Sukses

Lifestyle

Senyum Anda Adalah Kebahagiaan Orang Tua

Semenjak ditinggal ibu, saya hanya punya seorang ayah yang mendedikasikan masa tuanya hanya untuk keluarga. Meski sudah tua, beliau tidak mau benar-benar 'pensiun'. Ada saja pekerjaan yang dilakukannya.

Suatu ketika saya ingin ayah datang ke sebuah acara di mana saya mengisi sebagian besar session di situ. Lalu ayah saya bertanya, "Kamu nggak malu mengajak ayah ke sana?" Saya bertanya kenapa saya harus malu. Beliau bilang karena saya bergaul dengan teman-teman saya dan kehadiran ayah mungkin akan mengganggu keseruan saya dengan teman-teman.

Semakin beranjak dewasa, dunia ayah dan saya memang makin berbeda. Namun bagaimanapun sibuknya. saya berusaha untuk bisa membuat ayah saya merasa anaknya tetap ada untuk dia. Sekalipun sudah mulai banyak waktu yang habis untuk teman, cinta dan pekerjaan.

Ada sebuah video yang saya rasa sesuai dengan apa yang saya alami. Tentang orang tua dan apa yang mereka pikirkan saat anak-anaknya sudah mulai dewasa ketika mereka makin menua.

(c) youtube.com

Orang tua kita akan bahagia ketika kita sudah mencapai cita-cita setinggi langit. Namun jauh di lubuk hati mereka, ayah dan ibu kita tetap orang tua yang ingin bersama dan memperhatikan anaknya. Mereka ingin bisa berjalan sama cepatnya dengan kita, namun apa daya kaki mereka mulai renta dan sakit. Tak bisa berjalan secepat dulu.

Mungkin ibu kita mengingatkan berulang-ulang agar kita makan atau minum. Dan saat kita bilang, "Nanti.." dalam hatinya berharap semoga tindakannya tak mengganggu kesibukan kita, karena mereka hanya khawatir pada kondisi tubuh anaknya.

Saat ayah kita sakit dan kita menyempatkan diri mengantar mereka ke rumah sakit, terbersit sebuah pikiran bahwa mereka tak ingin menjadi beban bagi kita. Dan hal inilah yang saya rasakan ketika ayah saya bertanya, apakah saya tidak malu membawa beliau ke acara yang saya ikuti.

Kadang saya dan ayah duduk bersama, dan beliau melihat saya yang sedang asyik dengan ponsel. Kalau saya renungkan, mungkin saat itu ayah ingin bicara lebih banyak dengan saya. Setiap kali saya memikirkan hal ini, air mata saya pasti menetes.

Ladies, kita semua tak tahu berapa banyak waktu yang tersisa bersama dengan orang tua kita. Orang yang sudah seperti 'rumah untuk pulang' buat kita. Orang tua kita bukanlah 'beban' di kala kita makin dewasa, karena kita tak pernah jadi beban di seumur hidup mereka.

Senyumlah lebih banyak. Letakkan dulu ponsel dan pekerjaan Anda, ngobrol lebih banyak dengan mereka. Hiraukan dan hayati setiap perhatian ayah dan ibu Anda. Sebelum hanya rindu yang bisa kita rasakan pada mereka.

(vem/gil)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading