Sebagai anak muda, siapa yang tak suka dengan adanya sebuah pesta yang identik dengan keromantisan. Ketika kita menjajaki bangku kuliah SMA terutama, pasti kita tak asing lagi kan dengan acara perpisahan yang bernama Prom Night. Yups, acara itu merupakan acara yang selalu dinanti oleh kebanyakan siswa sebagai ajang perpisahan sekaligus bersenang-senang.
Akan tetapi, jika di Indonesia, acara perpisahan semacam itu biasanya hanya menyajikan berbagai pertunjukan band dan juga mungkin tarian-tarian modern masa kini. Namun, di beberapa negara lainnya, prom night selalu identik dengan acara dansa dan juga pemilihan raja dan ratu pesta pada malam hari itu kan. Berdasarkan banyak film, kita tentu sudah dapat membayangkan bagaimana serunya prom night yang diadakan di luar negri. Bahkan tak sedikit juga orang yang bingung memilih cara yang tepat dalam mengajak teman kencan mereka.
Walau prom night identik dengan suatu hal yang menyenangkan, ternyata ada kisah unik dan aneh juga loh di dalamnya. Seperti yang dilansir oddee.com, beberapa hal unik dan aneh sempat terjadi dalam rangkaian kisah menuju hari besar yang telah dinanti para siswanya tersebut. Lantas, kisah unik apa saja sih yang mewarnai pesta perpisahan malam yang telah terjadi?
Advertisement
Advertisement
Raja Atau Ratu Dansa?
Entah kisah yang satu ini merupakan kisah unik atau justru mengharukan. Akan tetapi, apa yang telah dicapai oleh pria remaja istimewa ini benar-benar merupakan sebuah kisah yang tak biasa. Adalah Sergio Gracia, remaja pria yang mengakui bahwa dirinya gay ini telah terpilih sebagai ratu prom night di salah satu SMA Angeles Los. Sesungguhnyam terpilihnya Sergio sebagai ratu pesta dansa malam itu sempat menjadi bahan diskusi yang cukup lama akibat Sergio merupakan seorang pria, sementara ratu pada umumnya adalah wanita.
Namun, dalam sambutan yang ia berikan di kala dirinya mendapatkan mahkota ratu pesta dansa malam itu, dia mengatakan bahwa ia merasa tak terkalahkan. Sergio bahkan yakin bahwa dirinya dapat terpilih sebagai salah satu acara bergengsi yang selalu diadakan setiap tahun di sekolah tersebut. Bahkan, Sergio juga mengatakan, walau penampilan dirinya adalah seorang pria yang kala itu mengenakan jas, namun di dalam lubuk hatinya, Sergio adalah ratu.
Diakui oleh Sergio, bahwa kisah ini bermula ketika dirinya melintasi lorong sekolah dan menemukan selembaran dalam mengikuti ajang sebagai ratu dansa. Sergio yang saat ini berusia 18 tahun tak menemukan adanya peraturan bahwa yang mengikuti ajang itu haruslah seorang perempuan. Oleh karena itulah dirinya memberanikan diri untuk mendaftar, dan terpilih, sembari berkata, "Saya tidak ingin menjadi seorang gadis, saya hanya ingin menjadi diriku sendiri."
Pesta Yang Tertunda
Kita semua tahu bukan bahwa acara pesta dansa prom night merupakan ajang yang diselenggarakan bagi para remaja SMA di berbagai sekolah. Namun, satu kisah menakjubkan datang dari seorang pria tua yang memutuskan untuk menghadiri prom night bukan sebagai kepala sekolah, melainkan sebagai tamu yang datang. Adalah Kenneth Smith, seorang pria tua berusia 84 tahun itulah yang baru saja menghadiri pesta dansa yang diselenggarakan oleh Sma Chester.
Smith terlihat sangat tampan dengan menggunakan tuksedo hitam dan ditemani sang istri yang kala itu menggunakan sebuah gaun cantik. Semua ini berawal ketika Smith tak dapat mendatangi pesta dansa di kala ia menduduki bangku SMA akibat suatu hal. Smith direkrut menjadi dinas militer pada tahun 1943, sebelum ia bisa menyelesaikan sekolah tinggi dan tak sempat mengikuti prom night. Oleh karena itu, kemudia beberapa anggota pesta dansa SMA tersebut menyusun rencana untuk mengundang Smith. Hal inilah yang kemudian membawa Smith dan istri pada pesta dansa dan membuat keduanya bahagia sekaligus berdansa dan menghabiskan waktu bersama para remaja lainnya.
