Kisah ini adalah sebuah legenda yang hingga sekarang masih diingat di negri China. Bahkan, di beberapa daerah, baju anak-anak kecil dihiasi dengan bordiran berbentuk anjing.
Hmm... ada apa dengan kisah anjing di sana? Berikut kami ceritakan ulang seperti yang pernah kami dengar.
Dahulu kala, hiduplah dua bersaudara yang sudah yatim piatu. Kedua bersaudara itu hidup sangat rukun dan saling menyayangi. Usianya berbeda cukup jauh, 6 tahun. Tetapi, mereka seperti sahabat yang selalu pergi ke mana-mana berdua. Suatu hari, berbarengan mereka jatuh cinta pada wanita pilihan hati masing-masing. Merekapun memutuskan menikahi gadis pilihan hatinya.
Advertisement
Si sulung memang tidak seberuntung adiknya yang dikaruniai istri cantik, namun istrinya sangat rajin dan gemar membantu suaminya. Alhasil, mereka berdua cepat menjadi kaya dan sangat dermawan. Si adik tetap bersyukur dan sangat mengagumi kakaknya, namun istrinya memiliki hati yang buruk, tidak seperti parasnya.
Beberapa tahun berlalu, si adik sudah dikaruniai dua anak yang lucu. Karena si sulung tak kunjung dikaruniai putra, ia bermaksud mengadopsi keponakannya sendiri, namun adik iparnya menolak.
Hingga suatu hari, si adik jatuh sakit dan meninggal. Si sulung berjanji akan menjaga adik ipar dan keponakannya. Kepada iparnya, ia berkata, "berikanlah satu anakmu untuk kuurus, akan kurawat dan kucintai ia seperti anakku sendiri," katanya. Namun, permintaan itu ditolaknya.
***
Di usianya yang menginjak 40 tahun, pada akhirnya istri si sulung hamil. Mereka sangat gembira dan bersemangat.
Sampai di hari kelahiran anaknya, si sulung harus menemui koleganya di ibukota. Tak tega meninggalkan istrinya sendirian, ia mengutus adik iparnya untuk menemani agar ia tenang di perjalanan.
Tengah malam, istri si sulung merasa kesakitan luar biasa, tampaknya ia hendak melahirkan. Di usianya yang sudah paruh baya, ia harus berjuang keras melawan sakit dan lemah. Timbul niat buruk adik iparnya. Tanpa sepengetahuan istri si sulung, bayi yang dilahirkan ditukar dengan bayi seekor anjing.
Sedih luar biasa hati istri si sulung. Ia berlutut dan menyembah, berdoa mohon ampun kepada Tuhan karena kesalahan yang mungkin telah dilakukannya.
Iapun termenung sambil menggendong anak anjing itu menunggu suaminya pulang.
***
Dengan hati riang, si sulung terburu-buru hendak menemui istrinya. Namun, sayangnya, saat ia menjumpai istrinya, ia menemukan seekor bayi anjing di pelukan istrinya. Ia marah besar, kecewa, menangis.
Tak berapa lama, seekor anjing hitam datang ke kediamannya. Anjing itu mendekat, mengendus dan mencakar-cakar kakinya, bermaksud agar si sulung mengikutinya.
Dengan hati bertanya-tanya, si sulung akhirnya pergi mengikuti anjing tersebut sampai ke padang. Di sisi hutan, di bawah pohon yang batangnya dijadikan perlindungan, di sana terbaring seorang bayi manusia dan dua anak anjing, sama seperti yang di pelukan istrinya.
Si sulungpun mengangguk mengerti, ia membawa pulang bayi dan anjing serta anak-anaknya ke rumah. Mengabarkan kebenaran pada istri, dan tetangga-tetangganya.
Iapun akhirnya melaporkan adik iparnya ke pengadilan untuk diadili.
Sejak hari itu, si anjing hitam diberi kemakmuran oleh si sulung, tuan barunya. Iapun menjadi anjing yang dihargai dan dihormati atas budi baiknya.
(vem/yel)