"Lengan saya boleh dipotong untuk putri kecilku jika itu memang dibutuhkan. Saya tidak berpikir dua kali saat harus mendonorkan hatiku untuk dia,"
Itulah yang dikatakan Charlotte Rogers, seorang ibu yang memiliki balita dengan kelainan langka di bagian hatinya. Kisah ini menjadi inspirasi, sekaligus fakta bahwa cinta ibu tidak akan tergantikan oleh apapun. Demi buah hati, seorang ibu bahkan rela memberikan nyawanya.
Putriku Memiliki Kelainan Hati
Advertisement
Setiap orang tua pasti ingin buah hatinya sehat dan bahagia. Demikian halnya dengan tuan dan nyonya Rogers dari kota Betley, Staffordshire. Mereka memiliki buah hati perempuan bernama Imogen yang didiagnosis mengalami kondisi atresia bilier. Kelainan ini sangat langka, Imogen lahir tanpa saluran empedu. Kondisi tersebut menyebabkan sang bayi tidak bisa mencerna lemak dalam makanan yang dikonsumsi, sehingga hatinya menjadi sangat tegang dalam kondisi mengkhawatirkan dan dapat berisiko kematian.
Imogen setelah operasi pada tanggal 5 September dan setelah pemulihan (c) dailymail.co.uk
Bayi kecil ini mendapat diagnosis setahun yang lalu, tepatnya menjelang Natal. Saat itu Imogen baru dilahirkan, tubuhnya berwarna kuning dan tidak bisa hilang. Bayi kecil itu harus menjalani beberapa pemeriksaan tes darah dan menjalani operasi. Keluarga kecil ini terpaksa merayakan Natal di bangsal rumah sakit. Bagi sang ibu, menyadari buah hati kecilnya harus berhadapan dengan pisau bedah menjadi momen yang sangat menakutkan. Operasi yang telah berjalan tiga jam gagal, Imogen tetap dalam kondisi sakit.
Nyawaku Akan Kuberi Untuk Kesembuhan Putriku
Kondisi Imogen yang belum membaik membuat tuan dan nyonya Rogers mempelajari berbagai kemungkinan medis, termasuk donor hati. Donor organ tubuh biasanya diambil dari seseorang yang baru meninggal, karena risikonya cukup besar. Tetapi tidak ada yang bisa menghentikan langkah nyonya Rogres untuk memberikan sebagian hatinya untuk sang buah hati. "Saat saya menemukan kesempatan yang masuk akal bagi kesembuhannya, termasuk transplantasi hati dari orang yang masih hidup, saya tidak memikirkan hal lain, saya harus memberikan hati saya untuk Imogen," ujarnya.
Keluarga kecil yang kini berbahagia (c) dailymail.co.uk
Rangkaian prosedur tes kesehatan yang panjang dilakukan untuk melakukan operasi transplantasi hati. Nyonya Rogres mengaku dia sangat takut dengan jarum, tetapi dia mampu menghadapi rangkaian tes sampel darah. Operasi ini dilakukan 5 September 2012, ketika usia Imogen mencapai 11 bulan. Keduanya menjalani operasi bersamaan, di rumah sakit yang berbeda selama sembilan jam.
Dalam masa pemulihan setelah operasi, perlu waktu 6 hari hingga nyonya Rogres bisa melihat putrinya kembali. Dia melihat perkembangan putrinya dari foto-foto yang diambil para petugas transplantasi. Yang menakjubkan, Imogen pulih lebih cepat daripada ibunya. Hal itu membuat nyonya Rogers semakin bersemangat untuk pulih.
Saat ini, mereka berdua telah pulih dan dalam kondisi sehat. Nyonya Rogers mengatakan bahwa dia memang lelah menjalani rangkaian tes kesehatan, tetapi saat menatap Imogen, semuanya lenyap dan selalu ada harapan untuk terus melangkah ke depan.
Tidak ada yang mengalahkan cinta seorang ibu untuk buah hatinya. Semoga kisah nyata ini membuat Anda tidak pernah lupa untuk berterima kasih dan semakin menyayangi ibu.
(vem/yel)