Kisah yang dialami oleh Zaskia Gotik cukup menyentuh hati dan mengharukan. Di balik kasusnya terkait mantan tunangannya, Vicky Prasetyo terdapat problem yang juga pernah dialami sekian banyak wanita.
Batal menikah. Seperti petir yang datang di siang hari rasanya ketika mendengarkan rencana yang sudah disiapkan matang-matang malah hancur berantakan. Tak terbayang akhirnya akan menjadi begini, padahal semua sepertinya sudah dipersiapkan secara jauh-jauh hari.
Ke manakah cinta itu pergi ketika rencana pernikahan akhirnya digagalkan?
Advertisement
Masing-masing hatilah yang tahu akan hal tersebut. Dan pastinya setiap hati punya kisah yang berbeda satu sama lain soal alasan di balik batalnya pernikahan. Sebagian besar mengharukan, sebagian besar mematahkan hati.
Berikut adalah kumpulan beberapa pengakuan wanita yang pernah batal menikah kepada team Vemale. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi semua.
(vem/bee)Advertisement
Zaskia Gotik Tertipu, Janjimu Semanis Madu Tapi Ternyata Palsu
Zaskia Gotik, penyanyi dangdut dengan goyangan fenomenalnya itu kini tengah bersedih hati. Zaskia yang baru saja mengecap kebahagiaan karena bertunangan, harus menerima kenyataan pahit bahwa Vicky Prasetyo, laki-laki yang melamarnya itu ternyata tidak jujur kepadanya. Zaskia begitu kecewa, karena Vicky telah membujuk rayunya dengan janji-janji surga.
"Vicky merayuku, meyakinkanku bahwa dirinya masih sendiri. Selain itu, Vicky mengaku bahwa dia adalah seorang pebisnis sukses" ujar Zaskia dengan mata menerawang. Kepada Zaskia, Vicky mengaku sebagai sarjana dari sebuah universitas di Amerika Serikat. Vicky mengakui memiliki anak namun tidak menikah. "Awalnya Vicky bilang belum nikah, tapi dia punya anak. Katanya ke aku dia living together pas kuliah di Amerika, aku sangat terima dan ikhlas. Intinya dia sudah bertanggung jawab," ujarnya lagi.
Dimabuk cinta, Zaskia pun merajut asmara dengan Vicky. Tidak pernah terbesit di pikiran Zaskia untuk bertanya, bisnis apakah yang Vicky kerjakan atau di manakah anak Vicky sekarang berada. Setelah 5 bulan memadu cinta, Zaskia memutuskan untuk menerima pinangan Vicky. Pesta meriah dilangsungkan, mereka berdua bahkan mengaku sudah belajar untuk membangun rumah tangga dari hal yang paling sederhana.
"Iya, aku sama mas Vicky sudah belajar berkomitmen lah ya, aku panggil dia Pap, dia panggil aku Mam" ujar Zaskia di konferensi pers pesta pertunangannya, dengan wajah berseri bahagia. Vicky yang duduk di sampingnya lebih banyak diam dan tersenyum sembari sesekali menimpali. Janji-janji manis dan setinggi langit yang diucapkan Vicky pun seolah membius Zaskia. Penyanyi berusia 23 tahun ini mengatakan bahwa dirinya dijanjikan sebuah rumah oleh Vicky.
Rumah megah dan mewah itu dijanjikan Vicky untuk kado pernikahan. "Kamu kasih aku rumah kan ya Pap?" ujar Zaskia sambil melirik Vicky manja. Vicky hanya tersenyum sambil menimpali "iya nanti kita komunikasikan lagi." Merasa canggung, Zaskia menjelaskan bahwa mereka sudah memiliki rumah dan sedang direnovasi. Ternyata, rumah itu hanyalah janji belaka, dan tak pernah menjadi realita.
Istri dari Vicky Prasetyo, Rama Nuraini pada hari Rabu (4/9) muncul di hadapan media dan membawa bukti-bukti bahwa dirinya adalah istri sah dari Vicky. Rama menceritakan bagaimana sakit hati buah hatinya melihat ayahnya di televisi, mengaku masih sendiri. Buah hati Vicky sampai menangis dan pingsan melihat berita mengenai ayahnya.
