Apa yang ingin Anda lakukan sebelum meninggal? Meraih cita-cita, melakukan apa yang belum sempat dilakukan?
Apapun hal itu, apa yang dirasakan oleh orang-orang ini, sama seperti yang Anda rasakan. Bedanya, mereka benar-benar tahu bahwa hari kematiannya sudah dekat, dan bahkan sudah diprediksi oleh dokter.
Dilansir Oddee.com, inilah kisah-kisah mengharukan, mereka yang memiliki permintaan terakhir karena tahu hidupnya tak akan lama lagi. Semoga hal ini bisa menjadi sebuah inspirasi, yang akan membuat Anda yang masih punya banyak waktu, bisa melakukan hal-hal positif.
Advertisement
Advertisement
Pesta dansa terakhir
Setiap gadis remaja ingin pergi ke pesta dansa homecoming dan menikmati pengalaman remajanya.
Brett Marie Christian, 15, menderita leukimia dan diprediksi hidupnya tidak akan lama lagi. Sebelum ia meninggal, ia ingin merasakan hidup sebagai remaja pada umumnya dan menari di homecoming dance. Teman-temannyalah yang kemudian mewujudkan keinginan terakhirnya.
Homecoming datang lebih awal di tahun itu, di Monarch, Lincoln. Semua orang pergi mengenakan gaun terbaik dan dandanan tercantik. Brett sendiri mengenakan gaun pink dan rambutnya ikal. Ia sempat memanjakan diri dengan menikur dan pedikur. Teman kencannya membelikannya korsase serta kalung.
Brett dan Treyton Carter, menari di ruangan di depan 50 pasang teman sekelasnya yang juga berpakaian pesta.
Ia kemudian dinobatkan menjadi ratu homecoming, dan meninggal tiga hari kemudian dengan bahagia.
Ingin melihat film Up di hari terakhirnya
Colby Curtin adalah gadis berusia 10 tahun yang sangat ingin melihat film terbaru Disney - Pixar, berjudul Up. Film ini memang sangat populer pada saat itu, dan banyak gadis seusianya heboh menontonnya di teater. Sayangnya, Colby tak bisa merasakan hal yang sama, karena ia menderita kanker.
Teman-teman dan keluarganya kemudian menghubungi seseorang di Pixar, di mana mereka berharap ada yang mau membantunya. Keesokan harinya, seorang karyawan datang dengan membawa bingkisan dan film versi DVD UP ke rumah Colby, sehingga ia dan seluruh keluarganya bisa menonton film tersebut.
7 jam setelah keinginannya terpenuhi, Colby meninggal dengan tenang.
Advertisement
Gelar sarjanaku
Mimpi Harriet Richardson Ames adalah mendapatkan gelar sarjana di bidang pendidikan. Di usia tuanya, hal ini tentu bukanlah sebuah hal yang mudah.
Namun, Harriet berhasil meraih gelar sarjananya di ulang tahun ke-100nya. Ia bahkan mendapatkan sertifikat mengajar di Keene Normal School dan Keene State College. Selama ini, ia menjadi guru yang sangat baik dan bijaksana.
Sehari setelah gelar sarjananya berhasil diraih, Harriet meninggal sebagai guru tanpa tanda jasa. Kebahagiaannya adalah berhasil meraih gelar sarjana sekalipun harus melalui hari-hari yang tersulit.
Ingin memberi makanan pada yang lapar
Bila anak-anak kecil lainnya akan marah ketika es krim miliknya dibagikan, Brenden Foster punya pemikiran yang berbeda. Si kecil yang lahir 4 Oktober 1997 ini adalah seorang anak laki-laki asal Bothel, Washington, yang didiagnosa menderita leukimia lymphoblastic akut pada tahun 2005.
Keinginan terakhirnya adalah menjadi malaikat dengan membantu tunawisma memperoleh makanan yang layak. Dengan apa yang ia miliki, ia membantu banyak orang kelaparan di daerahnya lewat makanan yang ia bagi. Ceritanya menginspirasi banyak orang bahkan menarik perhatian nasional dan internasional.
21 November 2008, ia meninggal dengan sukacita penuh karena berhasil meraih cita-citanya. The Brenden Foster Food Drive kemudian dibuat oleh stasiun televisi untuk menghormatinya. Di Seattle bahkan banyak relawan dengan bersepeda membagikan 200 sandwich pada tunawisma.
Kisah Brenden menyebar ke seluruh penjuru Amerika. Memunculkan gerakan-gerakan baru yang membuat banyak orang tertolong karenanya.
Advertisement
Aku ingin menikah
Maire Taomia didiagnosa menderita kanker lambung dan akan segera meninggal. Ia kemudian meminta restu ayahnya untuk menikah sebagai permintaan terakhirnya. Dalam upacara yang penuh haru dan dihadiri 300 tamu undangan yang berasal dari keluarga dan teman dekatnya, Maire menikah di gereja St. Christopher di Avonhead.
Maire diberkahi anak berumur satu tahun dari pernikahannya. Mereka tinggal di sebuah kamar di rumah sakit Christchurch sejak November 2010. Bagi ayahnya, pernikahan Maire adalah hal terindah dan membahagiakan sekaligus paling menyakitkan.
Lembaga kanker New Zealend, Christchurch dan millenium Hotel menutup semua biaya kue pengantin, gaun pengantin, mobil limusin, fotografer dan sebuah kamar hotel untuk Maire berbulan madu.
Surat cinta untuk ayah
Masih berusia 6 tahun, Elena Desserich didiagnosa menderita kanker otak. Ia mulai menyembunyikan ratusan surat cinta di sekitar rumah agar orang tuanya bisa mencari setelah ia pergi. Ia diprediksi hanya bisa hidup 135 hari, namun ia bisa bertahan hingga 255 hari, dan akhirnya meninggal pada tahun 2007.
Setelah kematiannya, orang tua Elena, Brooke dan Keith menemukan ratusan surat cinta dari Elena yang disembunyikan di sekitar rumah, di antara kotak CD, rak buku, laci dan meja rias, serta di ransel. Orang tuanya sangat terharu dan seperti selalu mendapatkan pelukan kecil darinya.
Semua surat cinta tersebut kemudian diterbitkan dalam sebuah buku berjudul Notes Left Behind, di mana semua hasil bukunya digunakan untuk mendanai sebuah organisasi non profit yang berdedikasi melawan kanker otak anak.
Advertisement
Bernyanyi untuk Simon Cowell
Bethany Fenton, 5, didiagnosis menderita tumor otak pada tahun 2009. Ia memiliki sebuah keinginan yaitu bernyanyi untuk Simon Cowell.
Mimpinya kemudian menjadi kenyataan, saat ia diundang ke studio Got Talent di Inggris. Setelah bertemu Simon, ia berkata ia ingin menyanyikan lagu Twinkle Twinkle Little Star kepadanya. Simon Cowell begitu tersentuh dan sedih. Ia terharu bagaimana seorang anak kecil bisa memiliki keinginan terakhir bernyanyi untuknya.
Namun, ayahnya mengatakan bahwa itulah keinginan terakhir anaknya, di mana ia akhirnya bisa meraih keinginan terbesarnya. Bethany meninggal tiga hari kemudian setelah bertemu dengan Simon.