Fimela.com, Jakarta Idul Fitri atau yang lebih sering disebut Hari Raya Lebaran sering kali dikatakan sebagai hari Kemenangan. Kemenangan bagi umat Islam yang berhasil menjalani puasa di bulan Ramadan selama sebulan penuh. Kemenangan melawan hawa nafsu yang bisa membatalkan ibadah puasa. Apakah kamu salah satu pemenang? Hmmm semoga.
BACA JUGA
Advertisement
Well, pada kenyataannya, Lebaran nggak hanya soal merayakan kemenangan karena keberhasilan, tapi juga merayakan kemenangan dengan sederet tradisi dan budaya yang ada pada masyarakat. Seperti dengan makanan dan baju baru, misalnya. Saya sendiri, sejak kecil, dibesarkan dengan tradisi tersebut. Dan mungkin kamu juga.
Dari sekian banyak tradisi, baju baru adalah hal yang mencolok dalam hari Lebaran. Jauh-jauh hari sebelum hari-H, orang-orang yang merayakan Lebaran berburu baju baru. Secara nggak langsung, momen ini juga dijadikan para retailer untuk membuat program big sale, yang terkadang membuat masyarakat malah berperilaku konsumtif.
Padahal, dari banyak sumber yang saya baca, dalam agama sendiri, baju baru bukanlah sebuah keharusan yang diperintahkan saat Idul Fitri tiba. Melainkan dianjurkan untuk memakai pakaian yang paling bagus dan pakaian yang terbaik. So, bukan berarti harus pakaian yang baru, bukan?
Eh, tapi waktu masih kecil, kalau dibellin, sih, saya pakai aja hehehe. Ya namanya juga baju baru. Siapa, sih, yang nggak senang dibeliin baju baru sama ibu? "Baju baru, alhamdulillah" kalau kata Dea Ananda.
Advertisement
Pergeseran Makna Belanja Baju Baru Saat Sudah Dewasa
Seiring berjalannya waktu dan kemampuan untuk menghasilakan pundi-pundi uang sendiri (ciyaaa), untuk urusan baju baru Lebaran, (alhamdulillah) saya sudah tidak mengandalkan pada orangtua. Meski demikian, anehnya, semakin saya beranjak dewasa, apalagi saat saya sudah bekerja, urusan baju baru bukan lagi sebuah hal krusial. Apa saya doang yang merasa demikian?
Sebab, nggak menjelang Lebaran pun, atau bisa dikatakan setiap bulannya, after payday, saya sering belanja pakaian. Mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Jadi, ketika Lebaran tiba, urgensi beli baju baru pun jadi nggak lagi jadi hal yang mendesak. Kalau pun saya beli baju baru jelang Lebaran, itu karena saya ingin dan termasuk dalam hal yang biasa saya lakukan. Hanya momennya saja yang pas.
Mungkin, yang membedakan belanja baju baru jelang Lebaran dan bulan biasa adalah baju muslim. Iya, baju dengan model menutup seluruh tubuh dengan potongan normal. Nggak kayak baju yang sering saya beli selama ini, yang kalau kata orang-orang bilang baju kurang bahan huhu.
Sedikit flashback ke zaman saat saya masih kecil, baju baru bukan hanya pertanda merayakan Hari Raya Lebaran. Nggak jarang baju baru menjadi sebuah gengsi tersendiri di kalangan bocah. At least di lingkungan teman rumah. "Eh kamu udah beli baju baru belum?", "udah, dong!". Yaelah. :))
Beda halnya ketika dewasa. Masih banyak hal yang lebih penting dari sekadar pakaian. Overall, saya benar-benar nggak begitu peduli dengan perkara baju baru Lebaran dan semakin relate dengan lagu Baju Baru dari Dea Ananda.
Baju baru Alhamdulillah
Tuk dipakai di hari raya
Tak punya pun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama
Salam,
Febriyani Frisca
Editor kanal Zodiac