Selain ternyata sudah beristri, Vicky juga memiliki banyak skandal dengan artis-artis dangdut lain. Mereka bahkan membeberkan foto-foto mesra mereka bersama Vicky. Zaskia semakin syok, namun dirinya bersyukur bahwa belum pernah melakukan hubungan intim dengan tunangannya yang kini sudah dibatalkan itu. "Sumpah aku belum pernah ngapa-ngapain sama Vicky. Aku bersyukur bahwa aku tidak menderita kerugian fisik apapun. Tapi hati ini masih sakit karena dibohongi banyak banget," ujar Zaskia lirih pada hari Kamis malam saat ditemui oleh media (5/9) di kantor Nagaswara, Jakarta.
Kini Zaskia berusaha mengobati luka hati dan kekecewaannya karena dibohongi dan termakan janji palsu. Vicky sendiri masih bungkam, dan tidak berusaha memberikan pernyataan ataupun sanggahan. Bahkan kabarnya, Vicky masih ingin menikahi Zaskia! Sungguh cinta bisa membuat seseorang melakukan sesuatu yang gila. Zaskia tidak lagi berharap, dan mengikhlaskan impiannya untuk bersanding dengan Vicky di pelaminan.
Dia Tinggalkan Aku Tanpa Kabar Dan Berita
Hari ini adalah hari pernikahanku dengan kekasihku, Mars (nama sengaja disamarkan). Bahagia? Tentu saja. Wanita mana yang tak bahagia dengan pernikahan ini. Setelah lama aku menunggu dan melewati banyak halangan terjal, ia akhirnya memilihku, bukan wanita yang dijodohkan oleh keluarganya.
Di situlah aku merasa bahwa memang ia adalah yang terakhir untukku. Bahwa ia memang memilihku untuk menjadi pasangan hidupnya. Terbukti Mars tidak main-main akan perasaan dan cintanya padaku. Maka kuiyakan saja ajakan menikahnya.
Dalam 2 minggu saja, aku harus jatuh bangun mempersiapkan pesta pernikahan itu sendiri. Demi orang yang paling kucintai.
Segala cara jalan pintas kutempuh, hingga aku tak memikirkan lagi berapa biaya yang harus dikeluarkan demi pernikahan ini. Rasanya memang tidak mudah mendapat semua yang murah kalau persiapannya dadakan.
Gedung, baju, makeup, makanan, florist, semua sudah kusiapkan dengan sempurna dibantu keluarga dan beberapa sahabatku. Dan pagi ini aku bangun dengan penuh semangat ingin segera menjalani prosesi pernikahanku.
Aku bersiap dan segera menjalani proses makeup, karena sebagai pengantin memang aku harus bangun pagi buta untuk satu hal ini.
"Sayang, aku lagi makeup nih. Kamu sudah bangun?" demikian bunyi SMSku pada Mars. Dan karena tak ada balasan dalam 15 menit, aku yakin bahwa ia masih menyimpan tenaga dan tidur. Yah wajar saja, ini masih jam 3 pagi, pria tidak akan bingung soal rias makeup dan bisa tidur lebih lama ketimbang kami para wanita.
Pukul 05.00
Aku tak tahan karena SMSku dibiarkan begitu saja tak terbalas. Akupun meneleponnya. Handphonenya mendadak mati. Aku yang cemas kemudian menghubungi salah satu sahabatku dan meminta tolong untuk mencari kabar soal Mars. Mungkin saja baterai handphonenya habis, dan ia belum bangun.
Aku sangat cemas dan tegang. Bagaimana kalau ia bangun kesiangan? Akan gawat kalau ia datang terlambat kan?
Pukul 07.00
Tak ada kabar dari Mars. Tak ada kabar pula dari sahabatku. Aku semakin cemas, karena satu jam lagi akad pernikahan akan digelar. Ke mana mereka ya?
Pukul 08.00
Semua keluarga sudah berkumpul, demikian juga dengan penghulu dan beberapa tamu yang hendak menjadi saksi. Mars belum juga datang.
Aku meneleponnya sekali lagi, tetapi nada itu menunjukkan bahwa ponselnya masih dalam keadaan mati. Aku mulai lemas dan berpikir yang tidak-tidak.
"Kita tunggu saja 15 menit lagi, mungkin masih terjebak macet," kata ayahku.
