Kasus pemerkosaan akhir-akhir ini memang kerap kali terjadi di sekitar kita. Sedih rasanya ketika mendengar ternyata wanita masih sering menjadi korban kejahatan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Korban perkosaan selain mengalami kekerasan fisik, dia juga akan mengalami trauma psikologis yang mungkin akan mempengaruhi kehidupannya di masa depan.
Banyak korban perkosaan yang hidupnya berubah, bahkan sifat dan pribadinya berubah karena hal ini. Para korban akan menjadi lebih sensitif terhadap berbagai hal. Jika pemerkosaan ini sudah masuk ke ranah hukum, maka pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak berwajib juga bisa saja menyakiti para korban ini. Lebih buruknya lagi efek pemeriksaan yang tidak tepat akan mengganggu kondisi psikologis korban.
Jika ada pertanyaan yang menyudutkan korban maka akan berpotensi menyakiti perasaan korban bukan malah membuatnya merasa lebih baik. Hal ini seperti dilansir oleh Merdeka.com (10/10). Seorang dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bernama Dokter Sofyan menjelaskan hal ini kepada para Hakim Agung di gedung Mahkamah Agung, Jakarta, pada hari Kamis (10/10).
Advertisement
Dokter Sofyan memberikan saran untuk tidak menanyakan hal di luar peristiwa pemerkosaan itu demi memberikan support kepada korban. Selain itu para pihak yang berwajib juga tidak boleh membuat kesimpulan yang bersifat spekulatif dan hanya dari hasil visum. Dia juga menjelaskan bahwa pemerkosaan mempunyai banyak unsur.
Unsur pemerkosaan tersebut antara lain, persetubuhan tanpa persetujuan dan pemaksaan. Pemaksaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu pertama dengan kekerasan, kedua dengan ancaman, dan yang ketiga dengan tipu daya. Semua itu bisa digunakan pihak berwajib untuk memeriksa kasus ini. Karena itu pemerkosaan tidak dapat dibuktikan hanya dengan hasil visum karena visum tidak bisa membuktikan unsur-unsur non fisik lainnya.
Korban pemerkosaan sudah cukup tersakiti dengan hilangnya kehormatan mereka sebagai wanita yang direnggut para penjahat. Proses pemeriksaan diharapkan tidak menambah efek buruk hal ini, malah seharusnya proses ini digunakan untuk memberikan korban rasa aman setelah apa yang ia rasakan. Bagaimana menurut Anda ladies, adakah yang bisa kita lakukan untuk membantu korban pemerkosaan?
(vem/sir)