Suatu siang seorang ibu membawa pulang anaknya dari sekolah. Hari itu langit begitu cerah dan langit sangat biru. Maka, bertanyalah sang anak pada ibunya.
"Ma, apa warna langit?"
"Warnanya biru, Sayang," jawab sang ibu,
Advertisement
"Mengapa warnanya biru?" tanya lagi gadis kecil itu.
"Ya itu adalah warna yang penuh harapan," jawab sang ibu.
"Apa itu harapan?" tanya sang gadis kecil.
"Hmm.. Harapan itu sesuatu yang tak bisa kau lihat. Tapi bisa kau rasakan. Itu adalah hal yang kau inginkan."
Sang anak pun mengerti. "Oh, aku mengerti. Seperti aku berharap aku bisa berlari cepat. Aku berharap bisa melompat tinggi. Seperti aku berharap aku bisa berenang seperti ikan?"
Sang ibu pun mengangguk dan menjawab, "Mungkin saja."
Ibu itu kemudian bertanya pada anaknya sesampainya di halte. Ia bertanya apa yang telah dilakukan anaknya seharian di sekolah. Sang anak berkata bahwa ia menggambar tentang YOG. Ia bertanya apakah ibunya tahu tentang YOG. Sebelum ibunya sempat menjawab , maka anak tersebut menjelaskan.
"Kata Ibu Juwita, YOG adalah sebuah hari perayaan olahraga besar yang diselenggarakan di Singapura. Semua orang akan melihat kita."
"Lalu apa yang kau gambar?"
"Aku menggambar stadion dengan banyak orang di dalamnya," ujar gadis kecil itu seraya menunjukkan kertas gambarnya pada sang ibu. DI kertas itu tertuang gambar khas anak-anak yang masih berantakan namun penuh warna-warni.
"Ini cantik," kata sang ibu. "Apa kau menyukainya?" tanyanya.
Anak itu menjawab, "Ya, Bu Guru memberiku nilai A."
Saat sang ibu sedang mengamati gambar anaknya, tiba-tiba anak tersebut berkata, "Mama, aku ingin pergi ke Youth Olympic Games itu." Pertanyaan ini membuat sang ibu sedikit terhenyak.
"Tentu... Ibu akan membawamu ke sana, Tapi, apa yang ingin kau lakukan di sana?" tanya sang ibu.
"Seperti yang selalu kau ajarkan padaku. Aku tak bisa melihat, tapi aku bisa merasakan. Aku ingin berada di sana untuk merasakan semua harapan dan impian dari orang lain," jawabnya.
Mendengar jawaban tersebut, sang ibu langsung memeluk putrinya seraya berkata, "Tentu, aku akan membawamu ke sana."
Ladies, ini adalah percakapan antara seorang anak yang tak bisa melihat dengan ibunya. Lihatlah betapa dia sangat optimis dan antusias dalam kehidupan sekalipun ia tak bisa melihat. Ini bukan tentang kepolosan seorang anak kecil, melainkan tentang sebuah harapan.
Banyak orang yang ditimpa masalah, dengan cepat merasa putus asa dan kehilangan harapan. Namun tahukah Anda, harapan itu selalu ada dan menyertai Anda yang meyakininya. Harapan bukanlah sesuatu yang bisa Anda lihat sehingga ketika Anda tak melihatnya, lalu Anda merasa tak ada harapan. Rasakanlah harapan itu di dalam hati Anda.
Baca Juga
Kisah Nyata: Bocah Ini Meninggal Dua Hari Setelah Ia Menuliskan Kisah Kematiannya
Kisah Cinta Dua Insan Dengan Tubuh Tak Sempurna
Inspiring Video: Anda Lebih Cantik Dari Yang Anda Pikirkan
Ke Manapun Pergi, Pria Ini Selalu Membawa Putrinya Yang Lumpuh Otak
Apakah Anda Belajar Untuk Lulus Atau Belajar Untuk Kehidupan?
(vem/gil)