Beberapa hari belakangan ini publik digegerkan dengan video Ustad Hariri menginjak kepala seorang operator sound system. Sejak saat itu, kritik dan komentar mulai banjir di mana-mana, terutama karena menurut beberapa orang, hal itu kurang baik dilakukan oleh seorang Ustad.
Tadi malam (13/2) akhirnya sosok soundman bernama Kang Entis itu dipertemukan dengan Ustad Hariri di acara Hitam Putih. Mereka diberi kesempatan untuk menjelaskan duduk perkaranya karena rupanya Kang Entis sendiri tak tahu apa kesalahannya.
Advertisement
Video copyright Youtube/Grup Kepo
Dalam acara tersebut, Kang Entis menjelaskan bahwa dirinya tidak membentak. Hanya saja karena posisinya jauh, maka ia berteriak, "Siap Pak." Ketika ia dipanggil ke depan untuk minta maaf, ia pun melakukannya. "Saya terus-terusan minta maaf sama Bapak. Ya saya udah beres. Saya pergi, dipanggil lagi, katanya saya belum tulus," kata Kang Entis.
Dalam ceritanya, Kang Entis menjelaskan bahwa dirinya hanya orang kecil. Ia mau disuruh minta maaf karena dirinya takut. Selain itu Kang Entis juga menelepon bosnya karena ia sempat drop setelah kejadian tersebut. Kalau menurut Ustad Hariri ia hanya mengunci leher Kang Entis, menurut Kang Entis sendiri dia diinjak.
Namun Kang Entis sendiri masih tidak tahu apa kesalahannya. Dan saat ia bertanya pada Ustad Hariri, pria tersebut hanya menjawab, "Ya sudah kalau emang Kang Entis nggak tahu kesalahannya apa ya sudah. Yang jelas saya yang salah."
Dedy Corbuzier juga bertanya pada Pak Agus yang menjadi pemilik sound system. Pak Agus mengaku bahwa ini bukan pertama kalinya dan ia mengaku kalau dengan Ustad Hariri, ia tidak sanggup. Karena sejak pertama kali ada masalah dengan sang Ustad, ia sebenarnya tak ingin berurusan lagi dengan Ustad tersebut.
Melihat penjelasan yang makin melebar, Dedy Corbuzier pun mengajak Ustad Hariri dan Kang Entis untuk maju ke depan. Keduanya pun akhirnya berpelukan dan Ustad Hariri menyatakan minta maaf pada soundman di seluruh Indonesia. Wah, semoga setelah ini kejadian ini bisa jadi pelajaran bagi semuanya untuk saling mengendalikan diri dan memaafkan.
(vem/gil)