Dalam workshop sehari bertajuk “Dari Wanita Untuk Wanita”, bekerjasama dengan Majalah Mahligai Belladonna Group, Anne Avantie membedah kreativitas dan proses penciptaan karya-karya fenomenal nya. Dalam acara yang berlangsung di Sahid Jaya Hotel (20/4) kemarin, Anne Avantie juga meluncurkan buku keempatnya bertajuk “Anne Avantie, Inspirasi, Karya dan Cinta”.
Dari Wanita Untuk Wanita dikemas dalam workshop Anne Avantie bersama Mahligai sebagai bagian buah manis emansipasi, bukan sebagai issue diskriminasi. Acara ini secara resmi dibuka langsung oleh Ibu Linda Amalia Sari Gumelar.
Dalam acara workshop ini Anne berbagi kiat-kiatnya sekaligus berbagi “rahasia” bagaimana seorang Anne yang tanpa dilatarbelakangi kemampuan untuk membuat sketsa busana yang canggih bahkan rumit, namun berani menuangkan ide-ide “liar” setelah melalui pencarian inspirasi, keuletan berkreasi, dan juga bagaimana ia kemudian berani menuangkan ide dalam sebuah karya memukau, meski tak sedikit mengundang kontroversi tentang pro dan kontra suatu kreasi kebaya.
Advertisement
“Keistimewaan: keistimewaan buku ini adalah saya menulisnya sendiri, saya sebenarnya penulis rohani, karena saya bisa menulis, saya punya cita-cita untuk bisa menulis buku saya sendiri, namun kali ini baru kesampaian,” ucap Anne kepada Vemale, ditemui dua hari sebelumnya (18/4) di hotel Dharmawangsa dalam peluncuran buku ketiganya Kolaborasi Kebaya Anne Avantie & Sanggul Kontemporer Andiyanto yang bercerita behind the scenepagelaran dua dasawarsa Anne Avantie Damai Negeriku.
“Menurutnya sekarang ini kesulitannya mengerucutkan piramid tulisan, maunya kemana, sendirian edit, nggak bisa laptop, nggak bisa komputer, jadi tulis tangan, perlembar ditulis, saya gulung-gulung, ada yang edit dan ngetik sendiri,” jelas Anne menjelaskan 6 bulan proses pembuatan buku tulisan pertamanya. Buku yang awalnya berjudul Anne Avantie Inspirasi & Kontroversi ini diedit dari sisi judul agar tidak terlihat menggunakan kata-kata yang dinilai kurang layak.
Bagian tersulit lainnya adalah semua ingin dia ungkapkan, bagaimana begitu merasa terberkati namun tidak ingin terlihat sombong, menceritakan prestasi yang ia raih, tanpa mengandung arogansi.
“Menyapa suara hati”, begitu yang ia lakukan dalam bukunya, sukses yang tidak diraih dengan mudah, jatuh bangun, bahkan pengalaman buruk ditumpahkan Anne di buku ini, termasuk saat karyanya dipertanyakan banyak orang. Meski begitu, ada banyak cinta juga ia tuangkan, ada banyak harapan serta prestasi yang tidak kalah membanggakannya selama 23 tahun Anne berkarya. Berbagi melalui buku, hal ini yang juga dilakukan Anne, dengan memberikan seluruh hasil penjualan buku-bukunya ini untuk kepentingan yayasan miliknya.
(vem/ana/yel)