Jangan pernah meremehkan orang lain atau menghina mereka. Kisah kelinci yang sombong ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.
***
Pada zaman dahulu kala, hidup berbagai jenis hewan di sebuah hutan. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Ada seekor kelinci yang gesit, berlari sangat cepat dan cekatan, semua penghuni hutan mengakui kehebatan sang kelinci. Di sisi lain, hidup siput yang bergerak sangat lambat dan membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai ke tempat tujuan.
Advertisement
Sang kelinci yang gesit tertawa terbahak-bahak melihat siput yang lambat itu.
"Hei siput yang lambat, sudah berapa hari kamu masih bergerak di tempat yang sama? Hahaha.." ujar sang kelinci.
"Ya ampun siput, aku sudah lari ke sana kemari, kau masih di situ?" ejek kelinci di hari yang lain.
"Payah sekali kau siput malas tidak akan pernah menang lomba lari denganku," ujar kelinci kembali menghina. "Bagaimana kalau kita lomba lari?"
Tantangan itu dijawab dengan senyum sang siput, "Baiklah tuan kelinci yang pandai berlari, aku terima tantanganmu,"
Kelinci tertawa terbahak-bahak sampai menangis, dia tidak percaya bahwa siput mau menerima tantangan itu.
"Baiklah, juri dalam perlombaan nanti adalah Raja Hutan," ujar kelinci dengan nada sombong. "Aku pastikan bahwa aku yang akan memenangkan perlombaan nanti.
Keesokan harinya, lomba dimulai. Seluruh hewan di hutan sangat antusias menyaksikan lomba tersebut. Raja Hutan memberi aturan bahwa siapapun yang pertama kali sampai di bukit seberang hutan, dialah pemenangnya.
Sambil menepuk dada dengan bangga, kelinci memulai pertandingan. Dengan kecepatan yang gesit, dia berada di urutan pertama. Kemudian kelinci berpikir, siput kan sangat lambat, akhirnya sang kelinci bermalas-malasan dan tidur-tiduran sambil menunggu siput menyusulnya. Kelinci meremehkan siput.
Siput dengan segenap tenaga berjuang menyusul sang kelinci. Tidak butuh waktu terlalu lama hingga dia menyusul kelinci yang sedang bermalas-malasan. Kemudian kelinci berlari karena disusul siput, lalu saat sudah jauh, dia bermalas-malasan lagi. Begitu seterusnya.
Hingga pada akhirnya, mereka bertemu dengan sungai lebar yang sangat deras. Sang kelinci mulai panik, dia tidak mempersiapkan apapun untuk menyeberang. Jika nekat terjun ke sungai, dia akan terbawa arus deras dan mati. Di sisi lain, siput terbiasa melewati sungai deras melalui ranting kecil. Walaupun lambat siput berhasil menyeberang sungai dan mencapai bukit di seberang hutan.
Sang kelinci langsung lemas saat tahu bahwa siput memenangkan pertandingan. Mulai saat itu, sang kelinci tak lagi sombong karena dia sudah dikalahkan oleh siput yang sering dia hina.
***
Sahabat Vemale, sehebat apapun diri Anda, tak akan ada gunanya jika sering meremehkan dan menghina orang lain. Setiap orang punya kemampuan untuk saling membantu dan berguna untuk orang lain. Jadikan kelebihan dan kelemahan orang lain sebagai wadah untuk saling mengulurkan tangan.
Menghina dan meremehkan orang lain tidak membuat Anda jadi hebat. Menghina orang lain justru membuat Anda terlihat hina di mata orang lain.
(vem/yel)