Sebuah pernikahan akan berakhir bahagia atau tidak sebenarnya sudah bisa diketahui sejak awal. Hal ini telah dibuktikan oleh Dr. John Gottman yang telah melakukan penelitian sepanjang 40 tahun lamanya.
Di awal pernikahan, masing-masing pasangan memiliki harapan dan visi pernikahan yang idealis. Namun, saat melangkah masuk ke dalam pernikahan tersebut, seringkali hal-hal yang dihadapi tak seperti yang diharapkan. Ada kalanya masalah-masalah baru dan pelik membuat pasangan jadi ragu atau bahkan berpikir untuk menghindar.
Banyak pasangan yang mengaku bahwa pasangannya telah berubah semenjak masuk dalam ikatan pernikahan. Pada akhirnya, perceraian adalah jawaban yang dipilih oleh mereka.
Advertisement
Hasil dari penelitian selama 40 tahun mengatakan, ada setidaknya 5 tanda yang bisa diamati dalam hubungan. Tanda tersebut, seperti dilansir oleh yourtango, menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak akan berhasil.
Berkata-kata tajam dan kasar
Komunikasi bukan melulu soal berapa lama pasangan berbincang dan berbicara, tetapi bagaimana kualitas perbincangan tersebut. Apabila kedua pasangan atau salah satunya saja gemar menggunakan kata-kata tajam dan kasar, hal ini menjadi petunjuk pertama hubungan mereka tak akan bertahan lama.
Kebanyakan, dalam perbincangan mereka akan membawa mereka pada pertengkaran, rasa kecewa, sakit hati, dan pada akhirnya ingin berpisah karena sudah tak tahan lagi.
Berawal dari bully
Adanya penghinaan (bully), kritik berlebihan, pembelaan diri serta keras kepala yang dipertahankan terus menerus akan menyebabkan keretakan dalam hubungan. Pasangan tidak mendapatkan trust, kenyamanan, perlindungan, serta dukungan, sehingga perlahan mereka akan sadar bahwa mereka sudah tak sejalan lagi.
Emosional
Tak ada yang tahan menghadapi sosok yang temperamental. Seandainya adapun, ia akan mencapai titik kebosanan dan pada akhirnya mencari orang lain yang bisa mengerti dirinya. Di sinilah salah satu awal mula orang memilih untuk selingkuh.
Dari 100 orang, mungkin hanya ada 1 orang saja yang bertahan dan menutup mata melihat pasangan yang emosional. Selebihnya, akan memilih untuk meninggalkan atau berselingkuh.
Bahasa tubuh
Jarang bersentuhan dan menunjukkan afeksi lewat tindakan non verbal membuat pasangan semakin merasa jauh. Seperti tak ada kontak lagi yang membuat pasangan itu terhubung dan diikat.
Apalagi jika hanya untuk sekedar memberi pelukan saja ia sudah tak sempat. Pasangan ini akan merasa hambar dan kehilangan perasaan.
Ego yang berbicara
Setiap kali ada masalah, bukannya mencari jalan keluar untuk berdua malah berusaha membela dan menyelamatkan diri sendiri. Tindakan egois semacam ini tak akan membuat masalah cepat selesai, justru membuat jurang yang ada semakin lebar.
Apalagi jika berhadapan dengan pasangan yang keras kepala, yang tak bisa menerima masukan, hubungan mereka akan diliputi kecemasan dan pertikaian panjang. Yang buntutnya akan membuat mereka berkata "sudah tak cocok lagi."
Yang perlu diingat, saat memutuskan akan menikah tentunya semua dilakukan atas dasar cinta dan pemikiran yang panjang. Berhadapan dengan masalah seberat apapun, komitmen awal yang dibentuk adalah satu-satunya undang-undang yang harus tetap dipegang agar pernikahan jadi tidak berantakan.
Apabila Anda atau orang terdekat Anda sedang mengalami masalah dalam pernikahannya, ajak untuk mengingat kembali komitmen awal yang telah dibuat. Karena pernikahan itu bukan sekedar peran atau status, namun sesuatu yang dilakukan atas dasar cinta.
(vem/bee)