Fimela.com, Jakarta Sebagian dari kita mungkin tak ada yang secara khusus mengucapkan selamat hari Ayah pada pria hebat yang pernah ada di hidup kita. Bukan karena tak ingin, hanya saja mungkin tak terbiasa. Meski begitu, doa-doa kita akan selalu menyertai kesehatan dan kebahagiaannya.
Seorang ayah adalah sosok yang paling penting bagi seorang anak, khususnya anak perempuan. Kita tumbuh dan dibesarkan oleh seorang ayah yang mungkin punya perangai yang berbeda dari sosok ayah yang lain. Ayah kita punya kepribadian dan karaternya sendiri. Caranya menunjukkan kasih sayang dan cintanya pada keluarga pun bisa sangat berbeda.
Ayah kita adalah orang yang paling berjasa. Darinya, kita belajar arti keberanian. Dari semua pengorbanannya, kita belajar arti ketegaran. Bahkan bahunya bisa lebih kuat dari tegarnya karang. Meski usianya sudah makin menua, tapi semangatnya untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga tak akan pernah padam.
Advertisement
Advertisement
“I believe that what we become depends on what our fathers teach us at odd moments, when they aren't trying to teach us. We are formed by little scraps of wisdom.” ― Umberto Eco, Foucault's Pendulum
Ayah kita selalu punya caranya sendiri dalam menunjukkan dan membuktikan cintanya pada keluarga. Meski tak banyak bicara, dia selalu menyertai kita. Baik dalam doa maupun dalam tepukan hangatnya di punggung kita.
Ayah memang bukan pahlawan super. Tapi dia selalu hadir di sisi kita untuk menguatkan kita di saa-saat terpuruk kita. Bahkan dia seringkali diam-diam melakukan sesuatu yang dengan mengorbankan banyak hal demi kebaikan dan kebahagiaan kita.
Hari Ayah mungkin hanya hadir setahun sekali. Ini bisa dijadikan momen untuk mengucapkan terima kasih padanya. Tapi kalaupun tidak, kita tetap bisa mendoakannya agar senantiasa dalam keadaan sehat dan bahagia. Setiap hari adalah istimewa. Setiap hari adalah anugerah karena kita dibesarkan oleh sosok ayah yang luar biasa.
“The heart of a father is the masterpiece of nature.” ― Prevost Abbe, Manon Lescaut
Kita semakin dewasa. Usia kita terus bertambah. Di saat yang bersamaan, ayah kita juga makin menua. Rambutnya mulai banyak yang beruban. Keriput di wajahnya terus bertambah. Bahkan mungkin cara berjalannya juga sudah tak lagi sama.
Selama ini mungkin kita masih belum bisa membalas semua kebaikannya. Kita belum bisa jadi seorang anak seperti yang diharapkan dan diinginkannya. Masih banyak kesalahan yang belum kita tebus untuk memperbaiki keadaan. Tapi kita akan selalu berusaha sebaik mungkin untuk bisa jadi sosok yang bisa dibanggakan.
Hari Ayah tak ubahnya jadi pengingat kita bahwa kita akan selalu punya sosok istimewa di hati kita. Kita akan selalu punya sosok yang akan terus memberi kekuatan dan keberanian menjalani hidup. Dia adalah ayah, pria paling hebat yang bahunya lebih kuat dari tegarnya karang. Yang senyumannya sudah bisa menghadirkan seisi dunia di hadapan kita dengan cara terindahnya.