"People come and go but memories will always remain."
Dua tahun yang lalu, ya sekitar dua tahun yang lalu aku masih bertemu dengannya. Saat itu ia ikut mengantarku ke stasiun Bandung. Setelah memutuskan untuk mengundurkan diri dari sebuah perusahaan tempatku bekerja di sana, aku pun langsung kembali ke tempat asalku di Malang. Tadinya aku merasa bingung bagaimana aku bisa membawa semua barang untuk kubawa pulang. Total ada lima tas yang harus kubawa pulang bersama, termasuk satu ransel gunung yang penuh dengan baju. Ah, pasti akan repot sekali untuk sekadar membawanya hingga ke stasiun.
Beberapa jam sebelum aku berangkat ke stasiun, seorang sahabat mengirimkan SMS. Heny namanya. Ia memberitahuku akan ikut mengantarku pergi ke stasiun bersama Dewi. Bersyukur sekali rasanya bisa dibantu dengan dua sahabat yang sekaligus jadi teman kantorku saat itu. Sampai di stasiun, sambil menunggu kereta datang, kami masih sempat mengobrol dan becanda.
Advertisement
Dewi pun sempat membawakan satu tas ransel--tas paling berat yang kubawa saat itu. Itu adalah pertemuan terakhirku dengan Dewi di Bandung. Kupikir aku masih akan bisa bertemu dengannya lagi, apalagi setelah ia sempat berkata punya rencana untuk mengunjungi Malang. Tapi, berita yang kuterima hari Minggu pagi tadi membuat kesempatan untuk bisa bertemu dengannya lagi sirna.
Dari seorang sahabat yang tinggal di Bandung, aku diberi kabar bahwa Dewi... meninggal. Ia ikut menjadi satu dari tiga korban tewas dalam kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang. Kubaca lagi pesan itu, ini benar-benar Dewi? Dewi yang selalu tersenyum manis ke setiap orang? Dewi yang selalu jadi sahabat paling baik dan paling menyenangkan untuk diajak mengobrol itu?
Aku langsung membuka akun Facebook. Beberapa sahabat dekatnya yang lain juga membuat status baru, termasuk Heny. Heny bahkan (dalam status Facebooknya) bercerita bahwa ia sebenarnya tidak ingin mempercayai kabar itu, ia berusaha untuk menghubungi ponsel Dewi. Ia berharap Dewi masih akan mengangkat teleponnya dan mengabarkan bahwa dirinya baik-baik saja. Tapi, sia-sia, kabar duka itu memang benar adanya.
Teringat lagi dengan beberapa cerita dan kenangan yang pernah kumiliki bersamanya. Trekking bersamanya di Dago Pakar, menikmati matahari terbenam dan matahari terbit di Pantai Pangandaran bersama-sama, dan juga obrolan yang selalu ceria bersamanya. Tak heran jika ia memiliki banyak sekali sahabat. Sosok ramah dan selalu tersenyum itu memang selalu disukai banyak orang.
“Friendship is the hardest thing in the world to explain. It's not something you learn in school. But if you haven't learned the meaning of friendship, you really haven't learned anything.”
― Muhammad Ali
Dan, ya, pertemuanku dengannya dua tahun lalu itu adalah pertemuan yang benar-benar terakhir kalinya. Ladies, apakah saat ini Anda masih bisa bertemu atau bertukar sapa dengan sahabat Anda? Kita tak akan tahu pasti pertemuan yang manakah yang menjadi pertemuan terakhir itu. Bisa jadi ia yang akan melanjutkan perjalanan terlebih dahulu, tapi bisa jadi juga kita lah yang akan melanjutkan perjalananitu terlebih dahulu.
Dewi, selamat melanjutkan perjalanan, kawan...
- Gara-Gara Rajin Update Instagram, Eh Ditawari Pekerjaan Keren
- Mengantar Sang Adik Beli Bra Pertama, Wanita Ini Merasa Gelisah
- LPAN Griya Baca Malang : Bakti Kami Untuk Anak Negeri
- Sabrina Lovino: Gara-Gara Patah Hati, Kuputuskan untuk Keliling Dunia
- Meninggalkan Zona Nyaman untuk Sebuah Impian? Bersiaplah Mengalami 13 Hal Ini!
- Inspiratif! Perempuan Malang Lulusan Teknik Mesin yang Berkarir di Perusahaan Korea