Fimela.com, Jakarta Perkara vaksin measles rubella (MR) kembali menjadi perbincangan masyarakat. Pasalnya, vaksin buatan buatan Serum Institute of India (SII) ini dinyatakan mengandung babi.
BACA JUGA
Advertisement
Kandungan babi di dalam vaksin tersebut sebenarnya telah lama dibicarakan. Namun, sebelumnya belum ada pernyataan resmi mengenai kebenaran kandungan ini.
Lantaran berita dinyatakannya vaksin MR positif mengandung unsur babi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kemudian mengeluarkan fatwa mengenai hukum menggunakan vaksin MR ini.
Fatwa tersebut ternyata membolehkan (mubah) masyarakat Indonesia untuk menggunakan vaksin MR lantaran belum ditemukan vaksin MR yang halal tanpa menggunakan bahan yang diambil dari babi.
Sebenarnya, kenapa, sih, vaksin MR ini harus menggunakan bahan dari babi? Adakah vaksin lain yang juga menggunakan bahan yang nggak halal?
Advertisement
Kandungan Gelatin
Hampir setiap vaksin mengandung gelatin. Biasanya, dalam dunia kedokteran dan farmasi, gelatin juga sering dipakai sebagai bahan dasar kapsul. Nah, kalau yang ada di dalam, nggak sama dengan gelatin yang ini.
Dalam sebuah laporan berjudul Vaccines and Porcine Gelatine yang diterbitkat oleh Layanan Kesehatan Inggris (NHS), gelatin yang digunakan pada obat-obatan dan juga bahan dasar kapsul terbuat dari binatang, tepatnya dari kolagen hewan seperti ayam, ternak,babi dan ikan.
Procine Gelatine dalam Vaksin
Sementara, yang ada dalam vaksin adalah procine gelatine. Kurang lebih sama dengan gelatin di atas, namun procine gelatine terbuat dari kolagen babi.
Terus, kenapa vaksin MR harus pakai procine gelatine? NHS menulis dalam laporan tersebut, procine gelatine digunakan dalam vaksin sebagai pengatur keseimbangan. Agar vaksinemains aman dan masih efektif digunakan selama masa penyimpanan.
Advertisement
Kenapa Nggak Pakai Alat Penyeimbang Lain?
Sayangnya, sulit rasanya bagi para ilmuan dan pekerja di laboratorium untuk menggunakan alat penyeimbang lain. Pasalnya, untuk membuat vaksin MR dan vaksin-vaksin lainnya, para peneliti harus menjalani penelitian yang nggak sebentar. Juga melalui banyak uji coba. Biayanya pun nggak murah.
Untuk menggunakan alat penyeimbang lain, mereka harus mengambil risiko sewaktu-waktu vaksin yang sedang mereka teliti atau buat berubah tingkat keefektivitasannya. Untuk itu, mereka mau nggak mau harus menggunakan procine gelatine.