Fimela.com, Jakarta Karya seni menjadi sarana untuk menyampaikan perasaan dan pikiran. Hal serupa juga dilakukan oleh Gusmen Heriadi, seorang seniman asal Sumatera Barat yang mengaplikasikan pandangannya soalnya kehidupan ekologi yang kini kian ironis dalam sebuah pameran tunggal bertajuk "Deep Skin-Skin Deep"
Sebagian objek yang diangkat oleh Gusmen Heriadi merupakan amatan terhadap komoditas kulit hewan langka dan dominasi komodifikasi perempuan dengan atribut kepalanya yang beragam.
Advertisement
BACA JUGA
Sehingga sebagian karya seni yang ditampilkan menggambarkan sedikit sisi indah dari kulit binatang dan sisi lain yang menggambarkan keironisannya. Selama dua bulan, Gusmen melukis sendiri seluruh lukisan ini dengan memadukan unsur kain dalam karyanya.
Bentuk lingkaran dipilih menjadi salah satu karyanya yang disebut sebagai Lingkaran Bangga. Lingkaran Bangga ini menggambarkan bahwa manusia kelas atas membentuk lingkaran yang membuat manusia kelas bawah tidak mampu menyesuaikan diri. Bagi manusia yang berada di kelas atas akan merasa bangga dengan status dan kekuasaan yang mereka miliki.
Dalam upaya meraih status, seringkali manusia menggunakan segala cara. Manusia bisa keliru dengan menerapkan nilai menurut persepsi. Sehingga mengorbankan dan menguras sumber daya yang berharga hanya unutk membuat manusia lain terkesan dan memanjakan ego merasa sendiri.
Advertisement
Ironi ekologi lewat karya seni
25 karya Gusmen yang diperlihatkan di Ciptadana Art Program menggambarkan bahwa ketidakseimbangan lingkungan hidup sungguh terjadi akibat ambisi, status, prestis, dan gengsi dari manusia. Dalam karyanya, Gusmen menggunakan bahasa yang puitis khas orang Minang untuk menggambarkan keironisan ekologis di dunia ini.
Dengan digelarnya pameran karya seni ini, Gusmen Heriadi hendak menyampaikan sebuah pesan penting bagi manusia. Di mana manusia idealnya menghargai alam dan lingkungan. Manusia harus memahami bahwa semua yang ada di alam itu hidup.
Keprihatinan pada lingkungan belakangan direspon oleh sejumlah brand yang pada akhirnya menghadirkan produk vegan atau suistainability. Gusmen sendiri berpendapat bahwa langkah ini adalah terlambat mengingat bahwa sudah banyak binatang dan alam yang punah akibat perbuatan manusia. Namun itu merupakan inisiatif baik untuk menghentikan segala keserakahan manusia melakukan eksploitasi alam.