Fimela.com, Jakarta Dita Soedarjo sedang asyik mengetik pesan di ponselnya sebelum memulai ngobrol bareng Fimela, di kantor Dana Indonesia, Jakarta, Rabu (24/10/2018). Ia mengirim ucapan terima kasih atas kejutan buket bunga yang dikirim sang tunangan Denny Sumargo pada paginya. So sweet, ya!
"Sebelumnya enggak pernah kirim bunga gini. Aku lagi tanya dalam rangka apa, hehehe," ujarnya tak bisa menyembunyikan rasa bahagia.
Mawar pink yang dikirim Denny Sumargo seolah mewakili perasaan pebisnis dan filantropis cantik yang terus berbunga-bunga. Bos es krim highend Haagen Dazs Indonesia ini pun semakin yakin jika sosok pria yang dipilih adalah jodohnya. Apa yang membuat yakin jika Denny adalah The One?
Advertisement
"Karena aku orangnya boring-an, dan Mas Denny enggak pernah bikin aku bosan," celetuk Dita Soedarjo sambil tersenyum.
Advertisement
Perbedaan bikin anti-bosan
Meski meyakini jika aktor dan mantan atlet basket itu sebagai jodohnya, putri pengusaha ternama di Indonesia, Soetikno Soedarjo dan Dian Muljadi ini justru kebingungan saat ditanya kesamaan yang dimiliki keduanya. Sebab, katanya jodoh itu cerminan diri, bukan?
"Justru aku enggak ada kesamaan dengan Mas Denny. Kami beda semua, itu yang bikin enggak bosan kali, ya," jawab Dita seraya tertawa.
Sepertinya segala formula, rumusan, dan hitung-hitungan soal cinta bukan menjadi barometer bagi mereka. Yang terpenting bagi bungsu dari tiga bersaudara ini, Denny yang usianya lebih tua 11 tahun mengubah hidupnya.
"Dia membuat hidupku berubah. Dia bikin aku enggak manja. Hebat dia," begitu pujian Dita bertubi-tubi untuk sang pujaan hati.
Â
Â
Rela lepas status saat kelak jadi istri
Selain berperan dalam hal super-personal, Denny Sumargo juga meng-influence perempuan 26 tahun ini dalam urusan bisnis. Terbaru, Densu membuat Dita mengambil terobosan untuk membuka kafe Haagen Dazs Indonesia di Makassar.
"Gara-gara dia, aku jadi buka kafe Haagen Dasz di Makassar. Awalnya dia ajak aku ke sana dan lihat tempatnya menghabiskan masa kecil. Semua ter-influence dari Denny," ujar Dita.
Meski terus membangun bisnis es krim sejak 2015, Dita selalu ingat pesan sang mama jika karier bukanlah segalanya. Ia selalu mendoktrin diri sendiri jika kelak berumah tangga, harus melepas semua status saat di rumah.
"Balik lagi ke influence mama, no matter di kantor posisi tinggi, di rumah harus buang titelnya. Istri berperan sebagai penolong dan pelayan, harus urus keluarga, suami, dan anak," ujarnya mantap.
Setuju, deh Dita sama kamu!