Apa arti merdeka untuk Anda, ladies? Apakah merdeka berarti bebas untuk menjalani kehidupan tanpa paksaan, atau yang lainnya? Bagi remaja yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di bangku sekolah, merdeka berarti bisa menuntut ilmu setinggi mungkin, dan bisa mengenyam pendidikan sebaik mungkin. Deden, remaja berusia 18 tahun ini memaknai merdeka dengan cara yang membuat kita terharu. Bagi Deden, merdeka adalah ketika dirinya bisa bersekolah dari hasil perjuangannya membanting tulang selama ini.
Sama seperti anak-anak lainnya, menjadi sarjana adalah impian agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih baik pula. Ada yang beruntung dengan dibiayai penuh oleh orang tua, ada yang harus bersusah payah terlebih dahulu, seperti Deden. Deden yang merupakan putra dari tukang ojek bentor (becak motor) ini tahu bahwa dirinya tidak bisa meminta biaya sekolah dari kedua orang tuanya. Deden tidak menyerah, dan terus bekerja keras.
"Kakak saya dulu sekolah SMA lalu tidak dilanjutkan karena tidak ada biaya. Saya tahu bahwa saya bisa saja bernasib sama, tapi saya ingin jadi sarjana" ucap Deden mengawali cerita perjuangannya. Deden sejak SMP sudah sekolah sembari bekerja dan menabung untuk biaya sekolah SMA. Sejak SMP, Deden sudah menjadi kuli cuci kereta dan cuci motor. Sepulang sekolah, Deden datang ke tempatnya bekerja hingga petang menjelang.
Advertisement
Deden mengumpulkan gajinya untuk biaya adiknya sekolah dan biayanya sendiri. Selepas SMP, Deden masuk ke salah satu SMA favorit. Tapi perjuangan Deden belum usai, Deden menyadari bahwa biaya kuliah mahal sekali. Deden kemudian mengikuti jejak sang ayah menarik Bentor. "Pulang sekolah saya narik Bentor, malamnya belajar. Saya ingin kuliah" ucap Deden lagi.
Walau Deden tidak seperti anak remaja lain yang mendapat fasilitas dari orang tua, remaja satu ini tidak kalah berprestasi. Deden beberapa kali menjadi juara olimpiade dan juara kelas. Deden yang tinggal di kawasan Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara ini akhirnya diterima di Universitas Sumatera Utara (USU) di fakultas Ekonomi. Sayang, rumah Deden begitu jauh dari Medan, tempat USU berada. Deden sudah bertekad bulat untuk kuliah, dirinya tidak mempermasalahkan bila harus tinggal di musala.
Tuhan maha baik, selalu memberikan pertolongan bagi hamba Nya yang tidak pernah lelah berusaha. Deden mendapat beasiswa dan bisa menyewa kamar kos serta membayar seluruh biaya kuliahnya. Kini Deden tidak harus mengojek Bentor dan menjadi kuli cuci motor. Deden bisa fokus kuliah, mengejar masa depan yang cerah.
Ladies, sikap optimis dan pantang menyerah seperti Deden seolah memberi cerminan kepada kita, sudahkah kita memperjuangkan hidup seperti Deden memperjuangkan cita-citanya? Selamat menempuh perguruan tinggi, Deden. Kisahmu menginspirasi agar pantang menyerah dan terus berusaha untuk meraih impian di depan mata.
BACA JUGA
Setelah Berjuang Keras, Akhirnya Aku Menemukanmu, Papa
Merdeka! Sebarkan Semangat 45, Kakek Ini Lari 12 Jam Nonstop
Model Cantik Yang Malang, Tak Boleh Menjadi Pejabat di Iran
Demi Suami, Kurelakan Ginjal Ini Untuk Bisa Terus Hidup Bersamanya
Cerita Cinta Sejati, Menempuh Ribuan Kilometer Untuk Menikah Dengan Kekasihnya Yang Lumpuh
Polisi Baik Hati Ini Mewujudkan Mimpi Bocah Laki-Laki Dengan Tumor Otak
(vem/sya)