Fimela.com, Jakarta Isu limbah plastik yang semakin membahayakan lingkungan membuat orang semakin sadar akan bahaya tersebut. Itu sebabnya kini banyak orang mengurangi konsumsi plastik dalam kesehariannya. Gerai kopi Starbucks Indonesia pun juga sadar akan bahaya ini.
Sebagai produsen kopi, Starbucks pun fokus untuk tidak lagi menggunakan sedotan plastik dalam produknya. Untuk itu, Starbucks membuka sebuah gerai di Bali yang memiliki dampak positif bagi lingkungan. Gerai kopi Starbucks terbaru di Bali ini menggunakan material hijau dengan menggaungkan Starbucks Greener Nusantara.
"Sejak Starbucks mengumumkan komitmen globalnya bulan Juli lalu untuk tak lagi menggunakan sedotan plastik tahun 2020, kami ingin memastikan bahwa Starbucks Indonesia tidak statis dan bekerja keras dengan cepat untuk memastikan komitmen ini terrealisasi tepat waktu,” ungkap Anthony Cottan, Direktur Starbucks Indonesia.
Advertisement
Greener Nusantara dari gerai kopi Starbuckss ini merupakan langkah untuk menciptakan pendekatan strategis untuk mendukung pemerintah dan otoritas lokal. Sehingga semua orang akan sama-sama menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
Advertisement
Upaya mengurangi sampah plastik
Penggunaan sedotan plastik sekali pakai ini nantinya akan digantikan dengan sedotan berbahan dasar kertas yang aman digunakan. Kantong plastik pun akan diganti dengan kantong yang terbuat dari singkong. Kantung plastik dari singkong ini mudah terurai di tanah.
Sementara untuk sendok, garpu, dan pisau akan menggunakan bahan dari pati jagung sebagai sumber yang bisa diperbaharui, polyactic acid. Pengaduk kopi pun juga akan diganti dengan bahan kayu dan semua gelas plastik untuk minuman dingin akan diganti dengan gelas daur ulang dengan komponen yang berbahan recycled poly-ethylene terephthalate.
Starbucks Indonesia sebenarnya sudah mulai gerakan ramah lingkungan ini sejak 2002. Di mana ia mulai menggunakan tas kertasnya yang khas. Inisiatif inipun menjadi bagian dalam program 'Bring Your Own Tumbler' yang terus dilakukan setiap tanggal 22.
Program inipun mendorong semua orang untuk menggunakan lebih sedikit cangkir plastik dan kertas. Hasilnya cukup signifikan. Di mana terjadi pengurangan limbah plastik yang cukup drastis dengan penggunaan tumbler.
Bali menjadi pasar berikutnya yang akan dicoba untuk pemanfaatan 100 persen limbah daur ulang ampas kopi melalui program 'Grounds for Hope'. Program ini akan mengolah ampas kopi yang terbuang kemudian didaur ulang menjadi kompos. Program inipun berkolaborasi dengan Catalyze Communications dan Bali Compost Crafters.