi masyarakat dan memperjuangkan penegakan hukum untuk wanita yang telah menjadi korban perdagangan seks.
Vednita menambahkan bahwa 95 persen wanita yang dibantunya juga mengalami berbagai kondisi buruk seperti kekerasan fisik, trauma mental, ketidakstabilan ekonomi, dan rasa malu. Organisasi yang dibangunnya ini kini juga menyediakan makanan, pakaian, dan bantuan moral untuk wanita yang butuh bantuan tanpa pandang bulu.
Setiap Wanita Punya Pilihan
Di organisasi Breaking Free, para wanita akan diberi edukasi dengan mengikuti kelas yang dilangsungkan selama 14 minggu. Kelas ini bernama Sisters of Survival. Wanita yang sudah selesai mengikuti kelas ini pun akan diwisuda dan proses wisuda itu menandai awal baru kehidupan mereka.
Advertisement
"Mereka bisa mulai memahami bahwa mereka sebenarnya dapat membuat banyak pilihan lain," jelas Vednita.
Sebagian besar staf Breaking Free dulunya adalah mantan pekerja seks komersial. Joy Friedman yang ikut aktif dalam organisasi ini pun menyatakan bahwa sekarang ia sudah memiliki tujuan hidup. "Saya adalah seorang pejuang dan saya akan berjuang hingga akhir hayat untuk keadilan setiap orang yang terjebak di dalam eksploitasi seks," jelasnya.
Vednita akan terus memperjuangkan keadilan untuk para wanita korban perdagangan seks. Ia akan terus melakukan yang terbaik untuk bisa membebaskan wanita dari prostitusi karena, sekali lagi, ia yakin bahwa setiap wanita berhak mendapatkan yang lebih baik.