Fimela.com, Jakarta Hanya dijadikan pelarian. Tak pernah dijadikan prioritas utama. Hati perempuan mana yang tak sedih dan terluka diperlakukan seperti itu. Dijadikan pelarian bahkan rasanya lebih menyakitkan daripada patah hati.
Cuma kadang karena dengan alasan sudah telanjur sayang dan cinta, kita jadi "buta". Kita sudah merasa bahwa kita dijadikan pelarian, namun seringkali masih menyangkalnya. Kini saatnya untuk membuka mata. Kalau kita merasakan tanda-tanda ini, ada kemungkinan besar kita sedang dijadikan pelarian olehnya.
1. Baru menghubungi kalau ada maunya
Advertisement
Setiap kali dia menghubungimu, pasti ada saja maunya. Dia baru menghubungi kalau ada perlunya saja. Kalau tidak, dia bakal cuek. Bahkan seolah-olah tak pernah mengenalmu. Kalau ada pria yang seperti ini, mending kita bersikap lebih tegas. Segera ambil keputusan, mau mempertahankannya atau lebih baik melepaskannya.
2. Dia selalu bikin alasan tiap kali kita membutuhkannya
Ada saja alasan yang dibuatnya. Selalu saja dia berkilah bila kita benar-benar membutuhkannya. Dia tampak jelas ingin selalu menghindar darimu di saat seharusnya dia ada di sisimu. Baru kalau dia merasa bisa mendapatkan keuntungan darimu, dia baru mau mengulurkan tangannya. Duh, kesel banget ya kan?
Advertisement
Staying in a situation where you're unappreciated isn't called loyalty; It's called breaking your own heart.
3. Dia tak pernah mengenalkanmu ke orang-orang terdekatnya
Dia sengaja tak ingin kita masuk ke hidupnya. Karena kita ada hanya untuk dimanfaatkannya. Sehingga dia tak pernah keinginan ataupun niat untuk mengenalkan kita ke orang-orang terdekatnya. Bahkan dia cenderung membatasi "akses" kita ke teman, sahabat, keluarga, dan orang-orang terdekat lainnya karena dia memang tak serius menjalin hubungan ini.
4. Setiap janji yang dibuat diingkari sendiri
Dia yang bikin janji, dia sendiri yang tak menepati. Kata-katanya cuma manis di mulut tapi tindakannya tak pernah sesuai dengan yang dijanjikannya. Kita pun pasti akan dibuat sangat kesal bila menjalin hubungan seperti ini.
Masih mau bertahan dalam hubungan dengan dijadikan pelarian? Atau mencoba lebih tegas membuat keputusan terbaik, sekalipun harus berpisah? Semua kembali pada pertimbangan prioritas kita masing-masing, ya.