Sukses

Lifestyle

Tahu Kapan Saat Untuk Berhenti

Vemale.com - Aku akan berhenti bekerja saat sudah menikah nanti. Itulah janjiku saat masih lajang dulu. Aku ingin menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, apalagi aku tahu suamiku butuh dukungan penuh dari istrinya dan menyukai kondisi rumah yang homy. Mana mungkin kami bisa mewujudkannya jika 10 jam dalam sehari aku berada di luar rumah.

Sesaat setelah kami menikah, kondisi pekerjaanku sedang baik-baiknya. Setelah lebih dari 2 tahun bekerja, jenjang karirku mulai terbuka dan aku mendapatkan kepercayaan untuk berbagai tugas. Aku ingat dulu pernah berniat untuk resignsetelah menikah, tapi di saat karir sedang menanjak begini? Hmm.. Tidak apa-apa, toh aku masih belum punya anak. Justru aku butuh aktivitas supaya tidak hanya menunggu suami pulang kerja.

Akhirnya tiba juga saat aku hamil. Di awal-awal periode kehamilan sempat terpikir ini adalah saat yang tepat untuk berhenti, tapi ternyata pekerjaan tidak mengganggu kehamilanku. Malah aku merasa sedikit tidak rela ketika akan cuti 3 bulan untuk melahirkan. Begitulah ketika cuti akan berakhir, kami mulai membicarakan tentang hal ini lagi, akankah aku berhenti bekerja?

Ibuku menawarkan diri untuk menjaga bayiku sementara aku membereskan urusan pekerjaan ini. Tapi setelah 3 tahun berlalu, aku masih belum berniat untuk berhenti bekerja. Semuanya baik-baik saja, anakku juga dirawat dengan baik dan sepulang kerja aku merasa meluangkan waktu cukup banyak dengan anakku.

Baiklah, semua sepertinya baik-baik saja. Masalahnya.. aku merasa ada yang mengganjal di sini. Aku sendiri dibesarkan dengan ibu yang selalu ada kapan pun aku membutuhkannya, rasanya tidak adil kini anakku hanya punya beberapa jam di malam hari untuk bersamaku. Ada juga rasa waswas, sampai kapan suamiku akan menoleransi hal ini karena sedari awal kami sudah bersepakat aku akan jadi ibu rumah tangga saja.

Semua baik-baik saja karena ada ibu dan suamiku yang berusaha membereskan semuanya, menyesuaikan dengan kesibukanku. Sepertinya masalahnya adalah aku tidak pernah tahu kapan saat untuk benar-benar berhenti. Keinginan untuk bekerja dan beraktivitas di luar rumah tidak bisa aku seimbangkan dengan mengurus keluarga.

Sedikit demi sedikit pikiran kualihkan untuk lebih peduli pada kehidupan rumah tangga, mengurus rumah, anak dan suami. Setelah resign, ternyata aku menemukan banyak hal yang juga menarik dan menantang. Ketika aku telah terbiasa dengan rutinitas rumah tangga, akhirnya aku juga melihat berbagai peluang usaha yang bisa kulakukan dari rumah.

Ya, status sebagai pegawai kantoran mungkin membanggakan wanita, dan membuat kita sulit untuk beranjak darinya demi mengurus rumah tangga yang katanya 'urusan wanita' itu. Tapi ketika kita tahu kapan saat yang tepat untuk berhenti, kepuasan dalam berkarir dan kebanggaan karena berhasil mengatur rumah tangga dengan baik akan ada di tangan kita.

(vem/miw)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading