Fimela.com, Jakarta Susu kental manis kini sedang dibicarakan banyak orang. Lantaran beredarnya surat edaran dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) soal pelebelan dan iklan produk.
BACA JUGA
Advertisement
Pada surat edaran tersebut, tertulis kalau susu kental manis tak boleh diseduh dan dikonsumsi selayaknya susu. Banyak pertanyaan menganai hal ini dari masyarakat.
Padahal, selama ini susu kental manis sering disajikan seperti susu. Namun hal tersebut ternyata berbahaya. Pasalnya, susu kental manis ini berpotensi meningkatkan risiko obesitas.
Dilansir dari Liputan6, risiko diabetes ini disebabkan karena ada kandungan gula yang tinggi. Kalau dikonsumsi dengan cara yang salah, bisa mengganggu kesehatan tubuh, bahkan meningkatkan risiko penyakit dan gangguan kesehatan serius, seperti obesitas.
Hal tersebut disampaikan dokter Spesialis Gizi Klinis, Marya Haryono kepada Liputan6. Menurutnya, konsumsi rutin susu kental manis kurang pas karena mengandung banyak gula.
"Tapi kalau rutin diminum terus, otomatis asupan gizinya didominasi oleh gula. Kalau untuk orang dewasa kalau mungkin ini untuk asupan tambahan, risikonya termasuk obesitas," tambah Marya.
"Kalau ini untuk dipakai harian dan dianggap sebagai pengganti nutrisi, ini menjadi kurang pas. Karena dominasi gulanya. Padahal untuk anak kecil, kalau sudah dikasih sesuatu yang mengenyangkan contohnya dari SKM (susu kental manis), otomatis dia akan berisiko untuk kenyang dan itu membuat asupan gizi berikutnya jadi terganggu," katanya, seperti dikutip dari Liputan6.
Advertisement
Hanya sebagai Pelengkap
Karena alasan tersebut, susu kental manis tak bisa dikonsumsi selayaknya susu biasa. Selain itu, dr. Tirta Prawita MSc, Sp. GK dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia juga mengatakan kepada Liputan6, dibuat hanya sebagai pelengkap sajian.
Seperti es belewah, es buah, jus buah, atau juga makanan. Tirta juga menambahkan, jumlah susu kental manis yang dikonsumsi harus dibatasi.
Dia menyarankan untuk tidak lebih dari 1-4 sendok. Pembatasan tersebut bukan cuma berlaku untuk susu kental manis, tapi juga untuk gula keseluruhan.
"Itu sudah maksimal banget penggunaannya. Karena kandungan gula yang sangat banyak," kata Tirta.