Aku mengangguk dan berusaha percaya apa yang dikatakan beliau. Ayahku memang selalu berusaha menenangkan dan membesarkan hatiku.
***
Hingga jarum jam menunjukkan pukul 09.30 Mars tak muncul di hadapanku. Tak ada kabar apapun darinya.
Pukul 10.00
"Ran, maaf, aku tak berhasil mendapatkan kabar darinya. Saat aku ke tempat kosnyapun ia sudah tak ada. Semua barang sudah dikemas. Ibu kos tak tahu kapan ia pergi dan ke mana," kata Radit sahabatku.
Sejak saat itu aku tahu, bahwa pernikahanku tak akan pernah terwujud. Persiapanku yang mati-matian itu sia-sia. Semua perjuanganku mempertahankan cinta di depan keluargaku dan keluarga Mars sia-sia.
Ia memilih meninggalkanku, tanpa kabar, tanpa berita, dan tanpa alasan apapun.
Advertisement
Ryan, Cinta Sejatiku
Namanya Ryan, kami bertemu di bangku SMA dan menjalin cinta sejak saat itu. Dulunya ia terkenal sebagai makhluk yang usil dan selalu mengganggu, tapi entah kenapa ia selalu baik padaku. Hingga akhirnya aku mempercayakan hatiku padanya.
Kalau kuhitung, sudah 7 tahun kami berpacaran, dan kami merencanakan sebuah pernikahan.
Kedua pihak keluarga sama-sama setuju, kami bahkan sudah sangat dekat dan seperti keluarga sendiri. Akhirnya semua persiapan pernikahanpun mulai kami pikirkan. Ini dan itu, banyak hal yang menyita waktu kami berdua.
Sekalipun sibuk, rasanya semua berjalan lancar. Seperti tak ada kendala yang berarti bagi kami. Mungkin itulah yang disebut dengan cinta sejati.
***
Tiba di hari pernikahanku, Ryan tak tampak bugar. Wajahnya agak pucat sekalipun ia berusaha menyembunyikan kondisinya di balik senyum itu.
Aku merasa ada yang tidak beres, sehingga setelah acara adat ini dan itu, aku meminta agar semua dipercepat. Kalau upacara pernikahan nanti selesai, aku ingin ada waktu istirahat sejenak.
10 menit menjelang upacara pernikahan, tiba-tiba Ryan pingsan di sebelahku. Tepat saat menggandeng tanganku. Kamipun panik dan segera melarikannya ke rumah sakit karena ia tak kunjung siuman.
Aku tak lagi dapat berpikir jernih, hingga kulempar heelsku dan kuangkat gaunku agar dapat berlari ke mobil ambulance.
Di sanalah, Ryan menatapku tanpa sepatah katapun. Air matanya menetes, tak sampai jatuh ke pangkuanku. Dan ia pergi untuk selama-lamanya tanpa kata berpisah.
Dokter mengatakan ada kelainan pada jantung Ryan. Sekalipun tak pernah menunjukkan gejala apapun, sakitnya sudah tergolong parah. Ryan tak pernah menceritakan hal ini pada siapapun. Ia pernah beberapa kali mengunjungi dokter, tetapi hanya disimpannya sendiri.
Terima kasih untuk beberapa waktu ini Ryan, kau akan selalu menjadi cinta sejatiku...
Kau Akan Tahu Kapan Waktunya Datang
Bicara soal pernikahan, aku tak tahu mengapa wanita seperti punya deadline yang memaksa agar tak menunda pernikahan. Sekalipun mungkin di hatinya belum ada yang pas dan klik, wanita nekat saja mau menikah.
Demi apa? demi gengsi, demi status, demi ah entahlah... Aku sendiri rasanya malu menceritakannya.
Namun, itulah yang memang kualami. Hanya karena teman-temanku sudah menikah, aku jadi semangat ingin ikutan menikah. Padahal toh aku belum menemukan sosok yang klik.
Kekasihku saat ini tak cukup membuatku yakin bahwa aku mencintainya. Aku hanya memberikan kesempatan untuknya dan diriku menjalin hubungan, mencicipi apa itu namanya pacaran. Dan aku malah pernah berpikir untuk putus saja darinya. Tapi nyatanya tak terjadi.