Advertisement
Gadis Down Syndrome
Untuk yang satu ini, bisa dipastikan bahwa kisah ini merupakan satu kisah pesta dansa yang paling mengharukan. Terbukti dari banyaknya riuh dan tangis penonton yang kala itu dapat secara langsung menyaksikan kejadian ini. Yah, jika pada umumnya seorang ratu dansa dalam sebuah prom night dipilih karena memiliki latar belakang sebagai ketua kelas maupun anggota tim cheerleaders, maka untuk yang satu ini jelas berbeda. Karena memiliki hati yang baik dan sangat ramah, seorang gadis remaja down syndrome dinobatkan sebagai ratu dansa malam itu.
Salah satu sekolah tinggi Texas ini telah membuat ratusan penonton meneteskan air mata saat gadis luar biasa itu dinobatkan. Adalah Kristin Pass, remaja 18 tahun inilah yang berhasil mendapatkan gelar ratu dansa dengan tepuk tangan yang sangat meriah. Bahkan, kerumunan di stadion sepak bola SMA Aledo meledak sekaligus memberinya standing ovation ketika mahkota sang putri telah diletakkan di atas kepala Kristin. Hal ini tentu saja menjadi kenangan yang tak akan pernah terlupakan baik bagi Kristin, maupun siapapun yang pernah melihat kejadian ini.
Loh? Pesta Dibatalkan
Bisakah Anda membayangkan jika pesta dansa yang telah ditunggu-tunggu akan dibatalkan akibat suatu hal. Itulah yang sedang terjadi pada salah satu sekolah tinggi yang terletak di Missisipi. Namun, bukan hanya itu yang telah mengejutkan banyak murid si sekolah tersebut. Akan tetapi alasan di balik pembatalan diadakannya ajang pesta dansa atau prom night lah yang membuat banyak pihak terkejut sekaligus memprotes.
Seorang dewan sekolah Mississippi membatalkan pesta dansa berawal ketika seorang gadis remaja mendatanginya dan memohon sesuatu. Gadis tersebut meminta untuk diijinkan membawa kekasih sesama jenisnya untuk dijadikan teman kencannya dalam ajang tersebut. Tentu saja hal ini lantas ditolak mentah-mentah oleh pihak sekolah. Tak berhenti di situ, gadis bergaya maskulin itu bahkan mengatakan bahwa dirinya akan mengenakan tuksedo atau jas layaknya seorang pria yang datang pada acara dansa. Karena terkesan sangat memaksa dan nekat, hal inilah yang kemudian membuat pihak sekolah mengurungkan niat mereka dalam mengadakan prom night.
Advertisement
Tewas Sebelum Pesta
Di balik kisah unik sekaligus mengharukan seputar pesta dansa, ternyata terselip satu kisah tragis yang datang dari salah satu gadis. Gadis tersebut merupakan seorang murid di salah satu sekolah yang juga menerapkan prom night sebagai pesta dansa yangrutin dilakuakn tiap tahunnya. Namun nampaknya berbeda dengan sekolah-sekaloh lainnya, sekolah ini memberi aturan bagi mereka yang khadirannya kurang maka tak diijinkan untuk hadir. Hal inilah yang kemudian menjadi misteri hingga kini.
Orang tua dari gadis berusia 15 tahun ini tiba-tiba mendatangi pihak sekoalh yang dianggap sebagai penyebab kematian putrinya, Megan. Yah, Megan ditemukan tewas dalam kamar mandi dua bulan sebelum akan dilangsukannnya pesta dansa tersebut. Di sekitar Megan telah ditemukan sebuah surat yang mengatakan bahwa Megan tak dapat mengikuti pesat dansa kaibta jumlah kehadiran Megan kurang dari 92 persen, jumlah yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Orang tua Megan pun lantas memperotes dan menyatakan bahwa pihak sekolah merupakan satu-satunya yang harus bertanggung jawab atas kematian Megan. Namun, hingga saat ini masih belum dipastikan apa yang dilakukan Megan sehingga menyebabkan nyawa gadis cantik itu melayang.