Sukses

Lifestyle

Suka Game Bisa Jadi CEO

Bagaimana jika anak Anda lebih suka bermain game daripada belajar? Pasti Anda jadi pusing, tapi tidak selamanya bermain game itu buruk. Ini buktinya!

Arief Widhiyasa ketika diwawancarai acara talk show Kick Andy (17 Januari 2014) yang ditayangkan sebuah stasiun TV swasta. Pria berusia 26 tahun ini merupakan CEO dari salah satu perusahaan industri game di Indonesia.

Arief Widhiyasa mengawali karirnya di bidang industri game setelah memutuskan drop out dari kampus Universitas Negeri di Bandung jurusan informatika. Arief mendirikan Agate pada tahun 2009 bersama dengan 18 orang temannya saat kuliah.

Agate sejauh ini telah mencetak lebih dari 100 game untuk PC maupun perangkat mobile. Beberapa yang sudah booming adalah “English Defind” dan “Football Saga”. Kemudian baru-baru ini mereka telah bekerjasama dengan salah satu perusahaan games terbesar di Jepang untuk membuat game simulasi perang berbasis web, “Sengoku Ixa”.

Menurut penuturannya dalam acara Kick Andy, semua yang bekerja di Agate sangat suka main game. Dirinya sendiri mengaku gemar bermain game sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Mulai dari memainkan tamagotchi, video game, hingga jenis-jenis game terbaru.

Ditanya mengenai bagaimana polemik masyarakat terhadap game, Arief Widhyasa menuturkan bahwa ada kelebihan dalam game yang tidak didapatkan di dunia nyata. "Ketika Anda bermain game dan menyelesaikan tantangan pada level tertentu Anda akan mendapatkan reward. Sedangkan pada dunia nyata, ketika seorang anak mendapatkan nilai 100 dia hanya akan mendapat tulisan angka 100 di bukunya."

Meskipun pernah hampir bangkrut, kini Agate Studio telah mampu bersaing di industri game internasional.

Nah, setelah menyimak kisah Arief Widhiyasa apakah Anda akan memperbolehkan si kecil bermain game seharian? Anda tentunya paham mana yang terbaik untuk si kecil.

(vem/hyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading