Wanita memang adalah makhluk yang paling peka dan emosional. Namun percaya tidak kalau banyak wanita yang juga bersembunyi ketika mereka ingin menangis?
Kalau ada istilah 'cengeng seperti anak perempuan', saya rasa anak perempuan jaman sekarang tak selalu cengeng. Saya banyak bertemu dengan wanita yang lebih 'berhati baja' di sekitar saya. Dan saya kadang khawatir saat mereka tak menangis di saat mereka seharusnya bisa menumpahkan kesedihan atau kekhawatiran mereka. Saya khawatir.. mereka sendirian saat menangis.
Sebuah ketegaran yang pernah saya lihat adalah sahabat saya yang kehilangan ayahnya. Sejak itu kehidupannya berubah dan dia jungkir balik antara senyum getir dan air mata. Dari yang ketakutan saat tengkulak sering menagih hutang ke rumahnya, sampai ketakutannya mati rasa dan ia sering menganggap mereka seperti penarik iuran biasa.
Advertisement
Saat bertemu saya, wajahnya selalu tampak ceria atau biasa saja. Namun setiap kali dia menuangkan cerita hidupnya lewat tulisan dan pesan singkat yang dikirimnya, saya tahu kata-kata itu sama dengan tumpahan air matanya yang menjerit minta tolong.
Adapula kawan yang kemarin masih tertawa-tawa dengan saya, namun keesokan harinya dia datang dengan kantung mata yang menggantung. Saya tahu ada apa-apa, meski dia tetap menyambut saya hari itu dengan senyum yang sama.
Tekanan, omongan orang, hormon dan masalah lainnya bisa membuat kita menabung stres, tapi jadi tabu untuk mudah menangis. Itulah mengapa, banyak wanita yang terisak dalam keheningan. Bahkan, terlalu tegar menghadapi hidup membuat kita lupa caranya menangis.
Saya juga pernah sembunyi bila saya ingin menangis, karena saya (dan mungkin juga Anda) tak ingin kelihatan orang lain saat sedang menangis. Malu dengan wajah yang nampak jelek, merah dan sembab. Dan mungkin saya terlalu pede untuk menyimpan masalah saya sendiri.
Namun seorang sahabat mengatakan, "Menangislah kalau mau menangis. Itu baik bagi jiwamu. Air mata tidak selalu menampakkan kelemahan, dan air mata hanyalah bahasa hati yang tak mampu mulutmu katakan."
Saya setuju bahwa baik pria maupun wanita tetap butuh menangis untuk berapa kali waktu dalam setahun. Kata orang, 'hanya karena ia tidak meneteskan air mata, tak berarti hatinya tak menangis'. Nah, sampai kapan Anda mau menumpuk tangisan di dalam hati?
Kesedihan yang menumpuk hanya akan membuat Anda sakit secara ragawi dan batiniah. Bila memang Anda tak kuasa lagi menahan masalah dengan tenaga dan kata-kata, menangislah. Air mata bisa menjadi doa yang tak bisa dikatakan mulut Anda dan sampai pada Tuhan. Di satu sisi Anda akan lebih lega, di sisi lain akan ada kekuatan bagi Anda untuk menghadapi masalah yang terasa tak mungkin teratasi.
Anggap saja, sudah saatnya membersihkan bola mata dan hati yang tak bahagia dengan air mata Anda. Menangis bagus untuk jiwa dan raga Anda, ketika senyum sudah tak mampu lagi menahan bendungan air mata.
- Sering Pakai Photoshop, Menurunkan Image Positif Pada Diri Sendiri
- Ustad Felix Siauw, Dakwah Bermanfaat Dengan Cara Bersahabat
- Senyum Anda Adalah Kebahagiaan Orang Tua
- Fotografer Ini Pemalu, Tapi Lihat Hasil Karyanya
- 10 Kalimat Yang Perlu Anda Sediakan Setiap Hari
(vem/gil)