Jika Anda mengikuti kasus dugaan suap daging sapi impor yang melibatkan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, maka Anda pasti tahu seorang gadis cantik yang terlibat di dalamnya. Maharany Suciyono, mahasiswi Moestopo berusia 19 tahun ini mengaku mendapat uang Rp 10 juta sebagai tanda perkenalan. Pengakuan tersebut membuat masyarakat mengerutkan kening, baru kenalan kok sudah dapat uang yang banyak? Ada apa ini?
Dapat Nomor Telepon dan Uang Perkenalan
"Namanya manusia, saya tidak munafik, saya terima uang itu," ujar Maharany dalam jumpa pers di Hotel Nalendra, Jl Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa (5/2), dilansir dari Merdeka.com.
Advertisement
Berdasarkan cerita dari pihak Maharany, dia mendapat uang Rp 10 juta dari Ahmad Fathanah yang merupakan orang suruhan Luthfi. Awal perkenalan Maharany dan Ahmad terjadi di sebuah kafe di Senayan City, Jakarta. Saat itu Maharany sedang bersama teman-temannya. Saat akan ke toilet, seorang pelayan cafe dan memberi nomor telepon untuk menghubungi seorang pria bernama Ahmad Fathanah yang mengaku sebagai seorang pengusaha.
Maharany yang tidak mengenal Ahmad Fathanah merespon nomor telepon itu dengan mengirim SMS. Mereka akhirnya bertemu dan makan malam di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat. Di sana, Ahmad memberi uang sebesar Rp 10 juta. Maharany mengaku kaget menerima uang tersebut, tetapi Ahmad mengatakan bahwa itu adalah uang perkenalan. Tidak berapa lama, petugas KPK datang, sehingga nama Maharany terseret dalam kasus suap Luthfi Hasan Ishaaq.
Maharany (c) Merdeka.com
Membantah Menjadi Alat Gratifikasi Seks
Memberi uang Rp 10 juta sebagai tanda perkenalan adalah sesuatu yang ganjil, sudah pasti masyarakat bereaksi atas kejadian ini. Banyak orang menduga bahwa hal ini menjurus pada kasus praktik asusila. Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari bahkan mendesak agar Maharany diproses secara hukum kalau memang terbukti sebagai wanita panggilan. "Jerat saja delik asusila, berkaitan langsung dengan pelaku yang terlibat langsung dalam transaksi seks," ujarnya saat dihubungi wartawan, Jumat (1/2), dilansir Merdeka.com
Sementara itu, Maharany membantah bahwa dirinya menjadi alat gratifikasi seks. "Saya ingin meluruskan, saya ditangkap saat berada di kafe bukan di kamar," ujar Maharany saat memberi keterangan di Hotel Nalendra di Jl Kebon Nanas, Jakarta Timur.
Semoga saja kasus ini dapat segera selesai dan tidak ada lagi kasus suap ataupun kasus korupsi di negeri ini. Bagaimana tanggapan Anda pada kasus Maharany, ladies?
(vem/yel)