Seperti yang kita ketahui, hari pernikahan adalah hari yang sangat membahagiakan. Tapi di Cina, tepatnya di Provinsi Sichuan, terdapat sebuah suku yang memiliki tradisi pernikahan yang cukup aneh. Suku tersebut bernama suku Tujia, sedangkan tradisi pernikahan tidak biasa yang masih mereka jalankan hingga saat ini adalah menyuruh mempelai wanitanya untuk menangis.
Dilansir dari situs OddityCentral, dulu, pada tahun sekitar 475 sampai 221 sebelum Masehi, ada seorang putri dari negeri Zhao yang akan dinikahkan dengan pangeran dari negeri Yan. Pada saat putri tersebut akan berangkat ke negeri Yan, ibunya malah menangis dan meminta putrinya untuk kembali sesegera mungkin. Sejarah inilah yang kemudian diangkat menjadi sebuah tradisi oleh suku di Cina tersebut.
Meskipun sudah jarang ditemui, masih ada beberapa suku yang masih menjalankan tradisi ini. Cara menjalankannya sebenarnya cukup sederhana, yaitu hanya dengan menyuruh mempelai wanitanya menangis. Namun proses pelaksanaannya tidaklah semudah kedengarannya. Bayangkan saja, dalam pesta meriah dengan perasaan bahagia dan hati berbunga-bunga, Anda justru di suruh menangis.
Advertisement
Ternyata cara untuk melaksanakan ritual ini berbeda-beda di setiap daerah. Di Cina sebelah barat, tradisi ini diberi nama ‘Zuo Tang’ yang berarti duduk di sebuah ruangan. Dalam melakukan tradisi ini, sang mempelai wanita diwajibkan untuk menangis selama satu bulan penuh sebelum hari pernikahan datang. Setelah 10 hari berjalan, ibunya harus menemani dan menangis bersama putrinya. Kemudian, di 10 hari ketiga, neneknya harus menyusul diikuti oleh saudara-saudara wanita.
Masih ada jenis ritual yang lain yang tidak hanya menyuruh untuk menangis, tapi juga mencaci maki sang penghulu yang tidak berdosa. Sang mempelai wanita bebas mengungkapkan seluruh isi hati dan mengeluarkan serapah padanya. Menurut mereka, hal tersebut bisa membangun perasaan bahagia dengan mengeluarkan hal-hal yang tidak mengenakkan di hati si mempelai.
Dalam acara tersebut, untuk membangun suasana, ada paduan suara yang menyanyikan lagu-lagu yang teramat sedih. Hal ini sangat membantu mempelai dan wanita lainnya, bahkan mungkin juga para pria untuk menangis. Hal ini dipercaya dapat mengurangi beban sang pengantin wanita dan orang-orang yang ikut menangis.
Menangis biasanya kita lakukan saat perasaan terluka, kecewa, atau saat kehilangan. Namun dalam tradisi ini, wanita-wanita itu diminta menangis tanpa alasan yang jelas. Nampaknya butuh latihan untuk melakukannya, dan setelah mahir, para wanita itu mungkin bisa mengajukan diri sebagai pemain film atau sinetron.
(vem/ris/and)