Oleh: Endah Wijayanti (@endawia)
Di Indonesia, seluruh penduduk yang sudah memiliki hak pilih bisa memberikan suaranya pada Pemilu Legislatif 2014 pada tanggal 9 April mendatang. Namun, ternyata tak semua warga berkewarganegaraan Indonesia baru bisa nyoblos pada tanggal 9 April. Warga negara Indonesia yang tinggal di Cina sudah memberikan suaranya pada tanggal 30 Maret 2014 lalu, salah satunya adalah Eryan Ramadhani mahasiswi yang saat ini menempuh kuliah di Tsinghua University.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Eryan, pada hari Minggu, 30 Maret 2014, KBRI Beijing mengadakan pemungutan suara untuk Pemilu Legislatif 2014. Acara ini dimulai pukul 09.00 waktu setempat (GMT+8) dan bertempat di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPS Luar Negeri) di gedung KBRI Beijing. Berdasarkan data dari KPU sebanyak 1.319 nama terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap) luar negeri di Beijing. Jumlah ini kemungkinan bertambah karena ada sejumlah warga negara Indonesia yang berdomisili di Beijing yang namanya tidak tercantum dalam DPT.
Advertisement
Para pemilih dibagi menjadi dua kelompok dan ditempatkan di TPS 1 dan 2 sesuai dengan nama awalan. Nama-nama yang berawalan huruf A-M menyoblos di TPS 1, sedangkan yang berawalan N-Z di TPS 2. Selain pemungutan suara, KBRI Beijing juga mengadakan bazar makanan dan kerajinan khas Indonesia, seperti nasi uduk, sate, batik, dan lain sebagainya. Kemeriahan di halaman gedung KBRI ini berakhir pada pukul 16.00 waktu setempat.
Eryan yang saat ini sedang menempuh gelar Master di Chinese Politics and Foreign Policy berangkat bersama Deviany seorang mahasiswi yang menempuh gelar Phd di Chemical Engineering dari dorm kampus ke KBRI dengan menaiki subway. Perjalanan dengan subway tersebut memakan waktu hingga 45 menit. Ketika ditanya bagaimana kesan nyoblos di KBRI Beijing, Eryan menjawab, "Kesannya bikin berasa di rumah. Seneng aja bisa tetep ikut Pemilu walaupun di negeri seberang."
Apakah ada kebingungan untuk menentukan pilihan saat nyoblos?
"Iya sempat bingung. Awalnya aku cek di website KPU dan lihat daftar caleg dari dapilku di Jawa Timur. Aku banding-bandingkan para calegnya. terus tiba-tiba dapat informasi dari Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tsinghua buat cek website jariungu.com yang isinya caleg untuk dapil luar negeri. Jadilah itu proses pilah-pilih caleg dimulai lagi. Di situ ada 70-an lebih caleg. Aku cek satu-satu profilnya. Dari situ kepilih satu deh yang akhirnya aku coblos pas Pemilu kemarin."
"Bingungnya mungkin pas di awal ya karena aku juga kurang info soal dapilnya. Terus sama pas pilih-pilih caleg, hehe."
Waktu pemungutan suara di KBRI Beijing kan ada bazarnya juga, bagaimana kesannya?
"Bazarnya seru karena banyak makanan Indonesia yang dijual. Terus banyak yang beli juga. Yang bikin seru juga, kita bisa ngobrol-ngobrol sama orang Indonesia lain yang sebelumnya nggak kenal."
Seberapa penting, sih kita harus nyoblos untuk Pemilu ini?
"Jujur aku merasa lebih pro Pemilu selama tinggal di luar negeri karena ini salah satu bentuk nyata kontribusi kita buat Indonesia. Pertimbangkan juga persiapan untuk pengadaan pemilu di luar negeri, harus kirim surat suara dari Indonesia ke Cina dan kirim balik lagi ke Indonesia. Kalau surat suara itu kosong karena kita golput, seolah-olah kita bikin perjuangan si surat suara buat terbang bolak-balik sia-sia."
Ladies, saatnya kita memberikan suara kita. Jangan sia-siakan hak pilih kita karena pemimpin Indonesia di masa yang akan datang juga bergantung pada pilihan kita.
- SSC Malang : Mutiara Yang Terpendam, Kita Mutiara Indonesia
- Diadopsi Ibu yang Sudah Berumur 70 Tahun, Aku Menemukan Jalan Hidupku
- Jika Hari Ini Adalah Hari Terakhir Anda Melihat Ibu, Apa yang Anda Lakukan?
- Ketika Rasa Takut Melanda, Ingatlah Hal Ini
- Guru Pembawa Keajaiban 'Saya Istimewa Karena...'
- Melalu Lensa Kamera Ini, Aku Melihat Cahaya Harapan