Di jaman yang sudah semakin canggih ini, kita semakin disibukkan dengan berbagai macam hal, mulai dari pekerjaan, urusan rumah, percintaan dan masih banyak lagi. Ini semua agaknya sudah banyak menyita waktu sehingga tidak jarang kita menjadi super sibuk dan tidak banyak memperhatikan sekitar. Apakah kita manusia sudah mulai acuh?
Sebuah cerita datang ke Vemale, bagi kami ini adalah inspirasi. Pada akhirnya, kami dan Anda juga semoga, nantinya menyadari bahwa ada pentingnya memberi sedikit perhatian untuk sekitar kita dan belajar untuk tidak acuh.
***
Advertisement
Adalah seorang anak kecil laki-laki. Ia selalu melewati jalan yang sama setiap harinya. Setiap hari, ia melewati jalan ini bersama ayahnya ke sebuah kedai kopi milik mereka. Namun, sebagai anak laki-laki kecil yang angkuh, ia hanya peduli ia akan pergi ke kedai ayahnya. Bahkan, di sana ia juga akan mendapatkan uang jika mau sedikit membantu ayahnya.
Di kedai kopi, tentu banyak orang, tapi anak laki-laki ini tidak peduli. Untuk apa, pikirnya. Hingga suatu hari, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Awalnya, ia tidak sengaja melihat seorang pak tua berdiri di ujung jalan. Ah, mungkin ia sedang mengemis atau menunggu seseorang, pikirnya saat itu. Namun, berhari-hari setelahnya, ia menjadi sering sekali melihat pria tua ini. Hatinya kemudian terusik. Apa ya yang ia lakukan di sana? Kenapa ia hanya diam saja di tempat itu di waktu yang sama? Seperti apa sih hidupnya? dan masih banyak lagi pertanyaan yang masuk di otaknya kala itu.
Namun, pada akhirnya ia melupakan hal tersebut. Terlalu mengganggu katanya. Dengan egois ia berpikir bahwa ia masih punya banyak hal lain daripada memikirkan pak tua itu. Belum tentu juga ia bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya.
***
Waktu pun berlalu, ia sudah hampir melupakannya. Hingga bertahun-tahun kemudian, ia kembali secara tidak sengaja bertemu dengan pak tua ini. Ia masih ada di tempat yang sama, di ujung jalan tempat kedai kopi ayahnya berada.
Ia cukup dewasa dan pikirnya ia bisa dengan berani bertanya pada pak tua ini. Ia pun mendekat dan dengan lantang bertanya, "Hai Pak Tua, aku sudah lama melihatmu berdiri di ujung jalan ini. Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?" beberapa detik, hanya kehingar-bingaran suara orang dan sekitar yang terdengar. Hingga..
"Aku pernah muda sepertimu, memiliki banyak impian yang besar dan berambisi untuk meraihnya. Tapi ada hal yang kau tidak sadari. "
Si anak laki-laki kemudian mengernyitkan dahinya. Ia mungkin bingung dengan apa yang dimaksud dengan Pak Tua ini sebelum akhirnya Pak Tua menjelaskan kembali, " selama kau hidup, apa yang sudah kau ketahui? " Dengan angkuh ia menjawab, "banyak, keluargaku, teman-temanku, pekerjaanku."
Pak Tua hanya tersenyum, "jadi kau tahu semua hal sekarang? Benarkah? Apakah kau bahkan bersyukur masih bisa melihat dan merasakan banyak hal?"
Deg.. pertanyaan ini membuat anak kecil itu terdiam. Ia sadar, ia hanya tahu bahwa yang ia miliki memang sudah sepantasnya ia miliki. Ia tidak menyadari bahwa ia lupa bahwa itu hanya pemberian. Setelah pertemuan itu, hidup sudah tidak sama lagi. Anak kecil tersebut kemudian tumbuh menjadi pria yang bijaksana dan tak lagi angkuh.
***
Tidakkah ini mengingatkan pada diri kita sendiri? Yang mulai sibuk dengan berbagai hal yang kita sebut kepentingan dan harus? Tidakkah bersyukur juga hal yang penting? Syukurilah waktu yang Anda miliki, siapa saja yang Anda sayangi dan apa saja yang Anda lakukan.
(vem/dyn)Kamu tidak bisa meminta waktu untuk kembali, karenanya syukuri setiap detik dalam hidup - anonim