Ternyata, masih banyak di antara kita yang hanya melihat kehidupan ini sebagai hitam dan putih. Padahal, hidup ini tak sepolos itu. Hidup ini, tak pernah senaif itu.
Tak pernah benar-benar ada orang yang salah kemudian dihukum setimpal dan kemudian bumi damai sepenuhnya. Tak ada orang yang benar-benar hitam dan tak ada orang yang benar-benar putih.
Beberapa waktu lalu, bahkan bertahun-tahun sebelumnya, sudah banyak kampanye yang mengajak kita untuk membela wanita-wanita yang dilecehkan dan menindak tegas mereka yang melakukan pelecehan. Sayangnya, tidak banyak di antara kita yang benar-benar mendukung hal tersebut.
Advertisement
Sebuah kampanye yang menyuarakan para korban pelecehan, mengungkapkan betapa sulitnya mereka mencoba survive dan mencari pembelaan. Bahkan, karena tak didengarkan, mereka harus bertahan dengan beberapa kali pelecehan. Pertolongan yang sesungguhnya, baru bisa mereka dapatkan mungkin setelah mereka mengatakannya pada orang ke sekian.
Butuh Waktu Bagiku, Untuk Mengatakannya
Tidak mudah bagi seorang korban pelecehan untuk bisa segera mengadukan apa yang terjadi padanya. Bayangkan trauma yang terjadi padanya. Ada rasa malu, bahkan jijik dan kotor yang mereka rasakan tentang diri sendiri.
Tak mungkin hal itu mereka umbar begitu saja. Ada banyak sekali ketakutan dan rasa trauma yang terus membayanginya. Belum lagi ancaman yang mungkin masih mengintai mereka.
Saat Aku Sudah Mengatakannya, Mereka Menghakimiku
Katakanlah 'seharusnya segera lapor setelah pelecehan itu terjadi'. Namun, nyatanya banyak korban yang kemudian harus menerima judgement dan respon yang pahit. Orang-orang menghakimi kondisi mereka, bahkan ada orang-orang terdekat yang mereka harapkan malah meninggalkan mereka.
Yang lebih miris lagi, setelah mengatakan pada sejumlah orang demi mencari pertolongan, jeritan mereka tak didengar oleh orang pertama. melainkan oleh orang ke sekian yang benar-benar peduli pada keadaannya. Mungkin juga, yang menolong mereka bukanlah siapa-siapa. Dan saat mereka didengar, ternyata mereka sudah mengalami pelecehan untuk ke sekian kalinya karena tak ada pertolongan ataupun orang yang menerima dan percaya pada mereka.
Saat Aku Mendapat Pertolongan, Hukum Tak Benar-Benar Tegak Untukku
Setelah ratusan luka dan puluhan trauma yang mereka terima sampai akhirnya mendapatkan pertolongan. Pada akhirnya, jalan menuju keadilan menghampiri para korban ini. Namun dengan sapaan yang dingin.
Kadang persyaratan untuk mengurus kasus hukum tak membuat mereka mudah mendapatkan keadilan. Malah makin menyudutkan dan menyakiti mereka, tak memahami trauma macam apa yang harus mereka lalui untuk menjawab setiap detail yang ingin mereka ketahui. Dan pada akhirnya, sebagian kasus mereka berakhir sebagai cerita belaka.
Hukuman tak sebanding dengan kehilangan. Pada kenyataannya mereka masih belum benar-benar didengarkan. Semoga ulasan ini bisa membuat kita lebih memahami keadaan mereka. Mari kita berikan pelukan dan dukungan, bagaimanapun mereka tak pernah menginginkan hal tersebut terjadi.
(vem/gil)