Fashion memang tidak pernah ada habisnya untuk dibahas. Ini memang karena fashion dekat dan dibutuhkan oleh setiap manusia ya, Ladies. Fashion kan memang berkaitan dengan apa yang kita pakai, gaya hidup dan hal-hal lain yang berkaitan dengan hidup kita. Walaupun kebanyakan orang mengartikan fashion adalah sebagai sesuatu yang selalu hanya berkaitan dengan pakaian, aksesoris dan gaya. Fashion is more than that.
Sebagai wanita, Anda pasti suka mengamati bermacam model dan brand yang ada di majalah, online maupun cetak, televisi atau di internet. Anda mungkin akan penasaran siapa sih yang mempunyai 'kepintaran' untuk memadukan item-item dari ujung kaki hingga kepala, siap juga yang ada di baliknya. Jika ini berbicara tentang majalah yang online atau pun cetak, tentu ini akan ada kaitannya dengan fashion editor. Ada salah satu editor fashion yang menarik perhatian Vemale, ia bernama Julia Sarr-Jamois.
Julia Sarr-Jamois adalah editor fashion untuk majalah Wonderland. Ia dikenal dengan perfect afro-nya. Selain meng'edit' fashion di majalahnya, ternyata gaya berpakaiannya juga unik lho, Ladies. Biasanya ia akrab dengan denim, item yang berwarna-warni dan aksesoris yang cantik. Dilansir oleh Vogue, ia juga mempunyai satu item Versace yang ia beli di Bali, lho Ladies.
Advertisement
Ia juga pernah menarik perhatian majalah fashion ternama di dunia, Vogue. Uhlala, kalau namanya sudah masuk ke dalam salah satu artikel di Vogue, tentu ia bukan orang yang sembarangan ya, Ladies. Saat ditanyai oleh Vogue, ia mengaku bahwa hampir semua item yang berbahan denim atau jeans ia dapatkan dari ibunya. Ibunya memang memiliki sebuah toko di bilangan Brixton yang menjual berbagai item dengan tema vintage.
Julia pernah menjadi model untuk brand ternama seperti Fred Perry dan Diesel, dilansir Vogue. Ia yang menyukai sportswear ini juga mengaku ingin sekali bekerja di Paris untuk beberapa waktu. Aslinya, ia tinggal di London.
Diakui kepada Vogue, ia juga sama seperti para profesional di bidang fashion yang memulai bakat fashionnya saat masih muda. Saat ia masih di bangku sekolah, ia selalu memutar otak untuk mengakali bagaimana seragam yang ia pakai tidak terlihat old-school. Biasanya ia akan memadukan dengan celana ketat bermotif atau mengenakan coat berwarna hitam, daripada warna abu-abu, warna yang biasa dipakai untuk ke sekolah.
Julia memang pemuja vintage. Untuk suasana yang casual, biasanya ia akan mengenakan sweatshirt, legging dan boots. Ia yang berdarah Senegal dan Perancis ini memang bisa kita jadikan sosok inspiratif karena walaupun ia sudah mendapatkan tempat di dunia fashion, namun ia tidak ingin berpuas diri dan berhenti di situ saja.
(vem/dyn)