Nama gadis ini adalah Rehtaeh Parsons (17 tahun), berasal dari Nova Scotia, Kanada. Namanya menjadi bahan pembicaraan di dunia internet karena kematiannya beberapa bulan lalu. Rehtaeh ditemukan gantung diri di dalam kamar pada tanggal 4 April 2013. Dia meninggal tiga hari kemudian setelah mengalami koma akibat upaya bunuh diri yang dilakukan. Setelah dua tahun mengalami penderitaan, bunuh diri menjadi keputusan yang diambil sang gadis.
Gantung Diri di Dalam Kamar
Ada alasan menyedihkan mengapa Rehtaeh mengakhiri hidup di usia yang sangat muda. Dua tahun lalu, saat usianya masih 15 tahun, Rehtaeh diperkosa oleh 4 remaja yang sedang mabuk. Yang menyedihkan, pelaku pemerkosaan mengambil foto Rehtaeh saat kejadian tersebut. Foto-foto itu kemudian disebar melalui internet, termasuk di sekolah Rehtaeh. Bisa Anda bayangkan bagaimana rasanya. Pemerkosaan adalah hal yang menyakitkan, apalagi foto-foto tersebar dan dilihat orang lain.
Advertisement
Tekanan besar dialami Rehtaeh setelah kejadian tersebut. Di usia yang masih sangat muda, dia harus menerima hujatan dari teman-temannya. Mereka menyebut Rehtaeh (maaf) pelacur dan wanita murahan. Bahkan Rehtaeh sering menerima pesan atau telepon tidak sopan yang mengajaknya berhubungan intim. Bisa Anda bayangkan bagaimana sakitnya penderitaan Rehtaeh, belum habis trauma setelah diperkosa, orang-orang di sekitarnya justru menyudutkan dirinya.
Kematian Rehtaeh Memicu Protes Dari Masyarakat
Sebagai pihak yang berduka, sangat sulit bagi keluarga Rehtaeh untuk menerima kenyataan bahwa putri mereka meninggal karena tragedi ini. Dilansir dari cbc.ca (15/08), Michael Parsons, paman Rehtaeh mengatakan bahwa dia tidak percaya dengan pihak kepolisian. Sebelum Rehtaeh, pihak kepolisian menyatakan bahwa pelaku pemerkosaan yang masih di bawah umur tidak bersalah dan penyebaran foto tidak masuk tindak pidana.
Banyak orang menyayangkan sistem hukum dalam kasus ini. Masyarakat mengatakan bahwa kematian Rehtaeh secara tidak langsung disebabkan oleh banyak pihak, para pelaku pemerkosaan, orang-orang yang menghina Rehtaeh, hakim, polisi dan sebagainya. Dengan banyaknya tuntutan agar kasus ini ditangani lebih serius, para pelaku pemerkosaan yang namanya tidak disebutkan ditangkap dan didakwa kasus pornografi anak.
Semoga kasus yang sama tidak terjadi kembali, baik kasus pemerkosaan dan kasus bullying (menghina dan menyudutkan korban). Semoga tidak ada lagi Rehtaeh lain yang harus mengakhiri hidup karena kurangnya perhatian pada korban pemerkosaan.
(vem/yel)