Suatu kali, ia melamarku seperti di film-film di depan teman-temanku. Tak ingin dia malu, aku menerima lamaran itu. Bodohnya, aku membiarkan ia merencanakan pernikahanku dengannya dan menyatakan keinginannya itu pada kedua pihak keluarga.
***
Sudah dua bulan lamanya kami mempersiapkan pernikahan yang tak benar-benar kuinginkan. Rasanya jadi tersiksa sekalipun teman-teman bilang ini menyenangkan. Aku tak pernah menikmati bagaimana memburu gaun pengantin, memilih catering dan menu makanan, aku malah semakin ragu-ragu dan yakin untuk mundur.
Dan hari itulah kuputuskan, kubulatkan hatiku mengungkapkan hal itu padanya.
"Aku rasa bukan kamu orangnya. Kita harus membatalkan pernikahan ini," kataku membuat ia sangat marah dan terluka.
Tanpa menemuiku dan keluargaku lagi, ia membatalkan pernikahan kami. Mungkin aku sedikit merasa bersalah, tetapi jauh di lubuk hatiku aku merasa lega setelah berani mengungkapkan bahwa aku belum siap, bahwa mungkin memang aku tidak mencintainya.
Kau akan tahu kapan waktu itu datang. Kapan kau akan dengan senang hati menyerahkan hidupmu pada seorang pria untuk dibawa ke dalam pernikahan. Kau akan tahu itu...
Advertisement
Aku Mencintai Dia di Saat Kau Mencintaiku
Berpacaran dengan seorang yang tampan dan menyayangimu adalah hal yang manis dan membahagiakan. Semua orang juga bilang bahwa aku adalah wanita yang sangat beruntung.
Aku percaya itu, dan aku memang bersyukur bisa memilikinya dalam hidupku. Akupun akhirnya setuju untuk bertunangan dengannya dan mempersiapkan pernikahan kami. 6 bulan, bukanlah waktu yang lama untuk menyiapkan semuanya, namun aku lakukan semua yang terbaik untuk itu.
Aku tahu, ia sangat sibuk dalam pekerjaannya, sehingga aku tak keberatan untuk bepergian sendiri demi mempersiapkan semuanya.
***
Hari itu, aku berpakaian santai dan sengaja mengosongkan semua jadwal untuk melihat beberapa lokasi gedung pernikahan. Di sanalah kemudian aku bertemu seorang pria, yang seketika membuat jantungku seperti berhenti berdetak, dan ingin kuucapkan "Yes, I Do." padanya.
Kami berkenalan, dan cepat akrab hanya dalam hitungan menit saja. Aku seperti sudah mengenalnya lama sehingga tak tampak ada kegugupan berbincang dengannya. Aku seperti terbius dan tak sadar apa yang aku lakukan. Sehingga kulupakan semua persiapan pernikahan itu.
Akupun kemudian mulai merencanakan pertemuan demi pertemuan dengannya. Aku sering menghilang dengan alasan sedang sibuk demi berdua dengannya.
***
"Sampai di mana persiapan pernikahan kita? sudah tinggal 3 bulan lho. Kamu sudah pilih gedungnya, sayang?" tanya tunanganku suatu hari.
"Hmmm... belum. Aku belum memutuskan mana yang akan kupakai nanti," jawabku datar.
Tentu saja ia merasakan perubahan sikapku. Dan pembicaraan kami mulai sering berubah menjadi pertengkaran, yang aku sadar itu adalah egoku.
Hingga satu bulan menjelang tanggal pernikahan, aku tak mempersiapkan apapun sesuai yang dimandatkan tunangan dan keluarga kepadaku. Aku malah sibuk menjalin asmara dengan pria yang baru kukenal itu, yang demi dirinya aku berani mengatakan bahwa aku mencintainya. Ya, aku mencintainya, dan aku tak bisa meneruskan hubunganku dengan tunanganku itu.
Akupun nekat melukai perasaan tunangan dan keluargaku dengan menjelaskan apa yang telah terjadi. Membuat semua orang bahkan seperti membenciku.
Tapi, semua ini kulakukan demi orang yang aku cinta. Entah itu salah atau benar di mata mereka. Aku hanya tak ingin menyesal di kemudian hari.