Kehidupan pernikahan dua insan manusia memang tidak selalu berjalan mulus dan lancar. Ada kalanya pernikahan dihiasi dengan kebahagiaan dan kasih sayang, namun ada juga masa ketika pernikahan dikelilingi oleh rasa egois dan ketidakpercayaan. Semua ini memang seharusnya menjadi bumbu-bumbu manis kehidupan dua insan yang saling mencintai. Mereka disatukan dalam janji suci pernikahan untuk selalu bersama dalam suka dan duka.
Sutinah dan Amang adalah pasangan suami istri yang sudah lama menikah. Mereka tinggal dan mencari penghidupan di Bekasi. Seperti pasangan lain yang menikah, kehidupan pernikahan mereka juga mengalami pasang surut. Akhir-akhir ini, Sutinah sering merasa bahwa perilaku suaminya telah berubah. Amang sudah tidak berlaku manis seperti dulu. Sutinah sering kali merasa tidak dihiraukan dan tidak diperhatikan seperti layaknya seorang pasangan.
Amang yang bekerja sebagai seorang supir angkot memang banyak menghabiskan waktu di jalan. Biasanya Sutinah dibolehkan ikut untuk menemaninya bekerja. Namun akhir-akhir ini Sutinah sering kali tidak dibolehkan ikut Amang bekerja. Dia sering diturunkan di tengah jalan dengan begitu saja oleh sang suami.
Advertisement
Kecurigaan yang semakin besar membuat Sutinah berpikir. Dia harus bertindak dan mencari tau ada apa sebenarnya dan mengapa suaminya berubah perilakunya. Suatu hari, Sutinah mengikuti Amang yang sedang bekerja sebagai supir angkot seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (11/10).
Sutinah mendapatkan sebuah kenyataan pahit ketika mengetahui suaminya mempunyai wanita lain. Suaminya kerap membawa serta selingkuhannya untuk bekerja seperti dulu yang ia lakukan kepadanya. Sedih, marah dan putus asa bercampur jadi satu, Sutinah pulang ke rumah dengan langkah goyah dan lunglai.
Ketika bertemu suaminya di rumah, Sutinah tidak dapat memendam amarah dan kekecewaannya. Dia merasa telah dikhianati dan di remehkan. Mereka berdua bertengkar dengan hebat hari itu. Wanita mana yang mau kasih sayang suaminya dibagi. Sutinah yang tidak dapat memendam amarahnya memukul suaminya hingga dia jatuh tersungkur.
Amarah menggelapkan hatinya. Dia tidak sadar telah membunuh suaminya. Pukulan Sutinah membuat Amang tidak berdaya dan meninggal saat itu juga. Memang terkadang kecemburuan dan sakit hati bisa membutakan hati kita. Perbuatan Sutinah saat ini harus dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berwajib.
Semua ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita agar kita tidak dibutakan oleh amarah. Setiap orang memang mempunyai kesalahan, namun apakah benar jika kita yang menghukum mereka? Bagaimana menurut pendapat Anda ladies?
(vem/sir)